Prolog

520K 25.4K 1.7K
                                    


Hai semua....ketemu lagi sama aku, authornya cerita my Twins dan cold and sweet husband

selamat membaca, semoga suka ya sama cerita baru ku

Silahkan komen kalo mau kasih saran ok👌

*******

Suasana langit yang mendung membuat seorang laki-laki yang memiliki tatapan tajam berjalan menuju jendela kamar kekasihnya. "Nggak," ucap itu laki-laki itu dingin sambil menatap sang kekasih dengan tajam.

"Hari ini aja, plissss ..." ucap kekasihnya memohon.

"Enggak!" tekan laki-laki itu tegas.

Arkano Yusuf mahendra. Laki-laki yang jarang berekspresi itu merupakan pacar dari gadis manis yang bernama Araya Maurasya. Gadis cerewet yang memiliki bulu mata lentik dan hidung mancung.

Tadi saat Arkan sedang berkumpul bersama teman-temannya, tiba-tiba saja kekasihnya menelpon dan memberitahunya bahwa dia akan hangout bersama teman-temannya.Tanpa menjawab ucapan Ara, Arkan langsung mematikan sambungan telponnya dan langsung melajukan motornya menuju rumah sang kekasih.

Saat sampai di rumah Ara, ternyata gadis itu sudah hendak pergi, dengan cepat Arkan menarik gadis itu memasuki kamarnya lalu menguncinya. Dan disinilah mereka berada, didalam kamar Ara yang bernuansa biru laut itu.

"Kali ini aja, plis ...," ucap Ara yang kini sedang duduk di sofa sambil menatap Arkan dengan tatapan memohon.

Arkan tidak menjawab, dia merebahkan tubuhnya di kasur Ara sambil memainkan handphonenya tanpa peduli kepada Ara yang matanya mulai berkaca-kaca.

"Aku bosen tau di rumah mulu, kamu mah enak keluyuran terus," ucap Ara kesal. Arkan tak mengindahkan ucapan kekasihnya itu, dia masih setia memainkan game yang ada di handphonenya.

"Sial!" desisnya sambil membanting handphonenya di kasur tepat di sampingnya.

Kalian pasti tau kenapa cowok sering marah-marah nggak jelas saat main HP, jawabannya ya karna kalah saat main game.

Arkan menatap Ara tajam sedangkan yang ditatap hanya memalingkan wajahnya sambil mengusap pipinya yang basah karna menangis.

"Kenapa?" tanya Arkan.

"Aku mau jalan-jalan," rengek Ara dengan air mata yang kembali luruh.

"Ayo," ucap Arkan, mengubah posisinya menjadi duduk. Ara menatap sang kekasih bingung, membuat Arkan menyentil jidatnya.

"Aduh ... sakit tau," ringis Ara sambil mengusap usap jidatnya.

"Ayo," ucap Arkan lagi dengan wajah datarnya.

"Kemana?" tanya Ara.

"Gue temenin jalan-jalan," jawab Arkan.

"Ish ... aku nggak mau jalan sama kamu, aku maunya jalan sama temen-temen aku," kesal Ara.

Arkan mengangkat sebelah alisnya, menatap Ara dengan tatapan tajamnya.

"Lo nggak mau jalan sama gue?" tanyanya dingin.

Ara menatap Arkan dengan polosnya lalu mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan sang kekasih.

"Mati aja sono." ucap Arkan datar. Ara hanya mendengus kesal, kata-kata itu sudah biasa baginya, walaupun tetap saja rasanya ingin menangis ketika mendengar kalimat itu dari pacarnya.

Arkan kembali merebahkan tubuhnya di kasur sambil memainkan handphonenya. "Lo nggak bakalan kemana-mana selain sama gue," ucapnya dingin.

Ara menatap Arkan dengan tatapan kesal. "Ya udah aku izin sama bang ayak aja," ucapnya.

Possesive and Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang