Part 30

627 60 9
                                    

(Perbedaan London dan Jakarta 7jam ya.)

London,11.20.

Dering telfon dari ponsel Harry terus berbunyi sampai si empunya terbangun dari tidurnya.

"Hallo," Jawab Harry tanpa melihat ID callernya.

"Harry kau dimana? Teman-temanmu sudah disini semua dan mereka sudah merekam bagian mereka. Sekarang tinggal dirimu saja yang belum. Kau dimana?" Ujar si penelfon yang ternyata adalah manager sekaligus bodyguard One direction, Paul.

Shit, pekik Harry dalam hati.

"I'm so sorry Paul, aku lupa. Aku masih dirumah. Aku akan segera kesana. Tell the boys I'm sorry. I'll be there in a mins." Harry pun dengan gerak cepat membasuh wajahnya dan memakai kaus bertuliskan guns and roses berwarna hitam dan celana jins panjang.

"Apologies accepted. Baik, cepatlah kesini. Jangan mengemudi terlalu cepat ya."

"Alright. See ya soon."

----

Harry Pov.

"Hey baby." Diperjalanan, aku memutuskan untuk menelfon Naya.

"Harrryyyy, ada apa?" Naya menjawab sedikit berlebihan. Well, bukan berarti aku tidak suka. Aku sangat suka.

"Tidak ada. Aku bilang aku akan menelfon kalau aku sudah bangun, right." Tanpa ada yang minta, aku mengunggingkan senyum ketika mendengar suara Naya.

"Kau sudah bangun?"

"Sudah dibangunkan lebih tepatnya."

"Dibangunkan siapa?"

"Jadi, aku lupa kalau hari ini ada rekaman, dan tadi Paul menelfonku sampai aku terbangun dan mengingatkanku. Kau sedang apa?"

"Aku sedang diluar. Jadi kau sekarang dimana?" Baru juga sampai, sudah jalan-jalan saja.

"Di luar? Aku sedang dijalan menuju studio."

"Heck, Harry, did you driving?" Jika aku jawab ya, maka dia akan mematikan telfonnya. Tapi jika aku berkata tidak dan berbohong, maka itu artinya aku menyia-nyiakan kepercayaannya. Haha, aku terdengar aneh sekali, itukan hanya kebohongan sepele.

"Ummmm, yes."

"I'm hanging up on you now. Call me later when you're not driving and busy."

"Wait!"

"What?" Tanyanya dengan nada sedikit jengkel. Typical my Naya.

"You haven't answer my question."

"Talk later, bye." Dengan kalimat terakhir itu, Naya mematikan sambungan.

Berani sekali.

Aku menggeleng kecil sambil tersenyum menatap jalan. Membayangkan bagaimana wajah Naya selama ditelfon tadi.

Pasti sangat cantik sekali, gumam Harry.

---

Jakarta,18.40.

"You haven't answer my question." Naya memutar matanya, walaupun dia tau Harry tidak bisa melihatnya.

"Talk later, bye." Naya menutup sambungan telfonnya tanpa menunggu persetujuan dari Harry.

It's for his own safety!

Kalian tau kan, kalau bermain ponsel sambil menyetir itu bisa berdampak yang sangat fatal untuk diri kita dan orang lain? Nah, kalau bisa jangan.

In Between (One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang