25. VIJFENTWINTIG

608 98 2
                                    

"Dek, ayo bangun. Alarmmu udah bunyi dari tadi lho."

Aku mengerang saat mendengar suara Kak Johnny. "Bentar."

"Ayo cepet. Nanti Jaehyun ketinggalan pesawat." Kak Johnny mencium keningku. "Aku tunggu di luar ya."

Hari ini kami mau mengantar Kak Jaehyun ke bandara, dia harus kembali ke Surabaya untuk memulai hidup baru. Setelah itu kami ke rumah sakit untuk terapi terakhirku.

Butuh waktu hampir satu jam buat menyiapkan diri. Di meja makan sudah ada dua kakakku yang sibuk menyiapkan sarapan. "Sayang, mau pake selai apa?" tanya Kak Jaehyun padaku.

"Hm coklat aja deh." jawabku.

Kak Johnny menaruh kotak karton susu pisang berukuran satu liter tidak lupa dengan sebuah gelas kaca di hadapanku. "Minum air dulu baru minum susu."

"Iya."

Kami sarapan dengan tenang. Selesai sarapan, kamu langsung berangkat bersama Kak Arion, Kak Johnny masih belum berani menyetir dan dia juga melarangku menyetir untuk sementara waktu karena kemarin aku sempat hampir menabrak gerobak bakso. Sepanjang jalan aku hanya diam, aku sedih ditinggal Kak Jaehyun. Akhirnya aku tidur demi menunda tangisku.

"Dek, kalo kamu kangen kan bisa ke Surabaya." Kak Jaehyun membelai rambutku. Jumat malem berangkat, Minggu sore pulang."

"Nanti aku capek."

"Yaudah aku yang ke sini."

"Hm."

Kak Johnny sibuk mengelus punggungku agar lebih tenang tapi tetap saja aku tidak bisa berhenti menangis.

"Dek, kamu diliatin orang lho."

"Biarin."

Kak Jaehyun menenggelamkan wajahnya di puncak kepalaku. "Jangan nakal ya sama Bang Johnny, jangan sering telat makan, jangan suka begadang, sama jangan nyetir dulu. Kalo mau pergi sama Bang Arion atau sama temenmu." ujarnya.

"Nanti aku gak ada temen berantem dong?"

"Yaudah sama Bang Johnny."

"Kak Johnny terlalu sabar jadi gak seru."

"Nanti kita berantemnya daring aja." Kak Jaehyun melepaskan pelukannya. "Dah aku berangkat dulu."

Aku mengangguk. "Kalo udah sampe, kabarin ya."

"Iya. Minggu depan kalo gak sibuk ke Surabaya aja."

"Hm."

Kak Jaehyun berpamitan dengan Kak Johnny dan Kak Arion lalu melangkah masuk ke dalam sambil melambaikan tangannya.

"Yuk balik." Kak Johnny merangkul pundakku. "Kalo kamu mau ke Surabaya nanti bilang ke aku aja ya."

"Iya." jawabku lesu.

Kami langsung ke rumah sakit. Di jalan, aku melamun lagi. Entah kenapa rasanya sedih sekali padahal Surabaya itu dekat dan aku bisa ke sana sewaktu – waktu. Akhirnya Kak Johnny menyuruhku tidur.

"Kamu habis nangis?" tanya Dokter Sean seraya menekuk – nekuk tanganku.

Aku hanya mengangguk.

"Kenapa? Gak mau terapi?" tanyanya lagi.

"Kak Jaehyun pindah ke Surabaya." jawabku.

"Lho kuliah di sana?"

Lagi – lagi aku mengangguk.

Dokter Sean tidak berkomentar lebih jauh, dia fokus memeriksa tanganku."Udah bagus nih. Dijaga ya, empat bulan lagi operasi pengambilan pen."

"Nanti habis operasi perlu terapi lagi, Dok?" tanya Kak Johnny.

✔Broers | Johnny Jaehyun (Not bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang