Bab 2. Cinta sejati

286 42 17
                                    

Terkadang aku harus menangis untuk meluapkan semuanya, akan tetapi aku tidak akan pernah meninggalkan hanya karna rasa sakit yang aku punya.

*

Sudah hampir seluruh pelosok rumah nashwa telusuri, namun sampai saat ini ia pun belum menemukan sosok yang ia cari sejak tadi. Karna merasa mulai kelelahan akhirnya nashwa pun duduk di tepi sofa.

Ia pun menyenderkan badan nya, menghembuskan nafasnya berkali kali karna ia merasa kelelahan. Namun setelah itu ia pun termenung diam.

Sudah hampir satu tahun dirinya menghadapi situasi seperti ini, tiyo yang dulunya ramah, ceria, dan selalu memberikan perhatian yang penuh dengan cinta kini berubah begitu saja. Seakan akan pelangi yang begitu indah dan menawan itu hilang entah kemana. Semenjak kejadian itu tiyo sudah berubah, dia sudah seperti kehilangan jati dirinya sendiri, bahkan sudah hampir satu tahun ini tiyo sudah tidak lagi beraktifitas layaknya seorang dokter. Tiyo seorang prof dokter terkenal itu kini sudah benar benar menghilang.

Perlahan air mata nashwa pun kembali berlinang, jujur ini sangat menyakitkan. Sudah hampir satu tahun nashwa berada di dalam posisi dimana dia dan tiyo seperti bukan sepasang suami istri, padahal ia sekarang sedang merasakan kurang enak badan. Dalam kondisi seperti ini biasanya tiyo akan memanjakan dirinya, merawatnya dan selalu ada di samping nya. Namun kali ini laki-laki itu tidak ada disampingnya, bahkan nashwa sendiri malah bersikap keras menampilkan bahwa dirinya baik baik saja.

Nashwa pun terisak, kepalanya mulai kesakitan, menglihatan nya pun mulai buram. Rasanya ia ingin sekali tertidur di posisi ternyaman, namun dia sadar bahwa suaminya tidak akan datang untuk menemuinya hanya sekedar mengatakan 'kamu tidak apa apa?'

*

Joa dan anneth kini terlihat sedang berjalan masuk kedalam rumah, sudah hampir setengah jam namun nashwa dan tiyo belum juga kembali ke halaman belakang rumah. Sejak saat itu joa pun mulai merasakan rasa khawatir terhadap nashwa, hingga akhirnya joa beranjak dari duduk nya dan meminta anneth untuk menemaninya.

"Nashwa mana ya Jo?" Tanya anneth sambil melirik kesana kemari mencari sosok seorang gadis berjilbab itu.

Joa pun menaikan kedua pundaknya mendakan ia pun tak tau karna ia sendiripun sedang mencari gadis itu.

Anneth pun menghembuskan nafasnya gusar, sejak sedari tadi anneth sudah memperhatikan gadis itu, anneth yakin bahwa gadis itu sedang dalam keadaan kurang baik, oleh karna itu anneth mulai merasa khawatir saat ini.

Anneth dan joa pun terus berjalan menelusuri rumah, hingga akhirnya ia menemukan seseorang yang sedang bersandar di tepi sofa sambil memegangi kepalanya.

"Nashwa" panggil joa

Alhasil gadis itu pun menoleh.

Gadis itu kini merubah wajahnya menjadi putih pasif, wajahnya pucat dan bibirnya sedikit membiru. Anneth dan joa yang melihat itu pun segera menghampirinya.

"Wa Lo kenapa?" Tanya joa berjongkok tepat di hadapan nashwa.

Nashwa pun sedikit melirik ke arah joa yang terlihat mencemaskan nya, lalu setelah itu ia pun memberikan senyuman tipisnya.

Joa terdiam, entah mengapa perasaannya begitu sakit melihat gadis itu tersenyum seperti ini, joa tau senyuman nashwa adalah senyuman yang sangat indah, akan tetapi kali ini mengapa paras yang ia tampilkan begitu menyedihkan.

Anneth Viola LewisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang