⛺Kemah-kemahan

4.3K 561 31
                                    

Hari Jumat di TK mimpi diadakan pelatihan berkemah tiap kelas, termasuk kelas Renjun dan kawan-kawan.

"Ihh biar aku yang pasang tenda!" Haechan menarik tenda mini dari sang kembaran.

"Apasi Echan kamu lelet banget tau!" Jaemin tidak mau mengalah pada sang kembaran.

Satu tenda mini terdiri dari dua anak, Jeno dengan Renjun dan tentu saja Jaemin tidak mau dan protes keras kepada sang guru. Tapi, karena memang sudah peraturan akhirnya Jaemin mengalah dan harus satu tenda dengan sang kembaran.

Haechan dan Jaemin masih terus berebut tenda, sedangkan Jeno dengan telaten memasang tendanya dibantu Renjun yang walau badannya mungil tetap ingin banyak membantu. Padahal sejak tadi Jeno sudah meminta Renjun untuk istirahat saja, hmm bucin.

Anak-anak yang lain sudah banyak yang selesai memasang. Kak Jeongin datang lagi membawa tikar dan bekal anak-anak.

"Astaga Haechan, Jaemin. Kalian kalau begitu terus tidak akan selesai dong, kalian harus memasangnya berdua tidak boleh berebut ya? Kalau sudah jadi nanti tinggal dipasang tikar dan kita makan dulu." Kak Jeongin mendatangi dua anak kembar itu.

"Kamu sih kita jadi kena marah!" Jaemin melempar tendanya.

"Ish, ya udah kita pasang berdua kalau gitu." Akhirnya walau dengan muka tertekuk dan sedang bermusuhan keduanya memasang tenda dengan cepat lalu setelahnya memasang tikar didalamnya.

"Anak-anak makan dulu ya, setelah makan nanti peralatan makannya dicuci diluar ya." Kak Jeongin membagikan satu persatu kotak bekal yang sudah diberi nama.

"Terimakasih Kak~" Renjun tersenyum setelah mendapat kotak bekalnya kemudian berjalan menuju tendanya bersama dengan Jeno.

"Injun, Nana ikut makan kalian dong." Jaemin datang dengan mulut yang mengerucut.

"Lho Echan kemana?" Renjun menyembulkan mukanya didepan pintu tenda, kemudian mempersilahkan temannya untuk masuk.

"Tadi dia lihat Mark Hyung diluar lagi cuci kotak bekal terus ikut ke kelasnya."

"Ya udah kalau gitu Nana di tenda Injun sama Nono aja."

Jeno sebenernya ingin mengusir Jaemin. Tapi, akhirnya dia mengalah juga setelah melihat ekspresi temannya itu yang seperti kucing jalanan minta dipungut.

"Wah kotak bekalnya Nono kiyowo sekali!" Renjun memuji kotak bekal Jeno yang bergambar anjing berwarna biru.

"Hehe punya Injun juga lucu warna kuning, gemas."

"Punya Nana juga kiyowo lho Njun, lihat pink!" Jaemin tidak mau kalah, dia mendekatkan kotak bekalnya pada kotak bekal Renjun agar sang sahabat melihatnya juga.

"Hihi iya punya Nana juga kiyowo!"

Setelah acara saling pamer kotak bekal, ketiganya makan dengan khidmat. Sesekali mereka akan bertukar lauk atau Jeno dan Jaemin yang berebut saling menyuapi Renjun.

Sementara Haechan, anak itu makan dikelas Mark yang anak-anak murid kelas Mark sudah selesai makan semua, hanya tersisa Haechan makan di tenda milik Mark dan Hyunjin.

Ngomong-ngomong Hyunjin, anak itu harus rela mengungsi karena diusir oleh Haechan. Anak mommy Ten ini memang sesuatu sekali.

.

.

.

"Ayo kita cuci dulu baru masuk tenda lagi." Renjun merangkak keluar dari tendanya diikuti Jeno dan Jaemin.

Ketiganya berjalan menuju keran didepan kelas yang sudah banyak kelas lain mencuci alat makan mereka.

Ada Guanlin dan anak gembul yang sedang mencuci juga.

"Hai Alin!" Sapa Renjun.

"Oh hai Injun, err Nono Nana juga." Sapa Guanlin ragu-ragu, walau dua bucin Renjun itu menatap dirinya dengan biasa. Tapi dirinya masih ragu untuk berbicara dengan Jeno dan Jaemin.

"Yang di samping kamu siapa namanya?" Tanya Renjun penasaran.

"Eh ini kenalin Park Jihoon, temen Alin yang baru dari kelas sebelah." Guanlin memperkenalkan anak manis disebelahnya.

"Halo Aku Jihoon, salam kenal." Anak itu membungkuk kepada Renjun, Jeno dan Jaemin.

"Halo Jihoon, aku Renjun panggil aja Injun dan dua temen Injun namanya Jeno, Jaemin." Renjun juga ikut membungkuk.

"Halo aku Nono suaminya Injun."

"Aku Nana, suaminya Injun juga."

Jihoon hanya mengangguk-angguk saja, lalu ia dan Guanlin berpamitan untuk masuk ke kelas masing-masing, meninggalkan Renjun berserta Jeno Jaemin yang masih harus mencuci alat makan mereka.

"Jihoon lucu ya, pipinya gendut." Puji Renjun.

"Masih lucuan Injun kok, pipinya juga gendut kaya bapao." Jaemin mencubit pelan pipi gembul Renjun.

"Iya masih lucuan Injun." Jeno mengangguk mengiyakan.

Renjun yang dipuji tersenyum lebar hingga gigi susunya terlihat.

Lantas ketiganya masuk ke kelas.

.

.

.

"Mau Makeu Hyung cuciin?" Tanya Mark saat melihat Haechan yang menguap setelah makan.

"Um ndapapa?" Tanyanya.

"Gapapa, Haechan tidur dulu aja di tenda Hyung, Hyung cuciin dulu." Mark mengusap rambut coklat Haechan.

Haechan mengangguk lalu merebahkan dirinya di tenda Mark dan memeluk boneka singa yang anak itu bawa.

Mark keluar kelas untuk mencuci tempat makan Haechan.

"Kamu sampai kapan disini Jin?" Tanya Bangchan teman yang tendanya Hyunjin datangi untuk mengungsi.

"Hehe sampai temennya Mark balik ke kelas lah, sebentar aja ya Chan, pweasee" Hyunjin beraegyo.

"Ihh geli, iya-iya." Bangchan menutup wajah Hyunjin.

Mark datang setelah selesai mencuci dan membuka tendanya, ia melihat Haechan yang sudah terlelap dengan lucu.

'Kiyowo~' batin Mark.

Lalu Mark ikut merebahkan dirinya disebelah Haechan dan ikut memejamkan mata hingga terlelap.

.

.

.

Renjun, Jeno, Jaemin pun sama ketiganya berdesak-desakan tidur di tenda yang seharusnya hanya muat tiga anak kecil itu. Renjun berada ditengah lalu Jeno dan Jaemin disisi kanan dan kiri memeluk badan mungil Renjun.

Jeongin yang kebetulan mengecek satu-persatu apakah murid-muridnya sudah tidur pun hanya bisa menggeleng dan tersenyum melihat ketiganya, lalu melihat tenda milik Haechan dan Jaemin yang kosong membuat ia hampir saja mengira Haechan hilang kalau saja salah satu muridnya tidak bilang bahwa Haechan mengungsi ke kelas Mark.

"Lalu apa gunanya aku?" - suara hati tenda Haechan, Jaemin.

.

.

.

TBC,

O/N

Adakah yang masih baca ff ini? Wkwkw

TK | NORENMIN [NOMIN SEME✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang