Chapter 25. Yupi

117K 10.7K 876
                                    



Suara langkah kaki yang mendekat membuat semua orang yang ada di meja makan menoleh ke arah sumber suara, di sana terlihat gadis manis dengan seragam sekolahnya dan rambut yang di kuncir.

"Pagi," sapa Ara ceria.

"Pagi Araa," balas Arlan, sedangkan Oma tersenyum hangat dan Arkan yang hanya menatap sang kekasih datar.

"Bang Arlan di indo sampe kapan?" tanya Ara yang kini duduk di kursi samping Oma.

"Sampe akhir hayat," jawab Arlan, membuat sang Oma terkekeh.

"Serah deh." kesal Ara sambil membuka bungkus yupi yang di ambilnya dari box khusus untuk stok yupinya.

Arkan yang melihat itu pun langsung mengambil yupi yang ada di tangan Ara, "Makan dulu," ucapnya dingin.

"Nanti aja di sekolah," balas Ara.

"Makan yupinya juga nanti aja," ucap Arkan sambil mengambil box yupi itu agar menjauh dari Ara.

Ara yang melihat itu pun mendengus kesal, "Bang Arlan sama Arkan sama aja, sama-sama suka bikin kesel." ucapnya.

"Ara makan dulu ya, nanti kalo udah makan Arkan balikin kok yupinya." bujuk sang Oma yang sejak tadi menyaksikan, "Mau Oma ambilin nasi?" sambungnya.

Ara menggeleng, "Ara ambil sendiri aja." ucapnya lemah, sambil mengisi makanan ke dalam piringnya.

"MORNING EPRIBADY!" suara menggelegar itu berasal dari monyet yang sedang menuruni tangga dengan kemeja biru muda sambil membawa jas hitam di tangannya.

"Ayak mau Oma pindahin ke hutan?" tanya sang Oma.

"Nggak deh Oma, Arkan aja pindahin ke hutan, dia kan nggak suka keramaian." jawab Ayak sambil duduk di kursi yang biasa di duduki kepala keluarga.

"Adek Abang kenapa? Kok mukanya makin jelek?" tanya Ayak, ketika melihat sang adik yang terlihat kesal.

Ara menoleh ke arah Ayak, lalu mendekatkan wajah mereka, "Ara mau yupi," bisiknya.

"Mau yupi? Ya udah ambil aja, kan stok yupi kamu masih banyak," ucap Ayak santai.

"Yupinya di ambil Arkan," bisik Ara lagi.

Mendengar ucapan sang adik, Ayak langsung menoleh ke arah Arkan dengan wajah datar, "Lo ngambil yupi Ara?" tanyanya, yang dijawab anggukan dari Arkan.

"Good job boy, kalo bisa jangan di balikin yupinya," ucap Ayak sambil mengacungkan kedua jempolnya, membuat Arlan dan Oma terkekeh.

Ara yang mendengar itu pun langsung memukul lengan Ayak, "Kirain bakal di marahin, eh malah di belain," kesalnya.

"Kamu itu nggak boleh banyak-banyak makan yupi, nanti badan kamu jadi lentur gimana? Ntar kalo Abang narik tangan kamu eh tangannya malah memanjang kan bahaya," nasehat Ayak, dengan wajah meyakinkan.

"Iya-iya, belain aja Arkan, Ara mah selalu salah," ucap Ara, mulai memakan makanannya.

"Udah, kallian cepetan selesaiin makannya, ntar telat loh." ucap Oma, menengahi.

Keempat remaja itu mengangguk, membuat meja makan menjadi hening, hingga tiba-tiba terdengar teriakan dari Ayak, membuat mereka kaget.

"ASTAGHFIRULLAH AYAK ADA MEETING!" pemilik suara itu langsung mendapat lemparan sendok dari sang Oma.

"Bikin kaget aja," ucap Oma kesal.

Ayak yang mendengar itu pun terkekeh sambil mengembalikan sendoknya kepada sang Oma, "Maaf Oma, Ayak baru inget. Kalo gitu Ayak pergi dulu ya," ucapnya, kemudian mengecup puncak kepala Ara dan Oma.

Possesive and Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang