Maaf ya kalo typo
"Mampir nggak?" tanya Ara ketika mobil yang dikendarai Arkan berhenti di halaman rumahnya.
Arkan melihat jam tangannya, lalu keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah gadis itu, tanpa menunggu pemiliknya masuk terlebih dahulu.
"Main tinggal aja, ini yang punya rumah aku atau kamu sih?" tanya Ara sambil mengikuti Arkan dari belakang.
Arkan tidak menanggapi ucapan sang kekasih, dia merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di ruang keluarga.
"Tidur!" perintah Arkan dengan mata terpejam.
"Aku mau lanjut nonton dulu ya," ucap Ara sambil berjalan menaiki tangga.
"Laptopnya mau disita atau di hancurin?" tanya Arkan masih dengan posisi awalnya.
Ara yang mendengar itu pun menghentikan langkahnya, dia berbalik menatap sang kekasih dengan kesal, "Semuanya aja dihancurin, nggak sekalian sama rumahnya juga?" tanyanya lalu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
Arkan tidak menjawab, laki-laki itu berlari kecil menyusul Ara, "Beneran mau dihancurin laptopnya?" tanyanya ketika berhasil menyamakan langkah mereka.
Ara tak menjawab, dia masuk ke kamarnya terlebih dahulu lalu mengambil laptop yang tergeletak di atas kasur dan memberinya ke Arkan.
"Nih bawa pulang, serah deh mau dihancurin atau di buang atau di apa-apain juga, aku marah pun nggak bakal didengerin." ucap Ara lalu mendorong Arkan keluar kamar dan mengunci kamarnya.
Arkan yang mendapat perlakuan seperti itu dari sang kekasih pun hanya diam, tangannya terangkat untuk mengetuk pintu di hadapannya itu.
"Ra," panggilnya yang tidak mendapat jawaban dari sang empunya nama.
Laki-itu menghela nafas kasar, kembali mengetuk pintu kamar itu, "Ara," panggil nya yang lagi tidak mendapatkan jawaban.
Arkan melangkahkan kakinya menuju kamar Ayak yang berada tepat di samping kamar Ara, laki-laki itu meletakkan laptop Ara di atas meja kerja yang ada di sana, kemudian membuka pintu balkon kamar yang bernuansa abu-abu itu.
Tanpa ancang-ancang, Arkan melompati pagar pembatas antar kamar Ayak dan Ara yang letaknya tidak jauh itu, Ara yang baru saja selesai mencuci wajahnya pun berjalan cepat menuju balkon ketika mendengar suara gaduh.
"Ngapain?" tanyanya saat melihat Arkan yang berdiri di sana sambil mengusap-usap lengannya yang memerah.
"Mulung." jawab Arkan tanpa ekspresi.
Laki-laki itu melangkahkan kakinya menuju sofa yang ada divsana lalu merebahkan tubuhnya, "Ngambek?" tanyanya.
"Nggak," jawab Ara.
"Kenapa gue panggil nggak di jawab?" tanya Arkan dengan wajah datarnya.
"Lagi di kamar mandi." jawab Ara ketus.
Arkan menatap Ara cukup lama, laki-laki itu berjalan mendekatinya dan mengecup puncak kepala Ara.
"Tidur." ucapnya sambil menoyor kepala sang kekasih.
"Kamu mau kemana?" tanya Ara ketika melihat Arkan berjalan keluar kamar setelah membuka kunci kamar itu.
"Pulang." jawabnya tanpa menoleh ke arah Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive and Cold Boy
Teen Fiction(REVISI!!!) Warning : Mengandung kata-kata toxic "Gue bunuh lo kalo sekali lagi bohongin gue," Arkano Yusuf Mahendra. Pria dingin yang di idam-idamkan murid di sekolahnya, tapi Sayangnya dia sudah memiliki kekasih yang sangat dijaganya. "Mau pacaran...