7

10 0 0
                                    

Author pov

Masih dihari minggu

Adzana berjalan malas mengikuti Ayahnya.

Adzana dan Ayahnya sudah berada disebuah toko yang menjual pakaian laki-laki.

"Zaa.. ini cocok ga buat Ayah?" tanya Ayah Adzana sambil menaruh jaket bermotif macan di depan tubuhnya.

dengan muka asem Adzana mengalihkan pandangannya, seolah mengatakan jaket itu sama sekali tidak cocok untuk Ayahnya.

setelah menyusuri toko itu, Ayah Adzana menentukan pilihannya pada sweater rajut berwarna coklat.

"ini gimana Zaa??" tanya Ayah Adzana memastikan pilihannya.

Adzana hanya mengangguk.

"ok" Ayah Adzana mengambil 2 sweater dan membawa ke kasir.

sambil mengikuti Ayahnya Adzana bertanya "kok beli 2 yah? sama lagi warnanya?"

"yang satu kan buat kamu"

"ga ah! itu kan cocok buat orang tua"

"ssstt!! ini cuma sweater Zaa.. lagian kan biar couple"

"apaan sih yah!!"

"abis ini kamu boleh belanja apa aja terserah kamu"

Adzana menyipitkan matanya.

setelah membayar Ayah Adzana memberikan blackcard miliknya pada Adzana.

sukses membuat Adzana terbelalak lalu tersenyum kegirangan.

.
.
.
.
.
.
.

setelah lelah berbelanja Adzana dan Ayahnya bersantai di tempat ngopi di dalam mall.

"Ayah kenapa sih hari ini? tumben banget" tanya Adzana karena sikap Ayahnya tidak seperti biasanya.

"tumben gimana?"

"ya tumben ga kerja, tumben beli barang sendiri biasanya nyuruh asisten nya buat beli, yang lebih parahnya tumben kasih aku ini" ucap Adzana sambil mengangkat blackcard dari Ayahnya tadi.

"Ayah ga kerja karena hari libur, pengen beli barang ditemenin kamu dan ternyata ribet, kamu banyak ga sukanya.. terus ngasih itu karena Ayah selama ini kerja jarang ketemu kamu, ngelewatin moment yang harusnya Ayah lakuin sama kamu, jadi itu sejenis sogokan, Ayah minta maaf selama ini ga bisa selalu ada buat kamu"

"kenapa tiba-tiba ngerasa bersalah?? setelah selama ini?? kenapa Ayah baru sadar sekarang??"

"hmm.. kemaren tiba-tiba aja Ayah kepikiran waktu kamu pulang dianter sama cowok yang urakan itu.. Ayah ngerasa selama ini selalu pulang telat dan ga sempet ngobrol sama kamu, Ayah takut kamu macem-macem karena ga ada tempat buat kamu berbagi"

Adzana mengerutkan keningnya.
"emang Ayah kira aku bakal gimana??"

"yaa.. Ayah takut kamu ngerasa broken home jadi lari ke pergaulan bebas,. dulu Ayah ijinin kamu karate juga karena kamu bilang buat jaga diri kan?? Ayah ga tau kalo temen kamu ada yang kaya gitu"

"Ayah kok jadi jelek-jelekin Kak Trian sih??"

"kamu suka ya sama dia?"

"apaan sih yaahh.. Kak Trian itu senior aku, dan kita udah lama banget latihan karate sama-sama, ga mungkin lah suka-sukaan"

"beneran??"

"iyaaa"

"kalo sama Irham??"

"kenapa jadi Irham juga??"

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang