002. siapa dia?

681 99 9
                                    

"Berikan oksigen nya sus"

"Baik dok"

Seorang gadis berjas putih terlihat sedang sibuk di dalam ruangan UGD, sedari tadi ia tak ada henti hentinya terus berusaha sekuat mungkin menahan sayatan kaca dibagian perut milik pasien agar tidak menyentuh bagian hati.

Darah yang terus mengalir keluar membuat telapak lengan gadis itu di penuhi dengan cairan berwarna merah.

Selang beberapa detik, sepasang laki-laki dan perempuan pun datang menghampiri sambil berlari.

"Bagaimana keadaan nya?" Tanya deven yang baru saja tiba bersama anneth yang kini sedang berdiri di sampingnya.

"Keadaan nya cukup buruk dok, pasien terlalu banyak mengeluarkan darah" ucap Attala sambil terus menahan bercakan darah yang terus mengalir menggunakan kedua tangan nya.

"Tanda vitalnya?"

"60/80 dok"

"Kita harus segera bawa dia kedalam ruang operasi, kita harus cepat melepaskan kaca itu dari perutnya, sebelum berubah menjadi sebuah infeksi besar"

"Tapi dok, bagaimana dengan dokter bedah disini? Dokter kepala bedah sedang tidak ada di rumah sakit" ucap salah satu suster ikut berbicara.

Deven pun sedikit terdiam, ia tau betul bahwa friden sedang ada di acara pernikahan tiyo dan nashwa, tidak mungkin jika dirinya meminta friden datang kemari.

Sedangkan Navis harus segera dibawa kedalam ruang operasi, untuk melepaskan kaca yang menancap di area perutnya.

"Bagaimana dengan dokter anneth? Bukan kah dia adalah bagian dari semua dokter bedah disini?"

Seketika deven pun menatap kearah Attala,...

Ia benar anneth adalah dokter bedah disini, mengapa ia tidak terpikirkan akan hal itu.

"Kerja bagus" ucap deven menatap Attala hingga membuat Attala tersenyum senang mendengar pujian dari atasan nya.

Setelah itu deven pun memalingkan matanya ke arah lain, yang tidak lain adalah ke arah anneth kekasihnya sendiri.

"Kamu mau masuk ke dalam ruang bedah hari ini?" Tanya deven menatap anneth lekat.

Dengan senang hati dan kepercayaan penuh, anneth pun mengangguk dengan penuh keyakinan.

"Aku akan masuk kesana" ucap anneth tersenyum sehingga membuat deven pun tersenyum menatapnya.

*

"Ah akhirnya bisa rebahan juga" ucap seorang gadis yang baru saja tiba di sebuah rumah besar.

Selang beberapa detik seorang wanita paruh baya keluar dari balik pintu utama membuat gadis itu dengan sigap kembali berdiri.

"Eh ada Tiara" ucap wanita paruh baya menyapa dan menghampiri gadis tersebut.

"Pagi Tante" sapa nya tersenyum manis.

"Pagi, kamu baru sampai sayang?"

"Baru kok Tante, maaf yah Tiara langsung masuk aja tadi"

"Gapapa kok, mening kamu sekarang masuk kamar dulu gih, kamu pasti cape kan"

"Boleh deh Tante"

Setelah itu kedua wanita itu pun naik ke lantai atas, untuk mengantar seorang gadis bernama Tiara itu menuju kamarnya.

*

Disebuah ruangan operasi anneth kini terlihat sedang mencoba membedah bagian perut milik pasien, berusaha melepaskan potongan kaca yang menancap di bagian perut.

"Pinset" ucapnya begitu serius.

Perlahan ia pun mulai mengiris bagian berut yang sudah robek, dan  membukanya sedikit melebar agar kaca tersebut bisa di angkat.

Setelah sekian lama akhirnya kacapun berhasil di angkat dan disingkirkan dari perut Navis, hingga anneth kini hanya perlu menjahit robekan nya saja untuk menutup kembali jaringan jaringan perut pasien.

*

Kini deven dan anneth terlihat sedang berdiri di depan ruang ICU, mereka berdua sama sama sedang melihat keadaan Navis dari balik kaca ruangan tersebut, hingga akhirnya seorang gadis pun datang menghampiri.

"Dokter deven!" Panggilnya.

Seketika anneth dan deven pun menoleh ke arah sumber suara tersebut, hingga menampilkan seorang gadis berambut panjang yang sedang berlari menghampiri.

"Gila ini beneran Lo kan?" Tanya nya memeluk deven hingga membuat anneth tertegum diam.

Siapa dia? Mengapa dia memeluk deven dengan senyuman sebahagia itu?

Setelah memeluk cukup lama, gadis itu pun melepaskan pelukan nya, dan menatap deven dengan senyuman manisnya.

"Lo apa kabar?" Ucap nya membuat deven mengerutkan keningnya bingung.

Merasa deven tidak menjawab akhirnya gadis itu pun melirik ke arah lain, hingga tatapan nya jatuh kepada bola mata anneth.

"Ini siapa?" Tanya gadis tersebut menatap deven sambil melirik lirik ke arah anneth.

"Gue anneth" ucap anneth mengulurkan tangan nya membuat gadis itu menatapnya intens dan menyambut tangan nya.

"Gue Tiara"

Setelah berkenalan gadis itu pun kembali menatap ke arah deven dengan senyuman khasnya.

"Temen Lo?"

"Pacar gue"

Seketika senyuman gadis itu pun memudar, dan membulatkan kata kata nya sedatar mungkin.

"Oh, oke"

*

Di sebuah rumah besar terlihat 7 manusia sedang berkumpul di area taman belakang rumah, mereka semua terlihat sedang asik berbincang bincang sampai pada akhirnya sorot mata mereka tertuju kepada dua orang manusia yang baru saja datang menghampiri mereka semua.

"Hai gays" sapa anneth terduduk lesuh disamping nashwa.

Alhasil nashwa pun langsung mengerutkan keningnya bingung, karna nashwa sadar betul atas berubahnya sikap anneth.

"Gimana keadaan Navis?" Tanya friden menatap deven membuat seluruh sorot mata tertuju kepadanya.

"Dia sudah membaik, operasi berjalan lancar" ucap deven tersenyum Pasih.

Semua pun terlihat mengangguk angguk paham, jawaban deven cukup membuat mereka semua paham dengan ke adaan dirumah sakit tadi siang.

"Jadi kemana kalian mau pergi Halimoon?" Tanya charisa membuat William dan Clinton tersenyum sumringah.

Ini adalah pembahasan yang di tunggu tunggu oleh kedua laki-laki itu, mereka berdua sangat ingin pergi ke kota Bali, dan mereka sangat berharap bahwa ucapan tiyo dua hari yang lalu menjadi sebuah kenyataan bagi William dan Clinton.

"Kita berdua sih rencana ke NTB, kalau jadi besok kita berangkat"

"YES!" ucap Clinton dan William bersamaan membuat seluruh sorot mata tertuju kepada mereka berdua.

"Lah kalian berdua kenapa?" Tanya joa bingung.

"Ngga hehe" ucap Clinton garuk garuk kepala.

"Btw kita semua ikut kesana kan?"

"Kita semua harus berangkat bersama sama ke NTB" ucap nashwa tersenyum simpul sambil merangkul anneth yang sedang menidurkan kepalanya di pundak milik nashwa.

"Akhirnya liburan juga!" ucap William heboh membuat semua teman teman nya tertawa melihat tingkah sahabat nya yang satu itu.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung:)

Tinggalkan jejak disetiap episodenya:)

Jangan lupa follow akun Instagram @axcal.pra


Anneth Viola LewisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang