20. Ada hubungan

27 7 1
                                    



🕉️🕉️🕉️

Juna duduk di sofa yang bisa di bilang sangat mahal, rasanya empuk dan ini adalah jam tidurnya juga. Rasanya ngantuk sekali duduk di kursi mahal. Apa Pancali sering rebahan disini?

Kalau Juna punya kursi seempuk ini pasti bakalan jadi kaum rebahan, seperti author yang nulis cerita ini sambil rebahan 🔫😭

Eits, Juna tak akan melakukannya karena ini rumah Pancali. Cowok itu memperhatikan sekitarnya, ruang tamunya sangat besar sekali, jadi Juna kepikiran kalau pagi-pagi bisa joging disini gak usah ke taman kota. Kalian tau tipinya, seperti bioskop menampilkan film terbaru.

Glek

Juna meneguk ludahnya kasar, lalu berbanding terbalik dengan ia sekarang. Beda jauh sama rumahnya, cepat-cepat ia menepis pikirannya itu. Tidak baik begitu kan ya, bahkan Juna lebih bersyukur punya tempat tinggal sendiri dan gak hutang sana sini cumak mau rumahnya gede begini.

Tapi ...... Juna sekarang di rumah pejabat, kalian melupakan hal itu. Setelah beberapa menit kemudian. Pancali turun dari tangga dengan anggunnya, yah bagaikan seorang putri. Pancali sangat cantik dengan gaunnya selutut dan rambut panjangnya  yang di kepang satu, di tambah senyum gadis manis itu dan pesonanya selalu mempunyai energi positif.

Biasanya orang akan terpukau dengan Pancali apalagi dengan penampilan seperti ini, berbeda dengan Juna yang  panik.

Panik? Tidak sempat ia berpikir kalau dia akan memakai gaun. Sekarang ingin menangis, bahkan sekarang ia memakai motor kesayangannya.

"Kak Juna,"

Tak ada jawaban dari Juna yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kak Juna gak apa-apa?" tanya Pancali pada cowok itu yang sekarang sadar dengan gadis itu ada di hadapannya.

Juna menganggukan kepalanya sambil tersenyum kaku. Gadis itu mengeluarkan handphone nya dari dalam tasnya sepertinya itu bermerek luar.

Juna masih panik, bagaimana kalau Pancali ngambek lagi dan dia malah di tinggal sendirian lagi.

"Eh kak Juna, kita pakek mobilku aja ya." Juna menerima kunci mobil itu dan berjalan mengikuti langkah kecil Pancali.

Tangan Juna bergetar melihat koleksi mobil mewah seperti garasi sultan Andara di tipi. Pancali masih menunggu, Juna yang sadar gadis itu tak boleh menunggu lama , segera ia menekan tombol di kunci mobil itu.

Pip pip
Pip pip

Calon mantu

Bukan bukan begitu, Pancali segera menghampiri mobil yang berwarna hitam paling depan. Dah lah, ia beruntung sepertinya hari ini dan menaiki mobil ini sangat berbeda dengan ayahnya karena mobilnya mirip dengan punya sultan Andara.

Oke mampus!

"Kenapa kak?" tanya Pancali pada cowok itu yang menggelengkan kepalanya dan tersenyum kaku lagi.

Eh Juna lupa ingatan cara menjalankan mobilnya, wah parah banget tuh. Ouh ya nyalakan mesinnya dan mobilnya hidup, ia harus injak gas. Bagus! Dia lupa gas yang yang mana kanan apa kiri ya? Author gak tau masalahnya.

................................

Sanis menata cat warna di kanvasnya, dan mendominasi warna-warna itu dengan hasil yang indah tak lupa ia menambahkan sebuah pohon besar, tapi ia tak tau arti dari lukisannya itu.

"Nis, seharusnya Lo sama Juna kan ya?"

"Iya Kris, harusnya Lo sama Ara aja sekarang." jawab Sanis pada cowok itu yang ikut melukis juga di kanvasnya.

SaniscaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang