13. DERTIEN

1.4K 217 17
                                    

Dua hari kemudian, kami kembali ke Jakarta. Kondisiku belum stabil, aku masih sangat sedih. Namun kesedihanku tidak sampai disitu saja, aku baru dikasih tahu Tante Alena kalau Kak Doyoung dirawat di rumah sakit karena usus buntu. Pantas saja dia tidak menjawab pesanku.

"Kak! Bikin panik aja sih. Aku udah sedih malah dibikin makin sedih." omelku saat sudah sampai di tempat Kak Doyoung dirawat.

"Kan yang ngasih tau itu bunda jadi bukan aku dong yang bikin sedih." Kak Doyoung terkekeh, "Maaf ya, Beb. Gimana kabarmu?" tangan Kak Doyoung menggenggam tanganku, "Jangan sedih lagi, Vi, mbahkung udah bahagia disana." Aku hanya mengangguk. Selama beberapa menit kami diam dan saling menatap. Jempol Kak Doyoung bergerak mengusap punggung tanganku, "Badanmu panas, Vi. Pulang sana."

Aku mencebik, "Niat baik mau jenguk malah diusir."

"Nanti kamu sakit lho, Beb."

"Hm iya bentar. Aku baru nyampe tau." aku menelungkupkan kepalaku di kasur Kak Doyoung, "Capek banget ya Allah."

"Besok kamu ada matkul?"

"Enggak."

"Istirahat aja ya. Jangan sampe sakit."

"Iya kakakku sayang."

Kupejamkan mataku sambil menikmati lelahnya badan ini.

ღღღ

"Arion Chrysander."

"Javier Flint. Ini aku manggilnya pak atau apa?"

"Apa aja asal jangan pak. Saya masih muda."

"Oke kakak aja ya."

Kak Arion, supir pribadiku itu menggangguk lalu tersenyum. Duh manis banget tapi sayangnya beda server.

"Yaudah sekarang kita langsung ke kampus aja ya kak. Nih kuncinya." Aku memberikan kunci mobilku ke Kak Arion lalu kami berangkat.

Aku duduk di samping Kak Arion karena tidak enak kalo di belakang sendirian. "Ohya, Kak, besok dateng ke apartemen ya. Ada makan malem, aku ultah hehe."

Kak Arion menoleh sekilas, "Serius, Non? Saya baru kerja hari ini lho."

"Iya. Ajak pacarnya ya, Kak."

"Oke, Nona."

"Ih gak usah manggil nona. Javier aja cukup."

"Saya maunya manggil nona."

"Kok ngeyel seh." aku mencebik.

Kak Arion terkekeh, "Kan bagus panggilannya, Non."

"Terserah lah terserah"

"Nanti pulang jam berapa, Non?" tanya Kak Arion saat kami sudah sampai di kampus, "Nanti aku gak usah dijemput, Kak. Aku mau belanja sama Kak Johnny."

"Oke. Semangat ya kuliahnya, Nona."

Aku mengacungkan jempolku, "Oke siap."

Baru masuk lobi, aku sudah dihampiri duo rusuh, Haechan dan Jeno. Mereka langsung merangkulku, "Pagi, Tuan Putri." sapa mereka. Dahiku mengernyit, tumben sekali mereka seperti ini.

"Kalian kenapa?" tanyaku.

"Lah gak papa." jawab Haechan sambil senyum-senyum. Jeno pun ikut senyum. Ini dua orang kenapa sih?

"Karna lo besok ultah, kita bakal perlakuin lo kayak tuan putri selama tiga hari." ucap Jeno.

"Kamu mau apa aja bakal diturutin." sambung Haechan.

"Bener ya?"

"Iya."

Aku memberhentikan langkahku, "Okey, nih bawain tas saya. Berat banget tau." lalu menyerahkan tas ransel dan tas laptopku pada mereka.

✔Broers | Johnny Jaehyun (Not bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang