Prolog

1.4K 119 18
                                    

Apa yang kau pikirkan jika mendengar cerita tentang persahabatan? Apa cerita kuno yang bercerita tentang cinta segitiga, saling berebut, lalu sama-sama mundur perlahan? Atau sahabat yang terus bersama, tiada duka yang mereka rasakan?

Jika iya, bisa jadi cerita ini lebih rumit dari cerita persahabatan siapapun, atau lebih kuno dari cerita siapapun. Entahlah, kata ‘rumit’ dan ‘kuno’ adalah kata sifat yang relatif. 

*

Nama ku adalah anneth dellicia Nasution, umurku 23 tahun, tinggal di kota Jakarta sejak aku menduduki bangku sekolah menengah atas (SMA)

Pekerjaan? Tentu saja aku sudah bekerja, jas berwarna putih yang sedang aku pakai saat ini adalah tanda bukti bahwa aku adalah seorang dokter.

Dr. Anneth sp.B (spesialis bedah) itu adalah gelar ku di dunia kedokteran yang sudah hampir 1 tahun aku jalani, cukup melelahkan dan menguras tenaga, namun aku sangat bahagia.

Charisa Faith, itu adalah nama seorang gadis yang kini terlihat sedang berdiri di depan loby utama. dia adalah sahabatku, profesi yang sama membuat aku dan dia selalu bertemu disetiap saat, bahkan gelar ku pun hampir sama dengan nya, beda nya dia adalah senior ku.

"Hai anneth" sapa seorang gadis berkaca mata stransparan.

Aku biasa memanggil nya joa, seorang gadis religius terhadap ruang operasi, seorang gadis yang memiliki sifat jutek dan ketus namun selalu dapat menarik perhatian banyak orang, bahkan belakangan ini ia sedang menjadi perbincangan hangat seluruh pekerja rumah sakit ini, itu semua karena paras nya yang sangat cantik.

"Lo Dateng sendiri?" Tanya nya menoleh ke arah kanan dan kiri.

"Deven mana?"

"Tadi gue Dateng sama dia kok, cuman dia lagi ke gedung Presdir dulu, biasalah pak Professor lagi sibuk" ucap ku sambil sedikit tertawa.

Alhasil joa dan charisa pun ikut tertawa mendengar ucapan ku barusan, dasar receh sekali mereka itu.

Setelah itu aku, charisa dan joa pun bergegas melangkahkan kaki untuk beranjak pergi menuju kantin. Itu adalah rutinitas ku dengan seluruh sahabat sahabat ku, sebelum bekerja kami akan berkumpul terlebih dahulu untuk sekedar bertemu di setiap hari nya. Meskipun aku dan sahabat sahabat ku satu profesi, akan tetapi untuk tidak bertemu dalam 1 hari itu sangat memungkinkan, karna kita semua tidak bekerja dalam opsi yang sama, meskipun kita semua adalah seorang dokter yang bekerja di dalam sebuah perusahaan yang sama.

Wajah yang pertama aku temui di di meja kantin ada nahswa, gadis yang satu ini adalah gadis manis yang selalu di impi impikan oleh kaum hawa, bagai mana tidak? Sikapnya yang baik hati, dan juga penyayang rasa nya tidak mungkin jika ia tidak di sukai banyak pria. Selain itu dia pun adalah seorang dokter artis televisi, dokter viv termuda di dunia kedokteran, dan itu adalah point plus yang ia miliki, hingga membuat dirinya terlihat begitu sempurna.

"Sendirian aja Lo wa?" Sapa ku lalu duduk di sampingnya di ikuti joa dan charisa yang ikut duduk di bangku yang lain.

Sambil menikmati secangkir teh hangat nashwa pun mengangguk menjawab pertanyaan ku, lalu menyimpan kembali segelas teh hangat milik nya.

"Kalian baru Dateng?" Tanya nya yang kini sedang menatap ku, charisa dan joa secara bergantian.

Dengan sigap dan kompak, kami bertiga pun mengangguk menjawab pertanyaan nashwa, karna memang pagi ini kami datang lebih telat dari pada hari biasanya.

"Btw, kok lu masuk kerja sih wa? Bukan nya besok hari pernikahan Lo ya?"

"Tiyo aja kerja, jadi gua ikut kerja deh"

Hari esok adalah hari kebahagiaan bagi nashwa, dimana sebentar lagi dirinya akan menjadi seorang pengantin yang amat cantik nan bahagia.

Jika mengingat kembali kisah cinta nya, nashwa adalah satu satu nya di antara kami yang hubungan cinta nya mulus 100 % tanpa ada kendala satu pun. Namun seperti relatif nya sebuah hubungan, terlihat sesempurna apapun ia memperlihatkan, pasti di baliknya akan ada sebuah ketersendirian yang tidak bisa semua orang tau sebesar apa masalahnya, hanya saja nashwa dan tiyo sangat lihai dalam mengatasi masalah mereka berdua.

"Hai gays" sapa 2 orang manusia datang menghampiri.

Dengan reflek, kami ber empat pun menoleh ke arahnya dan tersenyum menyambutnya.

"Loh, tiyo sama deven mana?"

William, itu adalah panggilan nya, dia adalah seorang dokter yang memiliki kriteria di luar nalar manusia, bahkan motifasi nya menjadi seorang dokter pun sangat tidak efisien jika di Jabar kan. Dasar orang aneh.

"Deven lagi ke ruang Presdir GA"

"Kalau tiyo lagi ambil kopi, noh"

Tiyo sbastian, seorang dokter heroik dari bangsal 21, dokter yang memiliki sejuta kejutan di setiap keterampilan nya dalam melakukan operasi, bahkan belakangan ini ia baru saja berhasil melakukan operasi darurat terhadap pasien penderita kanker otak, padahal itu bukan lah bagian bidang nya, bahkan karna operasi itu banyak sekali rekan rekan atasan dan bawahan yang selalu memuji nya atas operasi yang ia lakukan 1 Minggu yang lalu.

"Hai gays" sapa nya lalu duduk tepat di samping nashwa.

"Gimana? Kemana kalian mau bulan madu?" Ucap Clinton tiba-tiba membuat tiyo menatapnya sinis.

Dasar Clinton, jika berbicara tidak pernah di pikirkan terlebih dahulu, padahal tiyo dan nashwa kan belum resmi menjadi sepasang suami istri, bahkan pernikahan nya saja baru akan di gelar besok.

"Ke Bali" ucap tiyo membuat mata Clinton berbinar binar antusias.

" Wah keren tuh, kita semua harus ikut"

"Enak aja ikut ikut, orang mau bulan madu juga, ganggu aja" ucap seorang laki - laki yang baru saja tiba bersama pria yang sedang berjalan di belakang nya.

Seketika dengan reflek yang kuat, Clinton pun menoleh ke arah kiri, hingga membuat bola matanya menatap ke datangan dua pria itu.

Dia adalah friden, seorang dokter ketua bedah umum yang belakangan ini selalu saja menjadi pusat perbincangan dokter dokter pria rumah sakit ini, bagaimana tidak? Friden sendiri adalah satu satu nya pria yang mampu memiliki hati dari seorang gadis yang memiliki banyak sekali fans dari kalangan kedokteran, bahkan sampai sampai friden pun sempat menjadi bahan gosip para dokter, karna joa si gadis cantik itu ternyata adalah kekasih dari seorang dokter ketua bedah umum itu.

Sedangkan yang berjalan di belakang itu,...

Ia adalah kekasih ku, deven nama nya, seorang laki - laki yang begitu sempurna, laki - laki yang memiliki sejuta kasih sayang, laki - laki yang aku percaya bahwa Tuhan menciptakan nya hanya untuk menjadi pendamping hidup ku. Seorang laki - laki yang telah menyelamatkan hidup ku dari ganasnya penyakit kanker jantung.

"Hai deven" sapa ku tersenyum menyapa kedatangan nya.

Dengan senyuman khasnya ia pun berjalan mendekatiku, dan mengelus puncak kepala ku hingga membuat ku merasa nyaman dan begitu bahagia.
.
.
.
.
.
Bersambung.

Tinggalkan jejak di setiap episode nya:)

Anneth Viola LewisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang