"Lagi nonton apa, Kak?"
Aku menoleh ke sampingku, ada gadis kecil menggemaskan yang penasaran dengan tontonanku saat ini. "Nonton ini cara bikin cupcake."
"Kakak mau bikin cupcake?"
"Iya, Sayang."
"Aku boleh ikut bikin gak?"
"Boleh dong tapi kita harus kenalan dulu. Namamu sapa?"
"Lavenala"
"Lavenala?"
Gadis kecil itu menggeleng, "Lavenala, Kak. Lavennya pake L" dia sepertinya ingin menyebut 'R'
"Ravenala?"
"Iya! Aku gak bisa ngomong L"
Aku terkekeh, "Oke namaku Javier."
"Oke, Kak Javiel. Panggil aku Nala ya, Kak."
"Siap, Nala." Aku lagi-lagi terkekeh karena dia begitu menggemaskan. "Kamu disini ngapain? Sendirian?"
"Aku nungguin ayah pulang. Gak dong, aku sama Mbok Iyem. Tuh dia." Nala menunjuk seorang perempuan yang duduk di dekat jendela sambil memperhatikan kami berdua. Aku tersenyum kearahnya dan dia membalas.
"Ayahmu kerja di cafe ini?"
Nala menggeleng, "Ayahku kelja di depan situ. Ayahku keljanya meliksain olang-olang."
"Dokter?"
"Iya benel. Kakak sendilian?"
"Iya, aku sendirian. Kamu mau nemenin aku gak?"
"Mau lah! Aku bosen main sama Mbok Iyem." Nala cemberut membuatku ingin mencubit pipinya.
"Emang ibunya Nala kemana?"
"Ibuku? Kata ayah, ibuku tenggelam di laut."
Dahiku mengerut, heran. "Hm yasudah Nala main sama aku aja ya?"
Nala mendadak senang, "Kakak mau bikin cupcakenya kapan? Aku boleh ke lumah kakak gak?"
"Minggu depan mau bikin. Boleh dong, nanti aku kasih alamatku ya." Aku mengelus rambutnya yang halus. Nala benar-benar cantik tapi wajahnya tidak asing, sepertinya aku pernah melihat wajah seperti ini. "Nala mau minum coklat?"
"Gak, Kak. Aku maunya makan muffin coklat, boleh?"
"Boleh. Bentar ya aku beliin."
Aku berjalan ke arah kasir untuk membeli chocolate muffin dan cheese cake. Setelah itu aku kembali dan menemukan Nala dengan matanya yang berbinar menatap chocolate muffin di tanganku.
"Telima kasih, Kak Javiel."
"Sama-sama, Sayang. Diabisin ya."
Nala mengangguk lalu memakan muffinnya dengan lahap. Sedangkan aku makan cheese cake yang tadi kubeli.
"Sayang?"
Aku mendongak saat mengenali suara itu. "Dokter Sean?"
"Lho Javier?"
"Ayah!" Nala langsung menghambur ke pelukan Dokter Sean. "Ayah kok lama sih? Aku capek nungguin."
Dokter Sean tersenyum lembut, "Maaf ya, Sayang. Tadi pasiennya banyak."
"Untung aja ada Kak Javiel yang mau nemenin aku."
"Kamu udah kenal sama Kak Javier?"
Nala mengangguk, "Ayah kenal Kak Javiel juga?"
"Iya, Kak Javier itu pasiennya Ayah."
"Ih aku seneng deh Ayah kenal Kak Javiel. Kak Javiel olangnya baik banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Broers | Johnny Jaehyun (Not bxb)
Fiksi PenggemarPunya dua kakak laki-laki tidak selalu enak -J (Not bxb)