Maaf ya kalo typo
Saat ini, Ara sedang menonton televisi yang menayangkan kartun Upin&Ipin di ruang keluarga. Suara langkah kaki yang mendekat membuatnya menoleh dan mendapati Ayak yang baru saja pulang.
"Nggak bosen nonton si botak mulu?" tanya Ayak sambil meletakkan tas kerjanya di sofa, kemudian duduk di karpet, tepat di samping Ara.
Ara melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 16.20, kemudian beralih menatap Ayak. "Tumben? Biasanya pulang jam lima?" tanya Ara sambil menyalami tangan Ayak.
"Bosen kerja Mulu, jalan-jalan aja yok," ajak Ayak.
"Tumben bosen? biasanya juga lupa diri," sindir Ara.
Ayak menatap Ara kemudian menepuk pelan puncak kepala adiknya itu. "Nanti gede kamu jadi reporter aja ya," ucapnya dengan senyuman.
Laki-laki itu mengambil yupi yang ada di tangan Ara. "Besok Abang mau ke new York," sambungnya sebelum memakan yupi itu.
Ara yang mendengar itu pun terdiam beberapa saat kemudian mengangguk. "Ohhh ... ya udah, istirahat sana. Ara mau ke kamar dulu," ucapnya sambil melangkahkan kakinya menuju lantai 2.
Ayak menghela nafas kasar, mengikuti Ara dari belakang. "Nggak lama kok, seminggu doang. Mau ikut?" tanyanya
"Nggak, Abang pergi sendiri aja," jawab Ara sambil membuka pintu kamarnya kemudian merebahkan tubuhnya di kasur.
"Kenapa?" tanya Ayak yang kini duduk di pinggir kasur Ara.
"Ara sekolah, lagian kalo Ara ikut juga bakal ditinggal mulu," jawab Ara.
Ayak melonggarkan dasinya kemudian mengusap rambut Ara. "Ya udah, kamu mau keluar nggak?" tanyanya.
"Ara ngantuk. Abang pergi sama Arkan aja," jawab Ara.
"Abang pulang cepat karena mau ngajakin kamu keluar," ucap Ayak.
"Ara lagi males keluar rumah," ucap Ara dengan mata terpejam.
"Kita jarang loh jalan bareng," ujar Ayak sambil merapikan rambut yang menutup wajah Ara.
"Itu juga karna Abang," balas Ara ketus.
"Iya maaf. Karna Abang kita jadi jarang ketemu, jarang keluar bareng lagi," ucap Ayak merasa bersalah.
Ara yang mendengar itu pun terdiam sebentar. "Mau jalan kemana?" tanyanya.
Ayak yang mendengar pertanyaan itu pun langsung tersenyum cerah. "Kemana aja," jawabnya cepat.
Ara mengangguk. "Sana keluar dulu, Ara mau ganti baju." ucapnya sambil mendorong Ayak menjauh.
*******
Suasana pagi yang dingin dengan langit yang mendung membuat Ara menguap berulang kali. Gadis manis itu saat ini sedang berada di meja makan untuk sarapan.
Suara ketukan pintu kemudian langkah kaki yang terdengar mendekat tidak membuatnya menoleh, dia mengambil dua lembar roti kemudian mengolesi selai coklat di atasnya dengan wajah lesu.
"Bang Ayak udah pergi?" tanya Arkan yang baru saja tiba dan duduk di hadapan Ara.
"Iya, tadi abis solat subuh langsung ke bandara." jawab Ara.
Arkan mengangguk. Dia memperhatikan Ara yang fokus dengan rotinya, tangannya terulur untuk mengambil beberapa bungkus yupi yang ada di atas meja makan, lalu memasukkannya kedalam saku dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive and Cold Boy
Подростковая литература(REVISI!!!) Warning : Mengandung kata-kata toxic "Gue bunuh lo kalo sekali lagi bohongin gue," Arkano Yusuf Mahendra. Pria dingin yang di idam-idamkan murid di sekolahnya, tapi Sayangnya dia sudah memiliki kekasih yang sangat dijaganya. "Mau pacaran...