10. TIEN

1.4K 202 14
                                    

Aku dan Kak Doyoung pergi ke Bekasi diantar supir karena Kak Doyoung masih belum boleh menyetir. Saat aku tanya apa enak disupiri terus, dia jawab enak karena dia tidak capek macet-macetan tapi dia juga kasian sama supirnya.

Pagi ini tol macet, ah memang tiap hari macet. Kak Doyoung sibuk mengetik sesuatu di laptopnya, mungkin laporan. Sedangkan aku tidak ada kerjaan.

"Kak." panggilku.

"Hm?" kepala Kak Doyoung menoleh ke arahku, "Kenapa?"

"Aku bosen."

"Kamu ngobrol aja sama Pak Bejo."

"Dih yaudah."

Kak Doyoung ketawa, dia mematikan laptopnya. "Sini ngobrol sama aku. Mau ngobrolin apa?"

Aku berpikir, mencari topik. "Oh ya, kakak bakal lanjut sampe jadi dokter spesialis gak?"

"Pasti lanjut."

"Dimana?"

"Di luar negeri."

"Mau ambil spesialis apa, Kak?"

"Spesialis anak."

Seketika aku diam, membayangkan Kak Doyoung jadi dokter anak. Dia memang kelihatan suka sekali dengan anak-anak. Aku jadi ingin melihat Kak Doyoung dengan anaknya sendiri, pasti menggemaskan.

"Kamu ngapain senyum-senyum sendiri?" tanya Kak Doyoung mengembalikan pikiranku ke dunia nyata. "Oh gak papa hehe."

Setelah melewati perjalanan yang lama karena macet, kami sampai di perumahan yang dituju. Kami keliling dulu mencari tempat yang strategis.

"Disini rame gak, Vi?" tanya Kak Doyoung.

"Ramenya di jalan depan, Kak. Ini kan udah buntu." jawabku sambil menunjuk jalanan.

Kak Doyoung mengeluarkan handphonenya lalu memotret tanah lapang ini, "Dah yuk balik. Nanti aku diskusiin sama papaku."

"Ok."

ღღღ

"Selamat siang, atas nama Javier ya?"

"Iya, Pak."

"Ok, makan siang dulu ya, Mbak. Saya laper." aku terkekeh gara-gara kelakuan Kak Johnny yang menirukan suara driver ojol. "Dek, papi nanya kamu mau mobil apa?"

"Aku beli mobil buat apa?"

"Kan bentar lagi Jaehyun ngekos deket tempat koasnya, perusahaan kita ada proyek baru, aku pasti jarang di rumah nah kamu kalo ke kampus sama sapa? Gak mungkin bareng Jeno kan? Haechan kalo jemput kamu harus muter dulu."

"Aku bisa naik ojol."

"Emang boleh sama papi?"

Aku terdiam. Papiku itu over protective. "Kalo kamu gak mau nyetir sendiri pake supir aja." sahut Kak Johnny. "Katanya kamu pengen beli mobil impianmu itu, apa? Range Rover?"

"Hm yaudah itu aja."

"Habis makan kita ke showroom ya."

Kak Johnny memilih makan di restoran steak, aku nurut saja. "Jaehyun masih diemin kamu?" aku mengangguk. Aku dan kakak keduaku itu sedang bertengkar karena aku tidak sengaja membuang tugasnya. Lagian dia menaruh tugasnya diatas kumpulan tugasku yang salah dan mau kubuang. Sebenarnya dia tinggal ngeprint lagi tapi tetap saja dia marah, aku pun merasa itu bukan salahku. Tadi pagi kucoba menurunkan egoku dan menyapa Kak Jaehyun tapi dia malah langsung pergi dari hadapanku padahal kejadiannya sudah seminggu yang lalu.

"Trus besok malam gimana? Kamu sama Jaehyun harus dateng lho, aku nanti malem udah berangkat."

"Kakak nanti ke bandara naik ojol kan? Yaudah aku bawa mobilnya kakak aja, Kak Jaehyun biar berangkat sendiri."

✔Broers | Johnny Jaehyun (Not bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang