6. ZES

1.9K 296 44
                                    

Keesokan harinya, jam setengah empat pagi aku dibangunkan oleh Kak Jaehyun dan dia bilang apa? Dia bilang kejadian kemarin itu hanya iseng. Dia belum ada rencana balik, dia hanya ingin melihatku kesal. Ya Allah, aku ingin tukar kakak saja.

Kami jadi pergi ke Telaga Sarangan. Setelah aku Sholat Subuh, kami berangkat. Perjalanannya membutuhkan waktu sekitar empat jam. Mulai masuk daerah tinggi, aku membuka kaca mobil. Kak Johnny yang duduk di depan juga membuka sedangkan Kak Jaehyun masih tidur. Mulutnya sedikit terbuka. Oh ya, Ko Hendery jadi ikut. Tadi malam Kak Jaehyun menelponnya, kebetulan Ko Hendery nganggur. Padahal vila yang kami sewa cuma ada tiga kamar.

Sampai di villa, kami istirahat dulu baru nanti sore jalan-jalan. Kak Jaehyun sekamar dengan Ko Hendery. Kamar yang satunya untuk Pak Yanto dan aku sekamar dengan Kak Johnny. Dia sedang tengkurap menonton youtube, video khotbah.

"Kak, ini aku dicuekkin?" tanyaku sambil menusuk-nusuk pipi Kak Johnny. "Kak, temenin ngobrol kek. Mataku sakit lihat handphone." Kak Johnny masih serius menonton. "Bused dah gue dilalerin. Ok fine."

Kak Johnny menutup youtubenya, "Mau ngobrol apa sih, Dek?" tangan kanannya menumpu kepala menghadap ke aku.

"Ngobrolin pacar kakak atau gebetan gitu. Masa gak punya."

"Ya emang belum ada."

"Ntar dijodohin papi lho."

Kak Johnny tersenyum, "Asal cocok mah gak papa."

"Jadi mau nih dijodohin? Aku sih ogah."

"Ya emang kenapa? Toh papi kalo milih bukan yang kaleng-kaleng."

Aku mendecak, "Tapi kan gak cinta."

"Witing tresno jalaran soko kulino." (cinta tumbuh karena terbiasa)

Gini nih Kak Johnny kalau habis nonton video khotbah, mendadak bijak. "Ah tau ah, gak asik ngobrol sama kakak." Kak Johnny terkekeh, "Sekarang kamu aja deh yang cerita tentang gebetan. Dek, kamu gak pernah baper apa sama Jeno? Kan deket tuh."

"Pernah sih cuma ya gitu."

"Gitu gimana?"

"Jeno nya ngincer cewek lain hahaha." aku tertawa sarkas, "Tapi yaudah lah jadi temen aja cukup. Lagian gak sedeket itu kok, keluarga Jeno yang aku kenal cuma bundanya. Dia juga cuma kenal kakakku. Terus aku sama Jeno belum terlalu buka-bukaan, gap-nya masih kerasa jauh."

Kak Johnny terdiam sejenak. "Oh ya kemaren yang kata Jaehyun itu sapa? Mark? Mark itu sapa?"

"Mark itu kakaknya Jeno." jawabku pelan.

"Kok kamu gak kenal?"

"Dia tinggal sama ayahnya, Jeno tinggal sama bundanya."

Kak Johnny mengangguk, "Udah kamu emang cocoknya sama Mas Taeil." Ia menyelimutiku, "Biar gak kedinginan, bajumu tipis banget."

Aku membungkus tubuhku dengan selimut, diluar mendung jadi suhunya semakin turun. "Kak, Mas Taeil tuh orangnya kayak gimana?"

Belum sempat Kak Johnny menjawab, Kak Jaehyun membuka pintu dengan brutal. Wajahnya panik. "Kenapa sih, Kak?"

"Gawat."

Kak Johnny mengernyit, "Gawat kenapa?"

"Susu pisangku gak ada di tas."

"Astaghfirullah."

"Ya Tuhan, gue kira apaan. Lama-lama gue pukul lo ya."

Kak Jaehyun lesu, "Kemana ya susu pisangku..."

"Di mobil kali, Kak."

"Gak ada dek, udah aku cari."

Aku meraih tas ranselku, siapa tahu aku membawa susu pisang. Ternyata aku bawa satu kotak, "Nih aku bawa tapi satu doang."

✔Broers | Johnny Jaehyun (Not bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang