🚶Hilang

10.2K 1.7K 496
                                    

"Gege, mama boleh minta tolong?" Winwin yang baru saja menidurkan Lele mendatangi Renjun yang sedang bermain dengan Jeno dan Jaemin.

"Ya mama, minta tolong apa?" Renjun meletakkan mainanya.

"Tolong beliin mama popok buat Lele ya? Di tokonya om Chanyeol, nanti kembaliannya buat gege sama Jeno Jaemin beli jajan." Winwin mengeluarkan selembar uang.

"Iya mama." Renjun dengan patuh mengambil uang yang diberikan sang mama.

.

.

.

"Beli popok~ popok~ popok." Renjun sepanjang jalan terus mengingat-ingat barang pesanan sang mama.

"Lho kok tutup?" Jaemin menatap tanda tutup pada pintu toko.

"Ah iya! Injun baru ingat kata Sungchan kemarin kan dia sama papa mamanya mau ke rumah neneknya, makanya tutup."

"Terus kita beli popoknya dimana Injun?"

"Gimana kalau di mini market aja? Yang ada di ujung jalan." Jaemin menawarkan.

"Boleh! Ayo cepat nanti Lele keburu pipis." Renjun dengan kesusahan menarik tangan kedua temannya.

Mereka berjalan ditrotoar dengan Renjun yang terus menghafal popok untuk Chenle.

"Terus kita belok kiri." Jaemin mengarahkan kedua temannya.

"Kok jalan buntu?" Jeno menatap jalan yang mereka lalui dengan bingung.

"Eh, iya buntu." Jaemin ikutan bingung.

"Coba kita masuk ke jalan kanan." Jaemin berjalan duluan, sedangkan Renjun menggengam tangan Jeno erat dibelakangnya.

"Huft capek Nono." Renjun merengek.

"Sebentar lagi ya Injun, Nana lagi nyari jalan." Jeno mengusap rambut Renjun.

"Huum :("

"Kok ga ketemu-ketemu ya?" Jaemin masih menatap sekitar.

"Hueee terus kita dimana sekarang?" Renjun menatap takut-takut pada bangunan tua disekitarnya, setahunya rumah-rumah didekat rumahnya tidak se seram ini.

"Bentar-bentar." Jaemin berjongkok untuk berfikir, diikut Jeno dan Renjun. Ketiganya capek ngomong-ngomong karena harus berjalan lumayan jauh.

Sedangkan Winwin dirumah tengah cemas menunggu anaknya beserta kedua temannya.

"Tadi kan kita belok kiri terus lurus eum terus kita--"Jaemin mengacak-acak surainya, setahunya kalau mau ke mini market tidak akan sejauh dan sesusah ini kalau diantar daddynya.

"Jangan-jangan kita tersesat?" Jeno menatap Jaemin.

"Kayanya iya :)" Jaemin tersenyum canggung, sementara Renjun tengah menahan tangis, bukan karena tersesat. Tapi, ia takut dianggap Chenle bukan gege yang baik lagi karena tidak bisa membelikan popok untuk sang adik.

"Huaaa popoknya Lele gimana?" Pecah sudah tangisan Renjun.

"Cup-cup Injun." Jeno mengusap punggung Renjun.

"Ayo kita tanya kakek itu." Jaemin menunjuk kakek-kakek yang sedang duduk didekat pagar bertuliskan 'makam'.

"Makam?" Jeno membaca, di tk ia belum mempelajari tempat yang bernama makam.

"Iya, mungkin itu rumah kakeknya!" Jaemin dengan semangat yang membara kini menarik kedua temannya menuju sang kakek.

"Halo kek?" Sapa Jaemin.

"Ya." Sang kakek berujar datar.

"Eum kita mau nanya alamat boleh?"

"Ya." Lagi-lagi dijawab datar.

"Kita ma--"

"Kalian mau ke minimarket? Keluar dari sini belok kanan disana tempatnya." Potong sang kakek.

"Wah! Makasih kakek, nama kakek siapa? Kakek baik sekali." Renjun tersenyum senang.

"Nama kakek Sooman, kalian jangan pernah kesini lagi." Ketiganya bergidik ngeri, lalu bergegas meninggalkan sang kakek menuju arah yang dituju tadi.

"Wah itu Nana minimarketnya!" Renjun berlari masuk.

"Selamat datang di sun market selamat berbelanja." Sapa kakak minimarket.

Renjun membungkukkan badannya, kemudian bergegas menuju rak popok untuk bayi.

"Yang ini!" Renjun berjinjit untuk mengambil popok itu, namun karena letaknya di atas badan mungilnya tidak bisa menggapai popok itu, begitupula dengan dua temannya.

"Ini kakak bantu dek." Seorang laki-laki muda mengambil satu bungkus popok dan diberikan pada Renjun.

"Wah terimakasih kak--" Renjun menggantung kalimatnya karena tidak tahu siapa nama kakak itu.

"Kak Eunwoo, nama kakak Eunwoo." Eunwoo tersenyum pada Renjun dan dibalas senyuman manis anak itu, jangan lupakan tatapan sinis dari dua anak laki-laki dibelakang Renjun.

"Makasih kak Eunwoo!" Renjun membungkukkan badannya.

"Sama-sama anak manis." Eunwoo mengusap rambut Renjun kemudian pergi menuju rak yang ia tuju.

'Andai aku lebih tinggi dari kakak tadi.'-Ljn dan Njm.

Setelah itu Renjun beserta dua J bergegas menuju kasir untuk membayar.

"Totalnya 30 ribu dek, kembali 20 mau sekalian beli permennya?" Kakak kasir memasukkan popok kedalam plastik.

"Nana Nono mau permen nda?"

"Permen karet!" Jaemin menjawab dengan semangat, sedangkan Jeno menatap ngeri sahabatnya takut yang lalu terulang lagi. Baca eps perkara permen karet.

"Nono juga?" Renjun menatap Jeno.

"Iya boleh."

"Sama permen karetnya tiga ya kak." Renjun mengacungkan ketiga jarinya.

"Iya, jadi totalnya 45 ribu ya dek kembalinya 5 ribu." Kakak kasir menyerahkan plastik berserta uang kembali kepada Renjun.

"Terimakasih."

.

.

.

"Mama gege pulang!" Renjun masuk ke dalam rumah.

"Ya Tuhan Injun kamu tadi darimana?" Winwin segera memeluk anaknya.

"Maaf tante kita tadi tersesat gara-gara Nana." Jaemin menunduk.

"Astaga." Winwin mengusap punggung Jaemin dan Jeno.

"Gapapa sayang asal kalian sampai dirumah dengan selamat." Winwin mengecup kepala ketiga anak itu.

"Mama tadi ada kakek baik dimakam yang kasih tau Injun jalan ke mini market, mama makam itu apa?" Winwin membolakan matanya, kakek? Makam?

"Ah itu-- gege mau liat Lele? Tadi Lele udah bisa tengkurap lho." Winwin mengalihkan perhatian anaknya.

"Wah mau!" Renjun bergegas berlari menuju kamar sang adik diikuti Jeno dan Jaemin, meninggalkan Winwin yang bertanya-tanya siapa kakek yang membantu anaknya?

Kira-kira kakek Sooman tadi siapa ya? ;)


Spesial request Reren_ngshshsh maaf kalau jelek :( bantu koreksi typo ya! Semoga kamu dan yang baca ini suka!^^

TK | NORENMIN [NOMIN SEME✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang