Chapter 2. Arkan, Ara dan Ayak

215K 18.3K 1.1K
                                    

Maaf ya kalo typo

************



"Lo pulang bareng Arkan, Ra?" tanya Dara.

Ara yang sedang mengemaskan bukunya pun langsung menoleh. "Nggak, aku pulang sendiri," jawabnya.

Dara mengernyit heran, tidak biasanya Arkan membiarkan Ara pulang sendirian. "Kenapa? Kok nggak sama Arkan?" tanyanya

"Aku mau mampir dulu," jawab Ara sekenanya.

"Udah izin sama Arkan atau bang Ayak?" tanya Kayla.

Ara mengangguk. "Aku udah izin sama Arkan." jawabnya.

Setelah itu mereka berempat berjalan keluar kelas, menuju gerbang sekolah yang masih penuh murid-murid yang sedang menunggu jemputan.

"Noh si Arkan," ucap Kayla sambil menunjuk Arkan yang sedang duduk di atas motornya.

Ara menoleh ke arah yang di tunjuk Kayla, ternyata benar disana ada Arkan yang sedang menatapnya lekat.

"Samperin gih." ucap Dara. Ara yang mendengar itupun mengangguk kemudian pamit ke teman-temannya untuk menghampiri Arkan.

"Kenapa nggak pulang?" tanya Ara saat dia sudah berada di hadapan sang kekasih.

"Nungguin lo," jawab Arkan dingin dengan mata yang tak pernah lepas dari Ara.

"Ish! kan aku udah bilang kalo hari ini aku mau pulang sendiri," ucap Ara.

Arkan mengangkat sebelah alisnya. "Siapa yang ngajakin lo pulang bareng?" tanyanya

"Terus ngapain nungguin aku?" tanya Ara dengan wajah bersemu malu.

Arkan menahan senyumnya saat melihat kekasihnya yang sedang menahan malu. "Bisa malu juga lo," ucapnya dengan senyum smirk.

Ara menabok lengan Arkan. "Bisalah lah, dikira aku tuyul yang nggak bisa malu." ucapnya kesal.

"Hp lo," ucap Arkan dengan sebelah tangan yang mengadah.

Ara mengernyit heran, tapi tetap memberikan handphonenya kepada Arkan. "Ngapain?" tanyanya.

"Pake hp gue," ucap Arkan sambil menyodorkan handphonenya.

"Buat?" tanya Ara bingung.

Arkan menoyor kepala sang kekasih. "Cebok," jawabnya datar.

"Ish! Seriusan," kesal Ara sambil mengusap kepalanya.

"Hp lo lowbat, kalo ada apa-apa telpon bang Ayak," perintah Arkan.

Ara yang mendengar itupun mengangguk mengerti. "Ya udah, aku pulang dulu," ucapnya sambil berjalan menjauh dari Arkan.

Baru tiga langkah dia berjalan, tapi Arkan sudah menarik tangannya.

"Kenapa?" tanya Ara heran ketika melihat tangan Arkan yang terulur ke arahnya.

"Lemot," ucap Arkan. "Salim!" perintahnya.

Ara yang mendengar itupun terkekeh, dia menyalim tangan Arkan lalu berjalan menjauh.

Arkan memasang helmnya dan menjalankan motor nya menuju gerbang sekolah. "Hp jangan sampai lowbat," ucapnya saat melewati Ara yang berada di depan gerbang.

Tanpa menunggu balasan dari Ara, Arkan langsung melajukan motornya keluar dari sekolah.

****"

Ara berjalan memasuki area pemakaman umum dimana makam kedua orang yang sangat disayanginya berada. Suasana mendung tidak membuat gadis itu gentar untuk menemui kedua orang tuanya.

Possesive and Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang