Spam komen di setiap paragraf ya, biar cepet up
Happy reading, jangan nethink
***********
Suasana pagi yang cerah dan hangat membuat para murid yang masuk sekolah untuk pertama kalinya setelah libur panjang terlihat lebih bersemangat, tetapi itu tidak berlaku untuk Ara. Gadis manis dengan rambut di kuncir itu melewati gerbang sekolah dengan lesu.
Selama libur berlangsung, Ara sudah tidak pernah bertemu Arkan, bahkan gadis manis itu sama sekali tidak mengetahui keberadaan dan kabar kekasihnya itu. Ayak dan Arlan juga sudah tau tentang hubungan mereka, tetapi anehnya mereka selalu menghindar jika Ara menanyakan kabar Arkan dan selalu mengalihkan pembicaraan jika membahas laki-laki itu.
"Ara," panggil Dara saat melihat Ara yang baru saja memasuki gerbang sekolah.
Gadis dengan rambut sebahu itu berlari kecil menghampiri Ara, "Gimana liburannya?" tanyanya, merangkul bahu Ara.
"Biasa aja, liburan kali ini cuma di rumah sama bang Ayak," jawab Ara, "Kamu gimana?" tanyanya balik.
"Cuma ke rumah Nenek doang, itu juga pas dateng yang ditanya 'Ara nggak ikut? Udah lama Nenek nggak ketemu dia' padahal cucu kandungnya itu gue." jawab Dara malas, membuat Ara terkekeh.
Mereka berdua berjalan menuju sekolah sambil berbincang-bincang, hingga sebuah motor yang melintas membuat perhatian kedua gadis itu teralihkan.
Langkah Ara terhenti dengan mata mengikuti pergerakan motor tersebut, Dara yang melihat itu pun menggeram kesal.
Di Sana, terlihat Arkan yang baru saja menghentikan motornya dengan membonceng seorang gadis yang menggunakan seragam berbeda dari sekolah mereka. Semua mata tertuju kepada kedua orang tersebut, begitu juga dengan Agam, Varo dan Vero yang baru saja tiba.
Ara melangkahkan kakinya mendekati Ara, "Arkan," panggilnya, dengan tatapan penuh tanya.
Arkan dan gadis yang datang bersamanya tadi menoleh, "Dia orang yang kamu ceritain itu kan?" tanya gadis itu sambil menunjuk Ara.
"Gadis yang terpaksa kamu jaga karena kasihan?" sambungnya, menatap penampilan Ara dari kepala hingga kaki.
Ara menatap gadis itu kemudian kembali menatap Arkan dengan mata berkaca-kaca, berharap laki-laki itu akan membantah, tetapi yang Ara dapatkan malah sebaliknya, Arkan mengangguk, membenarkan ucapan gadis itu.
Dara yang mendengar itupun berjalan menghampiri Arkan, kemudian melayangkan tamparan di wajah laki-laki itu, membuat siswa siswi yang ada di sana terpekik kaget, "LO PADA LIAT KAN? ORANG YANG KALIAN KAGUMI KARENA KETAMPANANNYA ITU NGGAK SEBAIK YANG KALIAN LIHAT!" teriaknya.
Agam menghampiri Ara kemudian menarik gadis itu ke dalam dekapannya, membiarkan air matanya tumpah mengenai bajunya, sedangkan Varo dan Vero sudah mendekati Dara, menahan agar gadis itu tidak melampiaskan emosinya.
"Nangis aja, Ra," ucap Agam, mengusap punggung gadis manis itu. Tanpa bisa di tahan, air mata yang sejak tadi ingin keluar kini lolos jatuh membasahi pipi Ara.
Gadis manis itu melepaskan pelukan Agam, "Aku nggak papa, Gam." ucapnya dengan senyum paksa, kemudian berlalu mendekati Arkan.
Ara berdiri tepat di hadapan Arkan, terdiam cukup lama dengan mata yang menatap netra hitam laki-laki itu yang juga sedang menatapnya. "Kamu bukan Arkan, Arkan yang aku kenal sikapnya nggak kaya gini," ucapnya dengan kepala menunduk.
Arkan mengangkat dagu gadis manis itu agar menatapnya, "Lo nggak pernah kenal Arkan Ra, semua yang lo liat selama ini itu bukan diri gue yang sebenarnya," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive and Cold Boy
Teen Fiction(REVISI!!!) Warning : Mengandung kata-kata toxic "Gue bunuh lo kalo sekali lagi bohongin gue," Arkano Yusuf Mahendra. Pria dingin yang di idam-idamkan murid di sekolahnya, tapi Sayangnya dia sudah memiliki kekasih yang sangat dijaganya. "Mau pacaran...