Selang dua hari setelah kejadian ban motor om Johnny, bibir dan gigi Renjun sudah sembuh total. Ia dengan ceria berangkat sekolah sembari menggenggam beberapa permen karet untuk ia makan bersama teman-temannya.
"Hai Injun!" Haechan dengan senyum cerahnya secerah matahari menyapa Renjun sembari merangkulnya.
"Hai Echan!" Renjun ikut merangkul Haechan, duh gemes :(
Keduanya duduk di kursi mereka, Renjun kemudian memberikan satu bungkus permen karet untuk Haechan.
"Ini untuk Echan."
"Makasih Injunie."
Lalu datanglah Jeno, Jaemin dan di susul Mark.
"Injunieee." Suara Nana yang agak cempreng itu menyapa pendengaran Renjun.
"Nana!" Renjun tersenyum lalu memberi satu bungkus permen juga untuk Jaemin, Jeno dan Mark.
"Ini untuk Nana, Nono dan markeu hyung hihi."
"Makasih injun." Jeno mengecup pipi Renjun membuat pipi bulat Renjun bersemu merah. Jaemin yang tak terima ikutan mencium pipi sebelah Renjun.
Jeno yang melihatnya lantas merenggut kemudian bola matanya melihat tempat duduk di sebelah Renjun yang kosong, segera ia mendudukinya keburu Jaemin musuhnya yang duduk di samping Renjun.
"Ih Nono! Kamu curang ya!" Jaemin yang telah kehilangan kesempatan untuk duduk di samping kesayangannya itu mencebikan bibirnya.
"Ihh kok kalian marahan lagi! Lihat Echan sama Mark hyung dong akur." Haechan dan Mark yang tengah di bicarakan tak menoleh sama sekali, keduanya sedang asik mewarnai gambar dimeja mereka.
"Tapi Nono curang Injunnn." Jaemin merengek.
"Nda ya! Mana ada Nono curang!" Jeno tentu tidak mau disalahkan.
"Udah-udah ayo mam permennya keburu bu guru datang." Renjun membuka bungkus permennya kemudian memakannya dengan khidmat, di ikuti Jeno dan Jaemin.
Tiba-tiba entah kenapa Renjun yang sedari tadi makan dengan bibir yang menyenandungkan lagu balon ku ada lima itu tiba-tiba terdiam, membuat Jeno dan Jaemin bertanya-tanya.
"Injun? Injun ndapapa kan?" Jeno menatap Renjun khawatir.
"Nono." Renjun berucap lirih.
"Ya?" Jeno semakin menatap Renjun serius hingga membuat kedua matanya menyipit.
"Injun nda sengaja nelen permen karet." Mata Renjun berkaca-kaca membuat Jeno dan Jaemin panik.
"Ayo Nono kita bilang bu guru!."
"Jangannnn! Injun nda mau dioperasi huhu." Makin deraslah tangis Renjun.
"Cup-cup Injun, Nono sama Nana nda akan bilang ke bu guru kok asal Injun nda nangis." Jeno mengusap punggung sempit Renjun.
Tiba-tiba saja Nana yang tadi menghilang sebentar langsung memunculkan diri di depan Jeno dan Renjun, dengan rambut penuh permen karet :).
"Nana!" Jeno tentu kaget, hampir semua helai rambut Jaemin tertutupi permen berwarna pink itu.
"Hihi Nana kiyowo~" Renjun tertawa senang, ia lupa bahwa baru saja menangi karena menelan permen karet.
Nana tersenyum senang mengabaikan tatap syok Jeno di hadapannya.
Cklek
"Selamat pagi an- Nana?!" Bu guru yang akan menyapa murid-muridnya terkejut melihat Jaemin.
Semoga saja Jaemin nanti tidak botak ya :(
***
Engga tau nulis apaan aku :( ini kisah nyata lagi hehe, dulu kayanya aku umur 4 tahunan cuman punya uang seratus rupiah ya nah patungan sama mbak sama mas ku jadinya 300 rupiah buat jajan, cuman dapet satu permen karet yosan yang tipis itu terus dibagi 3 bagian kan, lagi enak-enaknya makan permen tiba2 aku ngga sengaja nelen permen karetnya :) untung kecil tapi aku sampe stres dulu mikirinnya takut di operasi hikd. Engga itu aja sih, mas ku tiba-tiba ngolesin permen karetnya di rambutnya terus pulang-pulang dia di gundulin :)
Nah itu yang tengah, masih inget banget dulu makan yang rasa melon, jadi kangen masa kecil :(
KAMU SEDANG MEMBACA
TK | NORENMIN [NOMIN SEME✔]
Fanfiction"Injun kalau udah gede mau ga jadi istrinya Nono?" -Ljn 5 tahun "Heh! yang jadi suaminya Injun itu Nana ya!" -Njm 5 tahun "Huee tapikan Injun cowok harusnya suami!" -Hrj 5 tahun ©OctTa2Ron0310 2020