Anneth Viola Lewis

008. sedih tak perujung

Ini aku, kau genggam hatiku

Simpan didalam lubuk hatimu

Tak tersisa untuk diriku

Habis semua rasa didada

S'lamat tinggal, kisah tak berujung

Kini ku kan berhenti berharap

Perpisahan kali ini untukku

Akan menjadi kisah sedih yang tak
berujung

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Di sebuah roftoop rumah seorang laki - laki terlihat sedang membakar sebuah potongan ayam yang sudah di racik sedemikian rupa, ia terlihat sedang menggibas gibaskan sebuah kipas yang terbuat dari sayatan bambu yang di anyam menjadi sebuah kipas.

Sore ini sangat lah dingin, sinar sang rembulan yang begitu terang dan sinar senja yang begitu menawan membuat suasana malam menjadi begitu tenang, bahkan bentuk gunung Rinjani yang menjulang tinggi pun dapat terlihat dengan jelas dari atas roftoop villa.

"Dev gimana udah Mateng?" Ucap friden yang baru saja sampai di atas atap roftoop.

"Belum sih"

Friden pun terlihat mengangguk angguk saja, karna ia mulai merasa bosan akhirnya ia pun menebarkan seluruh tatapan nya hingga tanpa sengaja ia menatap seorang gadis yang sedang terduduk di penjuru pembatas.

Karna friden mengetahui siapa gadis itu, akhirnya ia pun berinisiatif untuk mengambil alih aktifitas deven, dan menyuruh nya untuk menghampiri gadis tersebut.

"Dev, anneth sendirian aja"

"Iya, dari tadi"

"Samperin gih, ini biar sama gue" ucap friden berjalan mendekat dan mengambil kipas yang sedang deven genggam.

"Gak, sama gua aja" tolak deven halus tanpa menatap friden sedikitpun.

"Mau gua yang samperin anneth apa lu nih?" Ucap friden sekali lagi hingga membuat deven menatap ke arahnya.

Seketika deven pun langsung menyerahkan kipas nya kepada friden, dan berjalan begitu saja meninggalkan friden sendirian.

"Dasar kaku" ucap friden terkekeh menatap ke pergian deven.

*