part 10

2.1K 114 3
                                    

*Naya POV*

"Ya, see you soon." Aku pun memutuskan panggilan itu dan langsung mengetik 'Harry Emma' pada kolom search yang tersedia ditwitter.

Aku memang sedang belajar. Tapi aku perlu melihatnya. Aku tau, aku hanya akan menyakiti hatiku sendiri. Tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak melakukan nya.

Aku melihat tweet directioner yang berkata 'Harry and Emma Ostily the girl in gotta be you music video seen kissing' beserta sebuah link foto. 

Ada dua foto, yang satu dekat mobil, tidak berciuman. Dan satu lagi dekat pintu, dan itu foto mereka berciuman.

Aku merasa mataku mulai memanas. Sial. Aku tidak akan menyia-nyiakan air mataku hanya karna ini, tau. Tidak.

Aku membuka mention ku yang jarang sekali aku lihat. Aku jarang sekali melihat mention, karena aku malas melihat fans fanatik One Direction memakiku dengan kata-kata yang tidak pantas. Aku tidak suka, aku bisa saja membalas memaki nya seperti 'bitch please, kasihan sekali hidupmu, mereka saja tidak tau kalau kau ada didunia ini.' Tapi tidak. Itu sangat jahat dan aku tidak sejahat itu. itu hanya akan memperburuk keadaan.

Tapi tidak semua membenci ku. Banyak juga yang mendukung hubunganku dengan harry, eh? Memang apa hubungan yang aku punya dengan Harry?

drrt.. drrt..

Darren McFadden calling..

Ada apa dia menelfonku? 

Kalau kau lupa, dia mantanku. Gea pernah bercerita sedikit, bukan? well, kalau kau tidak tau, artinya kau tidak mengikuti ceritaku dari awal.

"Hallo.." Aku berkata setelah aku mengangkat panggilan darinya.

"Hi. Naya, ini aku Darren." Katanya. Siapa bilang kau Einstein?

"Iya, diponselku juga tertulis begitu. Ada apa?" sahutku santai.

"Oh, aku kira kau sudah menghapus nomorku." Darren tertawa kecil. memang nya dia kira aku remaja labil yang langsung mengapus kontak dan memblock Twitter, Facebook mantan kekasih nya? No, aku tidak seperti itu.

"Ada apa Darren?" Aku tidak suka basa basi. Straight to the point saja tidak ada susah nya, kan.

"Umm, kau tau, aku juga dibimbing oleh Mr. Kennish untuk skripsi dan dia bilang aku masih kurang banyak bahan dan dia memintaku untuk bekerja sama denganmu. Apa aku boleh?" Sebenarnya kami mengakhiri hubungan kami bukan karena ada yang selingkuh atau konflik semacamnya. Hanya saja aku tidak tahan dengan nafsunya yang kadang berlebihan. Aku tidak mau mengecewakan orang tuaku. 

Aku bilang alasanku begitu dan dia mengerti. Dia baik hanya saja dia berjiwa Amerika, jadi selalu tidak bisa dikontrol.

"Oh, iya boleh. Kau datang ke tempatku saja. Mau kapan?" tanyaku.

"Kalau lusa bagaimana? Lusa artinya hari Sabtu. Besok kan Friday night dan aku ada acara." Sahutnya.

"Okay. Sebelum kau kesini, kabari aku dulu ya."

"Okay. Terimakasih, Naya. See you" Ucapnya sebelum memutuskan panggilan.

*1436 interactions*

Gila! Apa mereka semua waras? Banyak sekali. Melihat banyak nya angka itu saja aku seram.

Buka. Tidak. Buka. Tidak. Buka... Tidak, Tidak.

Sudahlah idgaf.

Akupun menutup tab mention lalu sign out twitter. Dan melanjutkan kegiatanku yang diganggu oleh 2 makhluk tuhan yang beruntung, karena bisa dekat denganku. Ok.

In Between (One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang