Bab 1. Annethia viola lewis 2

340 54 3
                                    

"hasil Lo gimana?" Tanya Clinton dengan tatapan berbinar.

"Belum gua buka, tapi gua degdeg'an" ucap William dengan wajah cemas nya.

"Yah buka dong Will, gue yakin Lo juga pasti lulus. Kita semua pasti lulus" ucap tiyo meyakinkan.

William pun tersenyum tipis menatap tiyo yang terlihat sangat yakin bahwa diri nya juga akan ikut lulus seperti yang lain nya. Setelah beberapa saat mengontrol rasa ragu, akhirnya William pun memberanikan diri untuk membuka surat lembaran hasil kelulusan itu.

Setelah dibuka tiba tiba saja ekspresi William berubah menjadi datar tanpa ekspresi, hal itu pun alhasil membuat mereka ber delapan bertanya tanya sambil menatap Wiliam, jujur sebenarnya mereka semua sangat takut jika William gagal lulus skripsi tahun ini, apa lagi mereka sangat tahu betul bahwa William sangat jarang sekali masuk ketika jam jam kuliah.

"Gimana? Lo lulus kan Will?" Ucap friden menatap William sedikit cemas.

William pun hanya terdiam, ia hanya terus saja menatap ke arah kertas yang sedang ia genggam. Melihat hal tersebut, tentu saja membuat deven kesal, alhasil deven pun langsung merebut kertas selembaran itu dengan kasar karna ia sangat penasaran dengan hasil yang William dapatkan.

Melihat deven merampas kertas tersebut dari tangan nya, William pun hanya diam dan mengalihkan tatapan nya ke arah deven. Dengan rasa penasaran yang terus menghantui, akhirnya mereka semua pun mendekat ke arah deven untuk melihat hasil skipsi nya.

"Gue lulus" ucap William sambil tersenyum menatap teman teman nya.

Mendengar ucapan William semua teman teman nya pun menatap ke arah nya dengan wajah tak percaya, karna masih penasaran akhirnya Deven pun meneruskan niat nya untuk membuka selembaran kertas hasil skripsi milik William.

Tertulis jelas disana bahwa William dinyatakan lulus dalam sidang skripsi nya, semua nya pun menatap William girang dan berbinar binar, lalu memeluk Wiliam bersama sama dengan penuh kebahagiaan.

Tidak ada yang menyaka bahwa mereka akan lulus sidang skipsi bersama sama, melaksanakan wisuda bersama sama dan menjadi seorang dokter dalam gedung yang sama.

Segala hal pun mereka lewati bersama membuat persahabatan mereka terlihat begitu kuat dan angkuh dengan kata perpisahan, seakan akan mereka berdelapan memperlihatkan bahwa mereka akan selalu bersama dalam kondisi apapun. Karna mereka berdelapan percaya bahwa persahabatan yang abadi adalah persahabatan yang dimana mereka akan selalu saling melekapi dan saling menemani apapun yang terjadi.

*

2 tahun.

(Cinta kasih sayang dan pelukan adalah sebuah obat yang ampuh untuk seseorang yang sedang rapuh)

"Gimana net hasil nya?" Ucap joa menatap anneth yang terlihat baru saja mengambil selembaran hasil lab dari pasien yang sedang mereka berdua tangani.

"Gula nya cukup tinggi Jo, hampir menginjak tingkat tinggi 1"

Joa pun mendekat ke arah anneth, lalu melihat ke arah hasil lab yang sedang anneth pegang.

Terlihat diatas selembaran kertas putih itu bertuliskan bahwa gula yang di derita oleh pasien mencapai tingkat tinggi satu, anneth dan joa pun menoleh menatap ke arah pasien yang sudah berumur lanjut usia itu. Rasa nya sedih sekali melihat kakek tua ini menderita penyakit gula, padahal di umurnya saat ini harus nya ia sedang berkumpul dengan keluarga menghabiskan waktu bersama, bukan malah terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan seorang diri.

Anneth Viola LewisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang