"Dimana Gea dan Zayn?" Tanyaku pada Harry yang sedang duduk sendiri sambil memainkan telfon genggam nya.
Jika kau bertanya, aku habis mengantar Darren sampai elevator.
"Kau bertanya padaku?" Sahut nya tetap tidak mengalihkan pandangan nya dari layar iPhone nya. Aku tidak tau apa yang sedang dia lakukan dengan barang yang sangat tipis itu.
"Tidak, aku bertanya pada google." Jawabku tepat saat aku mendudukan diriku disebelah Harry.
"What take you so long?" Harry melepaskan ponsel nya dari genggaman nya saat bertanya.
"Aku diantar siput kesini." Sahutku sarkastik. Awalnya aku ingin menjawabnya dengan candaan, tapi niatanku sirna setelah mendengar nada dari ucapan yang ia lontarkan.
Harry diam.
Kenapa sih dia sangat aneh hari ini?
"Kau kenapa sih, Haz. Dari awal datang kau sangat aneh. Kau beruntung hari ini moodku sedang bagus--"
"Apa yang membuat moodmu bagus? Karena Darren mengunjungimu? Karena kau bisa berduaan dengan Darren?" Harry memotong ucapanku dengan memerlihatkan wajah kesalnya.
Mengapa dia sangat suka memotong ucapanku sih?
Posisiku saat ini miring menghadap Harry dan Harrypun sama. Dia miring menghadapku.
"What the heck are you talking about! Harusnya aku yang saat ini marah karena ciuman itu." Aku berdiri. Harry mengikutiku berdiri.
"Mengapa kau harus marah, Naya? You're not my girlfriend. Stop act like one." He's snap.
Wth is going on here. Okay. Kau yang memulainya Harry.
"Mengapa kau harus marah juga pada Darren? You're not my boyfriend either. Stop act like one." Aku meninggikan suaraku. Aku meninggalkan Harry.
Aku pergi kekamarku. Aku melihat Zayn sedang tiduran sambil mengotak-atik handphone nya dikasurku dan Gea.
Di apartmentku hanya ada satu kamar. Aku dan Gea tidur bersama. Kita belum berfikiran untuk mencari apartment baru yang lebih besar, karena segini juga sudah lebih dari cukup.
By the way, aku tidak melihat Gea disana.
"Dimana Gea?" Tanyaku pada Zayn.
"Dia dikamar mandi. Dimana Harry?" Tanya dan jawab Zayn.
"I dont know." Aku menjawab Zayn sambil menyalakan komputerku. Aku tidak tau mau melakukan apa. Dari pada canggung hanya berdua dengan Zayn saja. Masa aku tiduran disebelahnya? Digorok Gea yang ada.
Mungkin aku akan bermain game saja. Seperti game di Facebook yang dimanai stylista. Ahh, aku merindukan permainan itu. Itu sangat seru! Kau coba saja sendiri.
Cklek..
Aku mendengar suara pintu kamarku terbuka.
Aku malas melihat. Karena aku tau, itu pasti Harry.
"Naya I'm sorry. I didnt mean it. I swear!" Aku mangacuhkan nya.
I'm not done with him, yet. Hanya saja aku kesal aku sedang tidak ingin berbicara dengan nya atau mulutku akan menyakitinya.
"Naya, speak! Say something!" I'm not going to, Haz.
"Nay, are you listening to me? Damn. Nay, I'm sorry, okay?" I heard frustration di nada suaranya. No, you better shut up and go home!
Shit! Harry memencet sebuah tombol dikomputerku dan itu membuat komputerku mati!
"What the ff--hell are you doing! I.. ugh!" I'm not going to slap him. No.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Between (One Direction)
FanfictionRead to find out:) [Dalam masa perbaikan. Tapi tetap bisa dibaca kok. Cuma sedikit agak lama update nya, hehe.]