part 16

1.9K 131 6
                                    

"Setelah kejadian kemarin, apa kau sudah bertemu dengan Zayn?" Tanyaku pada Harry dengan pandangan mata mengarah kesegala arah.

Aku dan Harry sedang berjalan disekitar sungai thames. Setelah sebelumnya Harry memarkirkan mobil nya disebuah mall dekat sini.

Setelah keluar dari mobil, Harry tidak pernah melepaskanku dari genggaman nya. Dia tetap menautkan jari-jari tangan kirinya dengan jari-jari tangan kananku.

"Belum. Itu baru kemarin dan.. kami masih libur, jadi belum bertemu. Memang ada apa?" Jawabnya sambil bertanya. Aku bisa melihat wajahnya melihat kearahku.

"Tidak. Aku hanya takut jika kalian tidak seperti sebelum nya setelah kejadian kemarin. Aku tidak mau hanya karena perempuan, band kalian bermasalah."

Apalagi kalau perempuan nya itu aku...

"Aku akan profesional. Kau tenang saja." Harry tersenyum padaku dan tentu saja aku membalasnya.

"So.. Kau berjanji untuk bercerita lebih banyak tentangmu. Since, you're my girlfriend, aku harus tau kau lebih dari sebelum nya" Harry berhenti tepat ditengah jembatan dan menyenderkan tubuhnya pada tembok jembatan.

"Apa yang ingin kau ketahui?" Tanyaku sambil berjalan kesamping nya dan mengedarkan pandanganku pada air yang ada tepat didepanku, oh atau lebih tepatnya dibawahku.

Harry membalikkan tubuhnya untuk menyamaiku.

"Everything."

"Namaku Naya Benoist, Aku orang Indonesia asli. Mamaku orang Manado, papaku orang Jakarta. Tha--" Aku berhenti bicara saat Harry menyela omonganku.

"Kalau itu aku sudah tau, I mean.. more private." Dia mengatakan nya dengan hati-hati.

I was just messing with him. Aku tau dia ingin mengenalku lebih dalam dan aku tau apa maksudnya itu. Aku hanya bercanda, you know. Maksudku, jangan terlalu serius. Kalau aku perhatikan, Harry masih sedikit kaku denganku. Seperti, dia masih takut aku marah jika dia mengatakan sesuatu yang mungkin akan membuatku tak suka.

"Seperti apa? Like, my size boobs?" Aku melingkarkan tanganku disekitar pinggang nya dan memasang senyum menggoda saat dia melihat kearahku. Awalnya dia terlihat kaget, namun tak lama senyumnya mengalahkanku.

Harry mendekatkan wajahnya dengan telingaku dan berbisik, "Aku sudah tau ukuran nya sejak kemarin." Oh, he plays around.

Kemarin. Ah iya kemarin. Aku ingat semuanya tentang kemarin.

Aku reflek memukul dadanya.

"Hey, kau yang membuat 'talk dirty' itu terjadi. Aku hanya mengikutimu, kau tau." Harry merangkul pundakku dan menarikku agar lebih dekat dengan nya. Dan seperti biasa, aku memutarkan kedua bola mataku.

"Alright, let's talk about me." Kita masih dengan posisi yang tadi, aku melingkarkan tanganku dipinggang Harry dan Harry merangkul pundakku. Kita benar-benar terlihat seperti pasangan, bukan?

"I'm still virgin." Ujarku setelah aku mendengar Harry berkata 'yes'

"Seriously?" Sahutnya dengan sedikit tidak menyangka.

"Iya. Apa aku terlihat seperti wanita yang pasti pernah melakukan itu?" Tanyaku dengan mengangkat satu alisku.

"Tidak juga, sih. Maksudku, kau di London, kau sudah 21 tahun dan saat kau disini kau sudah pernah mempunyai kekasih dan.. You're beautiful and hot as fuck." Apa itu terlalu aneh untuknya? Uh, aku agak terganggu saat dia mengatakan hot as fuck.

In Between (One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang