Bab. 8. tentang gadis yang tertidur pulas.

15 3 0
                                    

Entah mengapa orang yang paling peka, pengertian, justru adalah orang yang paling tersakiti.

-----------------------------------------------------------

Gadis itupun kini terdiam membisu, dia memejamkan matanya sambil menahan tangisnya. Dari awal dia sudah sadar, sejauh apapun dia menyembunyikan semua ini, hal itu pada akhirnya akan terbongkar juga.

"Anneth memeluk siapa?"

Pria itu kini hanya diam mematung sambil menatap ke arah gadis berkacamata itu, ucapan joa barusan membuat pria itu terkejut dan bertanya tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Dev tenang dulu, joa juga terluka" Ucap friden menatap Deven yang sedari tadi terus menatap kekasihnya dengan tatapan menyelidik.

Friden tau Deven pasti membutuhkan penjelasan prihal ini, namun friden pun tidak bisa tinggal diam jika Deven terus menekan joa yang kini keadaan nya sedang kesakitan, mau bagaimanapun sejauh ini joa menanggung beban ini sendirian dari sahabat sahabatnya, dia berusaha melindungi anneth dari fikiran buruk teman teman nya yang lain.

Setelah cukup lama hanya berdiam diri saja menenggelamkan wajahnya di dalam dekapan friden, akhirnya joa pun bergerak, dia bangkit sambil menghapus air matanya yang sedari tadi terus keluar tiada henti.

"Jo are you oke?" Ucap friden menatap gadis berkacamata itu.

Joa pun terlihat menghembuskan nafasnya gusar, dia berusaha mengontrol emosinya setenang mungkin, dalam keadaan yang masih teriris sakit, ia berusaha untuk menghentikan tangisan nya.

"Lo bisa jawab pertanyaan gue jo?"

"Dev, kasih joa wak-"

"Gapapa den, aku harus jelasin semuanya" Ucap joa memotong ucapan friden yang nada bicaranya sudah sedikit berbeda, suara friden kini terdengar sedikit kesal.

Joa tau friden pasti mengkhawatirkan dirinya, mau bagaimanapun friden lah yang paling mengerti dirinya dalam kondisi seperti ini, dia akan melakukan apapun untuk menghentikan siapapun yang terus berusaha menekan joa ketika joa sedang tidak baik baik saja. Joa hanya tak ingin memperkeruh suasana, karna prihal persoalan anneth pun pasti akan membuat persahabatannya mulai sedikit renggang. Dia hanya berusaha melindungi persahabatan ini.

"Dev, gue belum tau yang gue liat dan gue denger itu arahnya kemana. Gue gak ada maksud nutup nutupin semua ini dari lo, gue cuman pengen memastikan kebenarannya sebelum kalian tau semuanya. Anneth juga sahabat gue, gue cuman gak mau kita pecah karna kesalah pahaman" Ucap joa menatap deven dengan mata sembab nya.

Sedangkan Deven pun hanya terus terdiam saja sambil menatap joa dengan tatapan dingin nya.

"Waktu itu gue lagi di perpustakaan Negara, gue gak sengaja denger suara  yang gue kenal banget lagi ngobrol sama seseorang, karna gue penasaran akhirnya gue intip dari rak buku. Dan entah apa yang terjadi gue ngeliat anneth lagi pelukan sama cowok yang kayanya anneth udah kenal lama sama cowok itu"

Deven pun masih terus terdiam mendengar penjelasan joa, entah mengapa getaran yang tidak tau datangnya dari mana tiba tiba saja menusuk dadanya, hatinya terasa begitu perih setelah mendengar itu semua. Deven benar benar dibuat kebingungan dengan masalah yang baru saja ia dengar, di balik hatinya yang mulai kesakitan, otaknya pun di buat berfikir keras olehnya. Apakah anneth berselingkuh? Atau apakah anneth membagi dua hatinya untuk dia dan pria lain nya. Setidaknya isi pikiran itu lah yang kini menghantui kepala Deven.

Joa pun kembali mengeluarkan air matanya, ia sangat merasa bersalah atas pilihan nya yang memilih untuk menyembunyikan semua ini dari sahabat sahabatnya. Joa benar benar menangis seperti seseorang yang menahan sakit yang begitu amat sakit.

Setelah penjelasan joa yang penuh air mata, akhirnya friden pun memilih untuk membawa joa pergi dari hadapan deven, ia rasa joa sudah cukup kelelahan karna tangisan nya yang tiada henti, friden merasa joa membutuhkan waktu untuk kembali normal. Sedangkan Deven hanya terus saja diam menatap ke arah depan dengan tatapan kosongnya, friden paham pasti pria itu pun sama sakitnya setelah mendengar itu semua, apa lagi anneth adalah cinta pertamanya. Namun tetap saja prioritas nya saat ini adalah joa, joa yang lebih rapuh, joa yang lebih membutuhkan dirinya dibanding deven yang masih bisa berdiri kokoh di atas rasa sakitnya.

**

Seorang gadis berhijab terlihat tengah mempriksa layar Elektrokardiogram bersama gadis berambut panjang, kini nashwa dan charisa terlihat tengah mempriksa keadaan anneth yang tengah menjalani masa koma nya, sebelum kedua nya pulang, mereka ingin memastikan bahwa kondisi anneth dalam keadaan stabil.

"Tiyo"

Suara berat terdengar dari balik pintu, kedua gadis itupun lastas menoleh ke arah suara tersebut. William dan tiyo terlihat tengah berdiri di balik pintu kaca ruang ICU, terlihat tiyo yang hanya berdiam diri saja sedangkan William terlihat menatap tiyo dengan begitu lekat.

" Kenapa disini? Ayo masuk"

Mendengar itu tiyo pun menoleh ke arah William, dan lalu pergi berjalan masuk sambil memasukan kedua tangan nya kedalam saku jas dokternya.

Melihat tiyo yang tengah berjalan masuk nashwa dan charisa pun terlihat terdiam, ekspresi tiyo terlihat sangat lah datar, banyak pertanyaan di wajahnya yang sulit sekali di artikan, namun yang jelas sang istri, nashwa sangat mengerti bahwa tiyo kini sedang berusaha melawan rasa takutnya setelah ia hampir membunuh anneth di IGD waktu itu.

"Keadaan nya stabil, banyak organ yang rusak akibat kecelakaan itu, dilayar x-ray limpa nya terlihat sedikit hancur namun masih bisa di perbaiki. Ada juga beberapa organ yang posisinya terbalik, itu disebabkan karna benturan keras yang terjadi ketika kecelakaan berlangsung" Ucap nashwa menjelaskan keadaan anneth kepada tiyo, ia berusaha membuat tiyo tetap sadar bahwa dirinya ada seorang dokter specialis bedah.

Tiyopun masih terus saja terdiam menatap anneth yang terlihat tengah tertidur yang entah kapan dia akan terbangun, tiyo merasa begitu sakit kali ini, hatinya tiba tiba perih mengingat apa yang baru saja ia dengar beberapa menit yang lalu.

"Dokter Nashwa" Ucap tiyo membuat nashwa kembali menoleh ke arahnya.

"Tetap jaga dia dalam keadaan stabil, dia harus tetap hidup, mari kita bicarakan jadwal operasi anneth di lain waktu" Ucap tiyo membuat nashwa, charisa dan William pun menatap tiyo sambil mengangguk menyetujui perintahnya.

"Lo bisa temui dokter deven cha? Gue rasa dia kali ini butuh lo" Ucap tiyo membuat charisa sedikit kebingungan.

"Eh?"

Tiyo pun kini menoleh menatap charisa, tatapan nya yang terlihat begitu layu membuat charisa sedikit tersedak pedih. Ia tak mengerti mengapa tiba tiba saja kini dadanya terasa begitu sesak setelah melihat tatapan itu.

"Jangan biarin dia sendiri cha"

Mendengar itu charisa pun lantas mengangguk sambil menatap tiyo, lalu bergegas pergi mencari deven yang entah dia sendiripun tidak tau keberadaan deven dimana saat ini. Sedangkan nashwa dan William kini justru dibuat bingung dengan sikap tiyo, mereka berdua senang akhirnya sifat tiyo yang selalu memperhatikan keadaan teman teman nya akhirnya kembali, namun mereka pun tidak bisa pungkiri pasti sesuatu sedang terjadi di antara mereka ber tujuh, dan nashwa William pun jelas tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.

"Kita harus bicara" Ucap tiyo membuat nashwa dan William tersadar dari lamunan nya.

"Ada apa?"

"Prihal anneth"
.
.
.
.
.
.
Bersambung

Tunggu di setiap episodenya dilain waktu. :)

Anneth Viola LewisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang