Hari Sabtu yang cerah. Tapi, tidak secerah hati para anak-anak TK ini, anak-anak yang sudah terlihat rapi terlihat saat ini tengah duduk di kursi ruang tamu milik om Lucas. Mereka sedang bersedih karena ditinggal orang tua mereka untuk datang ke reunian sekolah orang tua mereka.
Renjun diapit Jeno dan Jaemin seperti biasa, untuk Jeno dan Jaemin mereka tampak biasa alias santai saja ditinggal orang tua mereka, asal ada Renjun.
Renjun sendiri nampak menahan tangis sedari tadi, dari bangun tidur pagi dia tidak mau ditinggal oleh mamanya, sebenarnya Winwin juga enggan meninggalkan anak sulungnya ini. Tapi, karena reuni ini acara besar dan dia tidak bisa mengurus dua anak sekaligus, mau tidak mau ia harus menitipkan Renjun kepada Lucas.
Haechan, anak itu sebenarnya juga sedih. Tapi, sedari tadi Mark terus memberikan dia makanan untuk mengalihkan perhatiannya.
Mark si paling tua, karena Lucas sudah om-om anggap saja yang paling tua diantara anak-anak TK lainnya hanya dia. Sebagai anak yang paling tua, dia merasa harus bertanggung jawab agar adik beserta teman-temannya itu tidak bersedih.
"Nah, karena disini cuman ada om dan kalian. Hendery sama Xiaojun lagi pergi belanja sama Tante Uwu, jadi kalian harus nurut sama om ya." Lucas yang datang setelah menutup pintu pagar menatap anak-anak itu.
"Papa mama lama nda om?" Renjun bertanya seraya mendongakkan kepalanya.
"Paling nanti malam pulang, engga lama kok. Kita main kaya biasanya aja, gimana? Mau main tenda-tendaan?"
"Mau-mau!" Jaemin menyahut dengan semangat. Lalu tangannya menarik Renjun dan Jeno untuk turun dari sofa.
"Ayo Echan." Mark juga ikut turun mengajak Haechan.
"Om siapin tenda sama kolam karet ya, kalian bawa mainan kalian ke belakang."
Renjun beserta teman-temannya memang sudah dibekalkan mainan dari rumah agar tidak bosan, mainan Hendery dan Xiaojun tidak terlalu beragam, hanya robot, mobil-mobilan dan bola.
Kelimanya sudah berada di taman belakang. Menunggu om Lucas yang sedang mengambil tenda dari gudang.
"Nah. Mark, Jeno, Jaemin bisa bantu om pasang?" Lucas datang membawa tenda dan peralatan lainnya.
"Bisa om." Jawab Mark.
"Renjun, Haechan bantu gelar tikar ya." Lucas menyerahkan tikar untuk digelar dua anak itu.
"Siap." Haechan melakukan pose hormat kepada Lucas, seakan tengah menghormati komandannya.
Lucas dibantu ketiga anak kecil itu mulai membangun tenda, lalu memompa kolam karet untuk berenang nanti siang.
Renjun dengan tubuh kecilnya, ia agak kesusahan terlebih Haechan dengan tidak berperi keRenjunan menarik-narik tikar dengan hebohnya.
"Ih Echan! Pelan-pelan dong, Injun mau jatuh nih!"
"Eh? Hehe maaf habis Echan semangat banget mau main. Ok pelan-pelan ya."
"Pelan-pelan pak supir." Lucas tiba-tiba berujar seperti saat mendengar debat Renjun dan Haechan.
"Hahahaha pak supir hahahaha." Tebak siapa yang tertawa? Mark! Anak itu sampai memegangi perutnya lantaran tertawa terlalu heboh.
Jeno, Jaemin beserta Renjun dan Haechan hanya menatap Lucas dengan heran.
"Yah yang paham lawakan om cuman Mark sih ya haha." Lucas tertawa garing setelahnya.
.
.
.
"Nah selesai!" Lucas merebahkan badannya di atas rerumputan. Diikuti anak-anak yang lainnya.
"Capek~" Renjun tengkurap dengan bibir mungil mengerucut lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TK | NORENMIN [NOMIN SEME✔]
Fanfiction"Injun kalau udah gede mau ga jadi istrinya Nono?" -Ljn 5 tahun "Heh! yang jadi suaminya Injun itu Nana ya!" -Njm 5 tahun "Huee tapikan Injun cowok harusnya suami!" -Hrj 5 tahun ©OctTa2Ron0310 2020