*Harry POV*
From: My Nay
Aku sudah bangun dan sudah membuat sarapan, tau.
Roses are red,
Violets are blue, this is bad, but I'd love toSudah 792813kali aku membaca ulang pesan singkat yang membuat wajahku tersipu seperti tomat mahal.
Oke lebay, mungkin hanya 15 kali saja kurang lebihnya.
Aku senang sekali dengan perubahan sikap Naya belakangan ini. Aku merasa Naya sudah mulai membuka hatinya untukku.
Aku selalu perhatikab caranya menatap mataku saat kami sedang berbicara, cantik.
Dan dia sesekali tersipu saat aku menggodanya
Berbeda sekali dengan yang lalu-lalu, yang biasanya malah memutar bola matanya dengan jengkel."Haz, apa kau sudah ke dokter?" Suara teman satu flatku menghancurkan masa depanku bersama naya yang sedang aku rencanakan diotakku.
"Untuk apa? Belum." Aku menjawab santai.
Apa aku harus cek pita suaraku? Seingatku, jadwalku kan masih minggu depan.
"Untuk mengecek kewarasanmu. Kau daritadi seperti orang gila saja senyum-senyum sendiri sambil menatap dinding langit." Sahutnya sambil menyalakan tv.
"Lou, Naya sudah baik padaku. Kau tau, kemarin dia membolehkan aku mencium nya. Dan dia juga sempat memciumku singkat, dibibir." Aku bercerita tanpa menjawab pertanyaan yang lebih tepatnya ledekan Louis tadi.
"Harry, kau bisa bercerita pada orang yang peduli." Ujarnya acuh. Sial sekali. Padahal dia adalah orang yang paling ingin tau soal perkembangan statusku dengan Naya, sial memang.
"I hate you. Don't ask me for food. Period."
Rasanya malas sekali untuk bangun dan beraktivitas.
Aku hanya ingin bertemu Naya lagi. Selagi moodnya bagus.Tapi kalu today salah kemarin dia bilang kalo dia akan pergi bersamaku Gea dan Hannah untuk girls day out. Yang artinya tidak ada boys didalam nya. Jadi aku tidak bisa dan tidak akan boleh ikut.
"Lou, apa Naya pernah bercerita tentang perasaan nya terhadapku padamu?" Louis memang paling dekat dengan Naya dibanding aku dan the boys.
Karena memang Louis lah yang lebih dulu kenal Naya dibanding aku.
"Mana aku tau? kau fikir aku buku diary nya? memang kenapa?" jawab louis tanpa mengalihkan pandangan nya dari tv.
"aku mau tau saja. perjuanganku selama ini tidak sia-sia kan?" louis membalikan tubuhnya menjadi menghadap kearahku.
louis terlihat berfikir, tak lama mulut nya berbuka lalu mengeluarkan suara. "aku akan dibunuhnya jika dia mendengarku berbicara seperti ini. tapi percaya padaku, tidak sama sekali. karena kadang aku melihat ada sedikit harapan darimu untuk nya. tidak jarang juga kalau dia bercerita tentangmu dia tersipu malu."
setelah berkata seperti itu louis membalikan tubuhnya seperti semula, menghadap tv.
aku tau, perjuanganku tidak akan sia-sia. aku benar-benar mencintai naya. aku tau dia galak. namun itu yang aku suka.
aku suka berhayal jika dia menjadi pacarku, she's the type of jealousy girlfriend. dia akan sangat bawel jika aku kenapa-kenapa. dia akan sangat galak jika aku berani macam-macam. dia akan menjadi sangat jutek jika tau partner kerjaku perempuan. dia akan sangat perhatian jika aku sakit. dia akan sangat marah jika aku membagi hatiku--atau tubuhku-- pada wanita lain. menurutku naya kekasih idaman. naya memang lebih sering terlihat galak. tapi aku yakin, dia punya hati yang sangat lembut dan penyayang.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Between (One Direction)
FanfictionRead to find out:) [Dalam masa perbaikan. Tapi tetap bisa dibaca kok. Cuma sedikit agak lama update nya, hehe.]