part 14

1.9K 104 12
                                    

"Naya, sudah hampir malam. aku pulang ya." Aku baru selesai mencuci piring kotor bekas kita makan tadi. Aku tidak sendiri karena Harry menemaniku didapur.

"Yasudah, pamit dulu sama Gea, ya."

Harrypun bangun dari duduknya dan menyamai langkahku yang selangkah lebih depan darinya.

---

*Harry POV*

"Gea, aku pulang dulu ya." Pamitku pada gea yang sedang merebahkan tubuhnya pasa sofa dekat tv.

Gea reflek mendudukan dirinya. "Oh iya, Harry hati-hati ya. Maafkan aku soal tadi. Aku harap kau tidak benci atau apapun padaku. I'm truly sorry about that." Aku melihat kegelisahan di wajahnya. Aku tau, dia pasti merasa tidak enak dan takut aku menjadi ilfil pada nya karena sudah menciumku sembarangan. Dia tidak tau saja bahwa aku menganggap itu bonus. Haha. Tidak, kok. Hanya bercanda. Jangan beritau Naya yang tidak-tidak, ya!

"It's okay, aku memaafkanmu." Aku menjawabnya sambil tersenyum. Dan Gea ikut tersenyum mendengar ucapanku lalu kembali membalikan tubuhnya untuk kembali memfokuskan diri pada televisi.

Aku mendekatkan wajahku pada wajah Naya, aku bermaksud untuk mencium nya. Tapi, dia melengoskan wajah nya dan mengarahkan matanya ke arah Gea seolah berkata 'ada Gea, tau. malu.'

Kenapa dia mesti malu? Apa dia tidak tau bahwa banyak gadis diluar sana yang akan sangat bangga jika bisa menciumku?

"Oh iya, ponselku tertinggal dikamar. Temani aku yuk, Nay." Aku menepuk pelan keningku. Lalu aku langsung menarik tangan Naya untuk mengikutiku.

Setelah sampai dikamarnya, aku mengunci pintu kamarnya dari dalam dan mendorong Naya pelan agar dia bisa bersandar pada pintu kamarnya, lalu aku menyentuh kedua pipinya.

"Kalau didepan tidak boleh, disini tidak apa-apa kan.." ujarku sebelum akhirnya bibirku merasakan bibir Naya. i kissed her softly and she kissed back me gently.

Awalnya aku hanya berpegangan pada pinggang nya. Namun perlahan tanganku bergerak keatas dan sekarang sudah berada di punggung Naya. Aku mengusapkan tanganku perlahan di punggungnya.

Dan tanpa kusadari, tangan nya sudah bermain dengan rambut keritingku yang ada dibelakang leherku. Dan itu membuatku sedikit tergelitik.

Setelah merasa kehabisan nafas, Naya melepaskan ciuman kami, tapi tetap mengalungkan tangan nya pada leherku.

"Jadi kau berbohong soal ponselmu?" Dia mengangkat satu alisnya saat bertanya.

Aku hanya menjawab dengan memamerkan gigi putihku.

"Perv." Dia memutarkan mata indahnya, seperti biasa.

---

*Naya POV*

"Jadi, kenapa?" Aku menghampiri Gea yang masih saja betah duduk disofa dekat tv.

"Lo boleh omel-omelin gue setelah gue selesai cerita ini tapi janji lo gak akan marah atau nyuekin gue." Gea berbicara sambil menatapku.

"Iya, gue janji." Aku berkata seperti itu sambil mengangguk-anggukkan kepalaku.

"Zayn jahat Nay, hari dimana kita balik ke London, he kissed Perrie and a few days before he kissed her, dia..." Gea menundukkan wajahnya saat dia menggantungkan kalimatnya.

"Dia kenapa? Nembak lo?" Tanyaku tak sabar.

Gea menggelengkan kepalanya perlahan.

"Terus kenapa?"

"Dia.. Mm, I.. I lose my virginity with him." Damn! Aku tidak salah dengar kan? Walaupun Gea mengatakan nya sangat pelan, tapi aku yakin pendengaranku masih baik.

Aku terkejut. Sangat sangat terkejut. Aku bingung harus berkata apa. Aku ingin memarahinya, tapi aku tidak tega.

"Lo gila ya Ge?" Aku mengatakan nya dengan penuh penekanan pada setiap kataku.

"Bukan cuma gila Nay, tapi gue juga bego." Sahutnya tetap menunduk.

"Gimana bisa? Kapan?"

"Pas kita udah 3 hari disana. Naya..." Gea terisak lalu memelukku. Aku mengusap punggung nya.

"Gue pengen balik ke Indonesia aja.. Gue nyesel nyamperin Zayn kesini, Naya. Zayn kenapa jahat banget Naya? Gue kira dia sama sekali ngga kayak gitu." Isakkan dan air mata Gea semakin bertambah. Aku bisa merasakan bahuku yang basah karena air matanya.

"Jangan gitu, sayang. Udah udah jangan nangis lagi. Nanti Zayn nya gue omelin deh." Gea tertawa kecil disela tangisnya.

"Gue jadi kayak anak lo Nay" Gea melepaskan pelukan nya lalu menghapus air matanya.

"Terus tadi lo berantem? Kok Zayn udah balik aja?"

"Enggak. Pas lo sama Harry masuk kamar, dia langsung keluar."

Aku hanya membulatkan mulutku.

"Gue mandi dulu ya Nay." Gea berjalan menuju kamar.

---

Sekarang aku sedang berada disebuah kedai kopi untuk menunggu seseorang.

Aku sendiri. tidak ditemani Gea maupun Harry. Kenapa? Karena aku memiliki urusan sendiri.

Aku sudah menghabiskan 1 gelas cappucino untuk menunggu orang ini. Mengapa dia tidak kunjung menampakkan batang hidung nya juga? Karena dia sibuk.

"Sorry, umm sudah lama?" Tanya orang yang aku tunggu sejak tadi tergesa-gesa sambil mendudukan dirinya dikursi yang ada didepanku. Jadi aku dan dia berhadapan saat ini.

"Well, cukup untuk memasak rendang kering kurasa." Sahutku sarkastik. Dan dia hanya tertawa kecil. hih, dia pikir lucu, gitu?

"So, ada apa?" Tanya nya to the point.

"Mengapa kau mencium Perrie saat kau sedang bersama Gea disana?" Wajahnya biasa saja saat aku bertanya. Mungkin dia sudah mengira-ngira apa yang akan aku lakukan atau katakan sampai memintanya bertemu dikedai hanya berdua saja.

"Saat itu aku sedang menjelaskan hubungan kami. Aku tidak mau ada yang menggantung. Lalu dia memintaku untuk memberinya last kiss. Dan aku fikir, kenapa tidak. Dulu aku sempat cukup dekat dengan nya." Saat dia berkata seperti itu, matanya berani menatapku balik. Berarti dia tidak berbohong? Tapi mengapa dia menganggap ini seolah masalah sepele? Dia terlihat tidak menghargai Gea maupun Perrie. Dia berbicara seolah dia bisa dapat perempuan manapun dengan hanya mengedipkan mata. Walaupun itu bisa dibilang benar, tapi tidak seharusnya dia seperti itu.

"Kalau kau tidak mau ada yang menggantung, mengapa kau melakukan nya pada Gea?" Tanyaku cepat. Kalau kau ingin tau, aku seperti penyidik saat ini.

"I was just about to make us official. But, what she did is kissing my band mate." Dia berkata seolah ini semua adalah bukan salah nya, sama sekali.

"Lalu mengapa kemarin kau malah langsung pergi? Kau laki-laki atau bukan? Kalian bisa membicarakan nya baik-baik." Dia menatap mataku intens.

"You know what?" Tanya nya mengalihkan topik pembicaraan.

"Apa?"

"Aku benci jika harus mengatakan ini. Dan mungkin akan membuatmu dan Gea bertengkar lagi. Tapi asal kau tau, aku menyukaimu lebih dulu, before Harry and Gea show up."

-----

Heheheh! Vote dan Comment yaaaaa!!!!<3

In Between (One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang