Chapter 28. Balik ke setelan pabrik

105K 11.4K 2.3K
                                    




Arkannya mulai balik ke setelan pabrik



*********

Ayak menghentikan mobilnya di halaman rumah mewah yang bernuansa abu itu, pintu rumah yang memang terbuka lebar membuatnya bisa masuk ke dalam dengan mudah, tanpa harus mengetuk terlebih dahulu, Ara yang datang bersamanya pun hanya mengikuti dari belakang.

Suara langkah kaki mereka membuat Mommy Allen yang sedang duduk di sofa ruang keluarga pun menoleh, "Loh ... Ara nggak sekolah?" tanyanya sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan pagi.

"Bolos, Mom," jawab Ara dengan cengiran.

Mommy Allen yang mendengar itu pun tersenyum, "Jangan di biasain bolos, bentar lagi kenaikan kelas, ntar malah nggak paham sama pelajarannya," nasehatnya.

"Ara mah sekolah atau nggak sama aja, sama-sama nggak akan paham." celetuk Ayak tanpa menghentikan langkahnya menuju dapur.

Ara menatap kepergian Ayak dengan sinis, kemudian beralih menatap Mommy Allen dengan senyuman, "Siap, Mom," balasnya dengan tangan hormat, membuat wanita paruh baya di hadapannya terkekeh.

"Ya udah, sana samperin Arkan, dari tadi nyariin kamu mulu." ucap Mommy Allen.

Ara mengangguk, melanjutkan langkahnya menuju kamar Arkan, berbeda dengan Ayak yang saat ini sudah duduk di meja makan sambil mengambil lauk pauk di hadapannya.

Ara mengetuk pintu kamar berwarna coklat di hadapannya beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban dari sang empunya kamar.

"Arkan, aku masuk ya," ucap Ara sambil membuka pintu kamar Arkan dengan pelan.

Arkan yang melihat kehadiran Ara pun langsung berbalik memunggungi kekasihnya, membuat gadis manis itu bingung.

"Arkan, kenapa?" tanya Ara dengan kening mengernyit.

"Ngapain kesini?" tanya Arkan balik, masih memunggungi Ara.

Ara berjalan mendekati Arkan, lalu duduk di pinggir kasur sambil mengusap puncak kepala laki-laki itu, "Kenapa hm?" tanyanya lembut.

"Ara nggak khawatir," lirih Arkan yang masih dapat di dengar oleh gadis manis itu.

Ara yang mendengar itu pun semakin mengernyit, "Kata siapa? Aku khawatir kok, buktinya hari ini Aku bolos biar bisa jagain kamu," ucapnya.

Arkan yang mendengar ucapan gadis manis itu pun berbalik, memperlihatkan wajah pucat dan matanya yang memerah, "Temenin ya," ucapnya dengan suara parau.

Ara mengangguk dengan senyum tertahan, sangat jarang melihat laki-laki itu ngambek, "Iya." ucapnya. "Semalem buburnya dimakan nggak?" tanyanya yang dijawab anggukan oleh Arkan.

"Habis?" tanya Ara lagi, membuat Arkan kembali mengangguk dengan mata yang tidak pernah lepas menatap wajah gadis manis yang ada di hadapannya itu.

"Siapa yang habisin buburnya?" tanya Ara lagi dan lagi.

"Bang Arlan," jawab Arkan lirih. "Tapi semalem Arkan juga makan kok, dikit," sambungnya.

"Pagi ini udah sarapan?"

Arkan kembali mengangguk, "Mommy yang bawain sarapan." jawabnya lemah.

"Kepalanya masih pusing?"

"Masih, tubuhnya juga lemas," keluh Arkan seperti anak kecil.

Possesive and Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang