Maaf ya kalo typo
Arkan menghentikan motornya tepat di depan rumah Ara. Ketika Ara sudah turun, laki-laki itu kembali melajukan motornya menjauh dari sana tanpa mengatakan apapun, bahkan Ara belum sempat mengembalikan helm yang digunakannya.
"Sama sekali nggak ada sopan santunnya, main pergi aja." kesal Ara sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dengan mulut yang tidak berhenti mendumel.
"Udah pulang, Non?" tanya bi Inem ketika melihat Ara yang baru saja tiba.
"Belum Bi," jawab Ara.
Bi Inem yang mendengar itu pun terkekeh, jika melihat raut wajah dan nada bicara Ara yang terlihat jengkel, sudah pasti Arkan lah penyebabnya.
"Jangan sinis gitu, mending Non Ara ganti baju dulu, tadi bibi juga udah beliin yupi burger," ucap bi Inem.
Ara yang mendengar itu pun mengangguk. "Sembunyiin dulu yupinya Bi, takut ntar bang Ayak pulang malah dihabisin." ucapnya sambil berlalu menuju kamarnya.
Saat sampai di kamar, Ara langsung mengganti seragam sekolahnya dengan kaos oblong dan celana tidur bertema tayo. Setelah mengganti baju, gadis manis itu kembali turun ke bawah untuk makan siang.
"Bi," panggilnya saat melihat bi Inem yang sedang duduk di ruang keluarga sambil melipat pakaian miliknya dan Ayak. "Bibi masak apa?"
Bi Inem menoleh dengan wajah kaget. "Non Ara belum makan? Bibi kira udah makan soalnya kan biasanya kalo pulang bareng den Arkan pasti makan dulu, jadinya bibi nggak masak," ucapnya.
"Bibi masakin dulu, ya," sambungnya merasa bersalah.
Ara menggelengkan kepalanya. "Ara beli nasi padang aja, kebetulan udah lama nggak makan itu." balas Ara. "Bibi sama mang Tono udah makan?" sambungnya
"Bibi tadi di beliin sama den Ayak. Non Ara beli makannya sendiri?" tanya bi Inem yang dijawab Ara dengan anggukan.
"Bibi beliin aja ya?" tanya Bi Inem lagi.
"Ara pergi sendiri aja, Bi," balas Ara.
"Nanti kalo den Arkan atau den Ayak tau non Ara pergi sendiri, bibi bisa dimarahin," ucap bi Inem.
Ara tampak berfikir sebentar lalu mengangguk. "Ya udah, Ara minta beliin Arkan aja." ucapnya.
________
Arkan membuka pintu kamar Ara dengan kasar, membuat Ara terlonjak kaget. Laki-laki itu menyodorkan sebungkus nasi padang beserta piring yang sudah diambilnya dari dapur.
"Nyusahin," ucapnya sambil merebahkan tubuhnya di kasur Ara.
"Iya tau, aku emang nyusahin." balas Ara kesal sambil berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci tangannya.
Tidak berselang lama, Ara kembali masih dengan raut kesalnya. Gadis manis itu mengambil nasinya yang dia letakkan di atas nakas kemudian berjalan menuju sofa.
Setelah menyelesaikan makannya, Ara terdiam cukup lama dengan mata tertuju kepada Arkan. Gadis itu seperti hendak mengatakan sesuatu.
"Kenapa?" tanya Arkan ketika menyadari tatapan dan raut wajah gadisnya itu.
Ara berjalan menghampiri Arkan. "Em ... itu ... besok aku mau pergi bareng Dara, Nayla sama Kayla, boleh?" tanya Ara ragu.
"Nggak!" balas Arkan tanpa berpikir panjang.
"Ish! Ak--"
"Piringnya bawa ke dapur dulu." potong Arkan.
Ara mengangguk lalu kemudian membereskan sisa makannya. Tidak lama setelah itu, dia kembali menghampiri Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive and Cold Boy
Teen Fiction(REVISI!!!) Warning : Mengandung kata-kata toxic "Gue bunuh lo kalo sekali lagi bohongin gue," Arkano Yusuf Mahendra. Pria dingin yang di idam-idamkan murid di sekolahnya, tapi Sayangnya dia sudah memiliki kekasih yang sangat dijaganya. "Mau pacaran...