"Jadi gimana? Kakak udah ngelamar dia?"
"Udah. Kita akan menikah pertengahan tahun ini."
"Kenapa gak akhir tahun? Aku gak ada libur."
"Kan bisa cuti."
"Gak bisa lama – lama. Aku udah sering cuti buat ke psikiater."
Kak Johnny menghela napas berat. "Maaf ya. Nanti aku beliin tiket pesawat yang first class biar kamu nyaman."
Aku hanya mengangguk sambil tetap fokus pada jalanan depan. Aku baru saja menjemput Kak Johnny di bandara. Katanya ini kunjungan terakhir dia dengan status lajang.
"Jav, dari mana?" tanya seseorang yang kukenal saat aku dan Kak Johnny baru keluar dari mobil.
"Jemput abang. Kamu mau kemana, Kev?" tanyaku balik.
"Cari makan. Aku duluan ya." jawab pria itu sambil mengangguk sekali ke Kak Johnny.
"Oke hati – hati."
"Sapa, Dek?"
"Kevin. Temen kerja baru, katanya dia anak orang kaya di Indo."
"Sapa nama belakangnya?"
"Liu."
Kak Johnny hanya mengangguk.
Begitu sampai di unit apartemenku, langsung kujatuhkan badan ke sofa. Badanku benar – benar lelah karena sudah seminggu aku tidur hanya dua jam. Pekerjaan yang menumpuk adalah salah satu penyebabnya.
"Makan malam pake apa?"
"Aku lagi gak pengen makan."
Kak Johnny membawaku ke pelukannya. "Capek banget ya? Yaudah istirahat aja dulu."
"Hm." Aku memejamkan mata menikmati hangatnya pelukan Kak Johnny.
Johnny Flint adalah pria terbaik yang pernah ada di hidupku. Sejak kematian Kak Doyoung, Kak Johnny tidak pernah meninggalkanku dan selalu memberi semangat. Ketika dia terpaksa pergi untuk berbisnis, dia rutin menelponku setiap malam hanya untuk menenangkanku dan kadang menyanyikan sebuah lagu agar aku bisa tidur. Tidak peduli dengan perbedaan waktu. Bahkan selelah dan sesibuk apapun dia tetap berkunjung ke Seattle.
Aku bersyukur dia akan menikah dengan Zea, aku tahu Zea itu baik. Zea juga berperan besar dalam membantu aku bangkit meskipun dia tinggal jauh dariku. Itu yang membuat Kak Johnny akhirnya membuka hati untuk Zea.
"Kak, katanya bulan depan Ko Brian mau datang kesini."
"Sendirian?"
"Iya."
"Yaudah gak papa biar dia nemenin kamu."
"Dia tidur disini gak papa?"
"Selama gak sekamar sama kamu."
"Padahal aku pengen sekamar biar bisa tidur sambil dipeluk."
Kak Johnny menjitak kepalaku. "Heh ngawur."
"Pelukan Ko Brian kayaknya hangat banget."
"Jangan gitu. Dilamar beneran nanti nangis."
Aku terkekeh.
"Dek." Kak Johnny meregangkan pelukannya, "Kemarin kan aku belum ngasih kamu kado. Nih kado dari aku dan Jaehyun." Pria itu memberiku kotak kecil. "Maaf ya cuma bisa ngasih itu."
Spontan aku melongo saat tahu apa isi dari kotak tersebut. "Kak? Ini Audemars Piguet Royal Oak Quart?"
"Iya, kamu suka?"
"Ya suka banget! Ini jam impianku." Aku langsung memeluk Kak Johnny erat – erat. "Makasih banyak, Kak."
"Bilang makasih juga ke Jaehyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Broers | Johnny Jaehyun (Not bxb)
FanfictionPunya dua kakak laki-laki tidak selalu enak -J (Not bxb)