Naya memejamkan mata nya. Ia mengingat kejadian apa saja yang pernah terjadi selama ia berada dikota yang terkenal akan jam Big Ben itu.
Dari awal ia datang tidak mempunyai teman sama sekali, sampai akhirnya ia bertemu Hannah dan Darren. Lalu bertemu Harry, lalu Zayn.
Saat Harry mendekatinya.
Saat Harry menyatakan cintanya yang lebih dari satu kali.
Saat ia akhirnya menerima cinta Harry.
Saat Gea datang ke London.
Saat Zayn mengaku akan perasaannya pada Naya dan dengan seketika semuanya menjadi rumit.
Saat ia berada diposisi serba salah.
Saat akhirnya semua menjadi normal kembali.
Saat ia kembali ke London karena Harry melakukan sesuatu yang tidak pantas saat mereka di Australia.
Saat Harry memintanya untuk tinggal bersama.
Sampai saat ia menerima kabar yang kurang baik dari kakak laki-lakinya.
Naya pun sadar, ia juga mencintai Harry seperti Harry mencintai nya. Tidak kurang maupun lebih. Sama.
#
Harry hanya diam menunduk sambil menggenggam erat tangan kiri Naya.
Dan disisi lain, Naya memperhatikan setiap gerakan Harry.
"Harry," Harry mengangkat kepalanya dan menatap balik Naya.
"Kau tidak membuatku merasa lebih baik dengan hanya diam." Naya kembali bicara ketika ia sadar Harry tidak juga membuka mulut nya.
"Aku tidak tau apa yang harus aku katakan. Aku tidak mau ucapanku malah membuatmu kesal sementara kita akan berjauhan dan itu akan sangat sulit untuk menyelesaikan nya dengan jarak yang sangat jauh. Aku tidak tau, Naya. I'm pretty pissed that you leave me." Harry berkata dengan cepat. Ia sedikit menekan suara nya dikalimat terakhirnya.
Kini Naya yang menunduk. Tanpa disadari, Naya kini sedang menahan air mata nya yang entah sejak kapan sudah berkumpul dipelupuk matanya.
Harry menggeser tubuh nya hingga tidak ada lagi space diantara mereka, setelah itu Harry menarik tubuh Naya dan membenamkan kepala Naya ke dadanya. Mengelus rambut Naya.
"I'm sorry.." Ujar Naya.
"Don't be. Maaf, aku tidak bermaksud kasar padamu. Hell, aku bahkan tidak bisa. It just slipped."
Naya mengangguk-angguk didada Harry, "Aku tau."
"Don't crying or I'll cry with you." Perkataan Harry malah semakin membuat Naya tambah menangis.
Naya melepaskan tubuh nya dari Harry dan berkata, "Did you think we can make it?" Naya menatap mata Harry.
"I always have faith in you, Nay. Remember when you always try to refuse me but at the end that just make me want to fight harder?" Harry balik bertanya.
Naya mengangguk sambil tersenyum.
"That's because I always have faith in you. I know you're a half of me."
"I love you, Harry."
"Did you think we can make it?" Kini Harry yang bertanya.
"Why couldn't we?"
#
To: My Boyfriend
Aku sudah sampai di Indonesia. Dan aku sudah merindukanmu.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Between (One Direction)
FanfictionRead to find out:) [Dalam masa perbaikan. Tapi tetap bisa dibaca kok. Cuma sedikit agak lama update nya, hehe.]