Chapter 32. Hubungan yang mulai usang

101K 10.1K 1.5K
                                    

Happy reading

Hari ini, hari pertama ulangan akhir semester untuk kelas sepuluh dan sebelas di SMA Permata, sudah seminggu berlalu sejak Ara pulang dari rumah Kakeknya dan sudah hampir seminggu juga perilaku Arkan berubah padanya.

Mereka yang dulunya selalu bersama, kini hanya bertemu ketika Arkan menjemput dan mengantar Ara, bahkan di sekolah pun mereka sudah jarang bertemu. Arkan juga seringkali tanpa sadar memperlakukannya dengan sedikit kasar dan meninggalkannya begitu saja. Pernah sekali Ara menghampiri kelasnya, tetapi kata temannya, Arkan tidak masuk ke kelas dan gadis manis itu tidak menemukannya di sekolah.

"Ara," panggilan itu membuat Ara yang sejak tadi termenung pun menoleh, "Tumben datengnya cepet?" tanya Ucup, yang baru saja tiba.

Gadis manis yang sedang duduk di depan kelas itu pun tersenyum, "Kan hari pertama ulangan, jadinya harus dateng awal dong," jawabnya.

Ucup mendudukkan dirinya di samping Ara, "Kalo gue karena di suruh Emak, katanya harus dateng awal biar pinter," ucapnya sambil bersandar di dinding.

"Pantesan kamu kayak nggak semangat gitu, pasti nggak mandi ya?" tanya Ara dengan mata menyipit.

"Enak aja, gini-gini gue selalu mandi subuh. Gue keliatan kaya orang nggak mandi itu karena Bapak gue bawa motornya ngebut, makanya nih rambut berantakan kek baru bangun tidur," jawab Ucup tidak terima.

"Kamu nggak bawa motor? tumben," tanya Ara dengan kening mengernyit.

"Motor gue disita Emak, soalnya tadi malem ketahuan keluar diem-diem," jawab Ucup sedih membuat Ara tertawa ketika melihat ekspresinya.

"Oh iya, Arkan mana? tumben nggak keliatan, biasanya kan kalian sepaket," tanya Ucup, menoleh ke kiri dan kanan, mencari kekasih gadis manis itu.

Ara tersenyum tipis, "Arkan belum dateng, tadi aku di anter sama supir," jawabnya.

Ucup hanya ber oh ria, laki-laki itu sebenarnya mengetahui bahwa teman sekelasnya ini sedang tidak baik-baik saja, karena sudah hampir seminggu gadis manis itu terlihat murung. Mereka berdua melanjutkan percakapan dengan Ucup yang selalu melemparkan candaannya dan terkadang menceritakan kisah hidupnya yang selau dimarahi Ibunya.

Ketika sedang fokus mendengar cerita Ucup, tatapan Ara tidak sengaja menangkap Arkan yang baru saja tiba bersama Varo, Vero dan Agam, keempat remaja itu terlihat tidak seperti biasanya, Varo, Vero dan Agam yang biasanya selalu bercanda kini tampak murung.

Ara menatap kekasihnya dengan antusias, "Eh itu Arkan, aku samperin Arkan dulu ya." pamitnya kepada Ucup. Ucup yang melihat itu pun mengangguk, kemudian berlalu masuk ke dalam kelas yang akan ditempatinya.

"Arkan," panggil Ara, membuat keempat remaja laki-laki itu menoleh.

Arkan menghampiri Ara dengan cepat, lalu menarik lengan gadis manis itu kasar, "Kenapa nggak nungguin gue?" tanyanya.

Genggaman laki-laki itu membuat Ara meringis sakit, gadis manis itu berusaha melepaskan tangannya tetapi tidak bisa, hingga Varo yang melihat itu pun mendekati mereka dan meyentak tangan Arkan agar terlepas.

"Jangan kasar, lo nggak mau mati sebagai banci kan?" tanyanya sarkas.

Arkan hanya meliriknya sekilas, kemudian menarik Ara menuju taman belakang sekolah. Ara yang mendapat perlakuan seperti itu pun hanya bisa mengikuti dengan pasrah, membuat teman-teman mereka menatap kepergiannya dengan khawatir.

"Kamu kenapa sih?" tanya Ara, menatap Arkan yang duduk di bangku taman, tepat di sampingnya.

"Kenapa nggak nungguin gue?" tanya Arkan balik.

Possesive and Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang