"Kau buat apa?" Harry melingkarkan tangan kirinya di pinggangku dan berdiri di sampingku.
Sehabis mandi dan mengeringkan rambut tadi, aku langsung menuju dapur untuk membuat sarapan. Dan selagi aku membuat sarapan, Harry bergantian mandi.
Walaupun di kamar lain dan di dekat dapur ada kamar mandi, tapi itu tetap tidak membuat Harry mandi lebih cepat.
Lagipula, kita tidak ada rencana untuk kemana-mana, jadi mungkin itu yang membuat Harry malas mandi terlalu pagi.
"Steak dan kentang tumbuk. Kau ini miskin atau malas sih? Kulkasmu hampir tidak ada isinya begitu." Ocehku
"Aku saja jarang makan dirumah. Paling kalau pulang hanya tinggal tidur." Jawabnya.
Aku mengabaikan ucapan nya dan mengangkat daging sapi yang sudah matang dan menaruh nya di dua piring yang sudah terisi kentang tumbuk.
Berinisiatif, Harry pun melepaskan tangan nya dan mengambil posisi duduk.
"Coffee or tea?" Tanyaku tepat saat aku menaruh piring di meja makan.
"Tea. Hangat ya." Aku mengangguk.
Aku pun membuat kan teh untukku dan Harry.
-----
"Kau tinggal disini saja. Mau tidak?" Kata Harry sambil mengunyah makanan nya.
Aku terkejut, tapi hanya dalam hati, tidak ku tunjukan. Apa lagi sampai tersedak, "Tidak mau. Kenapa kau tiba-tiba menawariku itu?" Aku bertanya santai.
"Seperti nya akan sangat menyenangkan memiliki seseorang yang menungguku pulang." Setelah menyuap suapan terakhirnya dan meminum air nya, Harry berkata seperti itu sambil menatapku.
Aku menatap nya balik dan memberhentikan aktifitasku sebelum akhirnya berkata, "Oh begitu." Dan melanjutkan lagi suapanku yang tinggal sedikit.
Harry menghela nafas jengkel. Aku terkekeh.
Setelah aku selesai dengan makananku, aku pun mengangkat kepalaku untuk mengambil gelas.
Harry sedang bermain dengan iPhone nya. Pantas saja dia tidak ada suara nya dan aku sama sekali tidak merasa di pandangi.
Aku pun menumpukkan peralatan makan yang aku dan Harry gunakan lalu mencuci nya.
Saat aku sedang mengelap tanganku dengan tissue, Harry berkata, "Are you trying to seduce me?" Dan dia menarikku ke pangkuan nya.
"Whaat?" Aku menautkan alisku, bingung. Jelas saja, perasaan aku tidak melakukan apapun yang berhubungan dengan merayu maupun memikat hati, deh.
"Kau membuatkan aku sarapan, membuatkan aku teh hangat dan memcuci bekas aku pakai tadi. Kau ingin cepat-cepat aku lamar ya?" Aku membulatkan mata.
"Apa sih," Aku memutarkan mataku, "Dulu saat aku menginap di apartment Darren, aku juga seperti ini."Aku menyeringai, Harry merubah ekspresi jail nya menjadi kesal.
Aku tertawa kecil lalu mengalungkan tanganku di leher nya, "I'm kidding, Harryyy." Aku berkata sambil tertawa.
Menggoda Harry soal kecemburuan nya itu diam-diam sudah menjadi hiburan tersendiri untukku.
"Not funny." Hentak nya sedikit.
"I'm sorry, okay? It's not a big deal."
"I know." Ujarnya.
Aku menetapkan posisiku dan Harry seperti ini. Tidak tau mengapa, tapi aku merasa nyaman. Dengan posisiku di pangkuan Harry menghadap ke samping dan mengalungkan tanganku di lehernya dan wajahnya yang lumayan dekat denganku.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Between (One Direction)
FanfikceRead to find out:) [Dalam masa perbaikan. Tapi tetap bisa dibaca kok. Cuma sedikit agak lama update nya, hehe.]