part 15

2.1K 119 12
                                        

Aku terkejut. Sangat terkejut saat mendengar ucapan nya.

Apa maksudnya? Mengapa dia berkata bahwa dia menyukaiku lebih dulu dari pada Harry? Bukankah dulu dia pernah bilang padaku bahwa dia masih mencintai Gea? Apa dia memakai cara lama nya untuk dekat dengan orang yang disukainya? Mengapa aku? Mengapa Gea lalu aku?

"Tidak lagi, Zayn. Apa maksudmu?" Aku bertanya dengan nada penuh dengan tanda tanya.

Dia mengalihkan pandangan nya kearah lain, tapi tidak lama setelahnya, pandangan nya kembali padaku

"Dulu, sebelum aku tau siapa kau yang sebenarnya, aku sering sekali melihatmu distarbucks Oxford street. Sendiri maupun dengan temanmu. Saat melihatmu pertama kali, aku merasa deja vu. Dan Karena itu, aku jadi sering memperhatikanmu, karena aku penasaran. Dan entah sejak kapan, aku mulai tertarik denganmu." Matanya tidak lepas dari mataku. Matanya menatapku lembut.

Aku mendengarkan nya dengan hati yang tak karuan. Aku takut sesuatu yang besar terjadi. Saat ini aku punya kekasih dan kekasihku adalah teman satu band nya. Itu sangat tidak bagus, bukan?

Zayn melanjutkan ucapan nya, setelah beberapa detik memberi jeda untuk menarik nafas singkat, "Aku suka melihatmu saat kau memakai kacamata jika kau sedang berkutat laptopmu, aku suka caramu menyisirkan rambutmu dengan jari-jarimu kebelakang, bahkan aku suka caramu memutarkan bola matamu. Aku suka hal-hal kecil yang sering kau lakukan. Itu semua terlihat cantik dimataku." Zayn mulai menyentuh tanganku. Astaga. Tidak. Maksudku, tidak di tempat umum. Memang disini tidak begitu ramai, tapi tetap saja ini tempat umum.

Secara reflek, akupun menarik tanganku. Menghindarinya.

"Kau gila, Zayn." Aku bergumam pelan. Tapi aku yakin dia dapat mendengar kalimat yang baru saja aku lontarkan.

"Call it whatever you want. Tapi aku menyesal telah membohongimu dulu." Tidak. Mengapa mesti membahas yang sudah lewat? Aku tidak mau mengingat itu sama sekali.

"Berarti kau juga menyesal telah mencintai Gea?" Gea.. bagaimana jika dia tau soal ini? Bagaimana perasaan nya jika mengetahui soal ini? Aku yakin dia akan benar-benar kembali ke Indonesia. Sangat yakin.

"Tidak. Hanya saja terkadang aku merasa dia terlalu baik untukku. Dia lebih memperhatikanku. Dia lebih sering menghawatirkanku, sampai-sampai aku tidak diberi kesempatan untuk melakukan itu semua padanya. She deserve better." Ofcourse she is, you idiot.

"Tentu saja. Begitu pula aku." Sahutku cepat.

Zayn membalasku dengan sedikit  anggukan dan gumaman kecil, "I know."

"Jadi apa yang akan kau lakukan setelah ini? Aku tidak akan memintamu untuk berpura-pura mencintai Gea lalu memacarinya seperti yang Gea lakukan dulu." Aku mencoba untuk tetap netral. Karena aku sendiri pun masih bingung, aku merasa bimbang mendadak. Aku tidak bisa memakinya apalagi menamparnya seperti apa yang aku bayangkan saat Gea menceritakan semuanya padaku.

"Aku akan berkata yang sejujurnya pada Gea. lalu--"

Aku memotong ucapan nya, "Setelah kau merebut kesucian nya? You're totally a jerk, Zayn." Aku memekik kesal. Bisakah dia berhenti merusak pertemanan atau hati kami? Benar, yang aku maksud dengan kami adalah aku dan Gea.

"Saat itu kami mabuk, Nay. Itu kecelakaan." Ujarnya berusaha meyakinkan.

"Dengan pengaman? Kecelakaan tidak ada yang disengaja, Zayn." Andai saja aku tidak ditempat umum atau bukan berbicara dengan superstar. Pasti aku sudah berteriak.

"Itu juga aku tidak sengaja menemukan nya dilaci hotel. Aku tidak membelinya. Sumpah."

"Lalu mengapa selama ini kau terlihat seperti masih mencintai Gea? Apa memang aktingmu sebagus itu? Kau bahkan sering mengatakan kau mencintainya, melalui sms, telfon maupun langsung. Aku tidak mengerti Zayn." Aku pusing jika memikirkan apa yang sebenarnya ada di hati dan otak Zayn Malik.

In Between (One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang