"Pstt mama." Yuta menggoyangkan tumbuh Winwin.
"Eumh?" Winwin mengerjapkan kedua matanya, menatap sang suami yang kini tersenyum padanya.
"Katanya mau buat kue." Yuta mengecup kening Winwin.
"Jam berapa sekarang?" Winwin mendudukan badannya, kemudian kedua matanya bergulir melihat jam di atas nakasnya.
"Jam setengah sebelas."
"Iya, temenin aku ke bawah."
.
.
.
"Habis ini kita bagunin In--"
ting tong
"Permisi om~ tante~!"
Winwin menatap suaminya dengan bingung.
"Siapa pa?"
"Papa ga tau ma, bentar papa cek dulu." Yuta berjalan menuju pintu rumah, kemudian membukanya.
"Hai!" Itu Jaemin, memakai stelan piyama dan disampingnya ada Jeno yang membawa kotak kado, jangan lupakan dibelakang mereka sudah banyak teman-teman main Renjun.
"Loh?"
"Hehe kita mau ngerayain ulang tahunnya Injun om!" Jaemin berseru senang.
"Ya udah ayo masuk, kebetulan tante tadi baru selesai buat kue."
"Loh banyak banget pasukkannya pa." Winwin terkekeh kecil.
"Halo tante." Jeno menyapa calon mama mertuanya uhuk!
"Halo Nono, yuk kita bangunin Injunnya dulu."
"Ayo!" Haechan yang baru terkumpul nyawanya, tiba-tiba menyahut.
Tok tok
Cklek!
"Injunie?" Winwin membuka pintu kamar anaknya, semua pasang mata disuguhi pemandangan yang membuat siapa saja langsung memekik gemas.
Renjun dengan piyama bagian perutnya tersingkap memperlihatkan perut bayinya, bibir yang sibuk menghisap pacifiernya.
"Imutnya." Jaemin meremat lengan Jeno, Jeno yang fokus kepada Renjun mengabaikan Jaemin disampingnya.
Winwin mendekati anaknya, mengusap pipi Renjun lalu membangunkannya.
"Eungh?" Renjun mengerjapkan matanya, menatap sang mama yang tengah tersenyum manis.
"Bangun dulu yuk."
Renjun melepas pacifiernya, ia masih belum menyadari ada banyaknya manusia dikamarnya.
"SELAMAT ULANG TAHUN INJUN!" Bukan hanya Renjun yang terkejut, papa Yuta yang tepat disamping teman-teman Renjun hampir saja menjatuhkan kue yang ia pegang.
"Eh?" Renjun menatap teman-temannya.
"Hihi selamat ulang tahun sayang." Winwin mengecup kening Renjun.
"Mama." Mata Renjun berkaca-kaca, lalu memeluk badan sang mama.
"Lho kok nangis anaknya papa, hm?" Yuta mendekati istri dan anak sulungnya.
Renjun menggeleng, lalu mengecup pipi Winwin dan Yuta.
"Injun berdoa dulu yuk, terus tiup lilin dan makan kue bareng temen-temen." Winwin mengusap rambut anaknya.
"IYA! Echan udah laper tau."
"Hihi." Renjun tertawa kecil, lalu menangkupkan kedua tangan mungilnya.
"Amin~" Renjun mendongak lalu meniup lilin yang telah dinyalakan papa Yuta.
"Fiuhh~"
"Yeayyy!"
"Selamat ulang tahun Injun." Jeno memeluk Renjun kemudian memberikan kadonya.
"Makasih Nono." Renjun tersenyum manis sembari membalas pelukan Jeno.
"Ehm!" Jaemin mendekati keduanya, Jeno dan Renjun melepaskan pelukan keduanya.
"Selamat ulang tahun Injun." Jaemin memberikan kadonya lalu memeluk si mungil.
"Makasih Nana." Renjun membalas pelukan Jaemin.
"Yuk kebawah kita makan kue buatan mama." Winwin keluar bersama Yuta terlebih dahulu.
"Injun pasti suka deh sama kado dari Echan, Echan milihnya sendiri lho." Haechan membanggakan dirinya.
"Wah nanti Injun buka, makasih Echan."
"Sama-sama, yuk kita kebawah Echan nda sabar mau makan kue buatan tante Winwin.
.
.
.
"Nah ini untuk Mark ya." Winwin memberikan potongan kue untuk Mark.
"Terimakasih tante."
"Am~ enaknya." Haechan melahap kuenya hingga tandas.
"Kalian sudah izin sama orang tua kalian mau kesini?"
"Sudah kok om, tapi kita nda bisa lama-lama karena besok harus sekolah." Jeno menjelaskan.
"Biar nanti om yang anter ya." Ucapan Yuta diangguki oleh teman-teman Renjun.
"Hoam." Renjun mengerjapkan kedua matanya.
"Injun ngantuk ya?" Nana tersenyum menatap wajah imut Renjun.
"Huum." Renjun menelungkupkan wajahnya pada meja makan, Jaemin mengusap rambut Renjun.
Winwin tersenyum gemas melihat interaksi keduanya, kemuian pandanganya teralih pada Jeno yang terus menatap Renjun dengan teduh.
"Yuk om anter pulang, ma tolong bawa Injun ke kamar ya."
"Iya." Winwin menggendong badan Renjun.
"Kami pulang dulu." Teman-teman Renjun membungkuk kan badannya.
"Hati-hati ya, Injunnya bobo dulu." Winwin tersenyum pada teman anak-anaknya.
.
.
.
Yuta mengantar satu persatu teman-teman Renjun, kini tinggal tersisa Mark dan Jeno.
"Dah sana masuk rumah terus langsung tidur ya." Yuta melambaikan tangannya.
"Iya om, om hati-hati ya." Mark menuntun adiknya untuk masuk ke rumah."
Cklek!
"Lho udah sampai." Jaehyun yang membukakan pintu rumah menatap dua anaknya dan Yuta.
"Masuk dulu kalian, Yut makasih ya udah mau nganter anak-anak."
"Iya ga masalah, kaget gue tiba-tiba anak se rt nongol semua depan pintu." Yuta tertawa.
"Jadi pengin cepet-cepet nikahin Jeno sama Renjun." Jaehyun tergelak membayangkan kedua anak itu dimasa depan.
"Inget juga Johnny sama anaknya Jae." Yuta menepuk pundak sang teman.
"Iya juga ya, dah sana lo pulang mau balik tidur gue sama Taeyong."
"Inget Jisung masih satu bulan Jae."
Yuta tak mendengar ocehan temannya lagi karena ia sudah bergegas pulang ke rumah.
.
.
.
Sekalinya up malah jelek gini ya ㅠㅠ
Selamat ulang tahun Renjun! Usia korea udah 22 tapi wajah masih kaya bayi :(
Btw, aku sempet curhat kan tentang crush ku diwall, aku memutuskan untuk ngejauhin dia xixi. Dia makin lama makin mengekang aku gitu, ortu ku juga engga setuju aku sama dia, lucu aja dia ga nerima aku yang suka kpop, dia yang selalu maksa aku harus selalu on dan ada buat dia hm :)
Bantu koreksi typo ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
TK | NORENMIN [NOMIN SEME✔]
Fanfiction"Injun kalau udah gede mau ga jadi istrinya Nono?" -Ljn 5 tahun "Heh! yang jadi suaminya Injun itu Nana ya!" -Njm 5 tahun "Huee tapikan Injun cowok harusnya suami!" -Hrj 5 tahun ©OctTa2Ron0310 2020