part 21

1.5K 105 10
                                        

Zayn mendaratkan bibirnya di bibirku!

Dengan cepat aku mendorong tubuh Zayn untuk menjauh dariku.

He can't be serious!

Bug!#$&

Harry melayangkan bogem mentah nya tepat di pipi kiri Zayn. Aku bisa melihatnya dengan jelas dan itu sedikit membuatku merinding.

Liam dengan menahan Harry agar tidak menghajar Zayn lagi, "WHAT THE FUCK ARE YOU THINKING YOU'RE DOING?!" Harry berteriak di tengah usaha Liam untuk mehanannya.

Semua orang di ruangan ini tercengang dengan reaksi Harry. Termasuk diriku. Aku tidak pernah melihat Harry semarah ini. Jika dia marah padaku, dia hanya mendiamkanku. Aku tidak pernah melihat Harry membentak siapapun.

El dan Dani seperti bingung harus melakukan apa, mereka hanya menenangkan Ally yang seperti menahan tangis nya, tapi dengan wajah kebingungan.

"You sick, man." Louis menggelengkan kepalanya.

"Sorry, I..." Zayn membuka suaranya.

"YOU WHAT?!" Sungguh aku tidak bisa melihat Harry seperti ini. Matanya sangat membunuh, rahang nya sangat keras dan pundak nya naik turun karena bernafas dengan kasar.

"I wasn't thinking," Zayn yang sedari tadi menundukkan wajahnya mulai mengangkat wajahnya dengan tegak, "When Niall dared me to kiss a beautiful girl in this room, only her face that popped in my head." Saat berkata her dia sedikit melirikku, tapi aku langsung membuang muka dengan cepat.

Harry semakin memberontak saat Zayn berkata seperti itu pada penjagaan Liam, Louis pun membantu Liam untuk menahan Harry.

"You just make it worse, Zayn." Niall berkata pelan -tapi cukup untuk di dengar- pada Zayn.

"WHAT ARE YOU GUYS DOING?" Harry membentak teman nya yang mehanan nya.

"Harry," Aku mendekati Harry.

"Don't you know that he deserve this? HE KISSED MY GIRLFRIEND! ON THE LIPS IN FRONT OF ME!" Walaupun Harry berbicara pada Liam dan Louis, tapi mata elang nya tidak lepas dari Zayn.

"Harry, sudah.." Aku berdiri di depan Harry memunggungi Zayn, dan Harry pun mengalihkan pandangan nya menjadi padaku.

"Kau membela nya juga? Oh, kau menikmatinya?" Harry tersenyum sinis padaku.

Aku bahkan tidak membalasnya! Ugh.

Aku berusaha untuk tidak balik marah pada Harry, seperti yang biasa aku lakukan. Karena aku pikir itu hanya akan membuat semua nya semakin buruk. Harry semakin kalap dan Zayn menjadi besar kepala. Dan aku tidak mau itu terjadi.

Aku menarik nafas dan memejamkan mata sebentar, agar lebih rileks, "Harry, please?" Aku memohon.

Harry diam. Tapi tetap menatapku dengan... Kali ini bukan tatapan tajam seperti tadi, Harry seperti ingin menangis atau seperti dia takut akan sesuatu. Tatapan nya mengiris hatiku.

"Um guys, maaf sebelum nya, tapi.. bisa kalian meninggalkan aku dan Harry?" Kataku dengan maksud mengusir.

Mereka semua mengangguk dan Liam melepaskan dirinya dari Harry dan menghampiri Dani.

"Naya, I-" Ucapan Zayn diputus, "Don't." Oleh Harry. Zayn pun bungkam.

Liam mengajak Zayn untuk pulang. Tapi aku tidak tau bagaimana mereka sekarang, karena posisiku masih menghadap Harry dan membelakangi mereka. Aku menatap Harry yang entah sekarang menatap kosong kearah tv yang tidak menyala.

Setelah mendengar suara pintu tertutup, aku berjalan menuju pintu utama untuk menguncinya. Dan saat aku kembali, posisi Harry masih sama. Tapi ada yang berbeda.. Kini ada air yang mengaliri pipi nya...

In Between (One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang