28. Sabtu

20 4 0
                                    

🕉️🕉️🕉️

Sanis

P
P
P
P

Apaan ?

Santai dong
Besok hari apa?

Sabtu

Ouh yaya

Lu nge chat cuma tanya itu aja ?

Gak juga sih
Mau ngajakin Lo ketemu

Iya tadi Lo bilang gitu

Jam berapa?

Juna tampak berpikir terlebih dahulu untuk besok dan apa yang akan ia katakan karena ia tau kalau Sanis kecewa dia tak akan bisa di hubungi lagi.

Juna baru saja ingin mengetik  notif lain bertubi tubi datang dan membuat nya kaget karena tumben sekali ada yang spam selain teman teman gilanya itu.

Pancali
Kak Juna besok sibuk gak ?


Kalau nggak, ya aku mau ajak kakak jalan

Kalau sibuk yaudah gak apa-apa lain kali aja

Juna menghembuskan nafas gusar karena disisi lain juga ia mengajak Sanis juga pergi bersamanya, karena ada yang harus ia katakan pada Sanis dan berharap bisa membantunya.

Sayangnya Juna telah membaca pesan dari Pancali, ia menepuk dahinya dan kesal pada jarinya.

Akhirnya ia membalas pesan dari Pancali sedangkan Sanis ia juga menunggu balasan dari Juna yang tadi online.

Sanis meletakkan ponselnya di atas nakas dan menuju ke dapur untuk mengambil camilan karena ia merasa bosan dengan suasana rumahnya yang kurang ramai dan jika ia mengundang temannya mustahil ini sudah malam.

Kakaknya Raspati baru saja datang dengan basah kuyup, wajahnya terlihat berantakan. Sanis kaget dengan kedatangan kakak dan sahabatnya itu ke rumah dengan membawa kakaknya dalam keadaan seperti ini.

"Kak Iyan, kak Ras kenapa?" tanya Sanis pada Wayan yang menatap wajah Raspati dan menggelengkan kepalanya.

"Sanis tenang aja dia sedang sedih ada yang hilang dalam dirinya. eh bukan, dalam hatinya, mungkin kamu bisa minta penjelasan dari dia langsung okey," Sanis bingung maksud dari Wayan yang berlalu pamit pulang.

Ia heran dengan kakaknya ini tumben sekali melihat kakaknya bersedih hati.

"Kakak istirahat dulu ya," Raspati mengangguk sambil tersenyum, ia tau jika kakaknya belum saatnya untuk di tanya tanya  dan Raspati tau itu, Sanis tau keadaannya dan akan menjelaskannya nanti.

"Nis, nanti kakak bakalan kasik tau semuanya tanpa ada yang tertinggal satupun." Sanis menganggukan kepalanya mengerti.


.................

Hari Sabtu yang cerah ini, Juna berangkat ke sekolah bersama Sanis untuk  melihat pameran seni rupa di sekolahnya dan juga sanggarnya itu. Juna terlihat sendu sekarang, yang membuka lokernya itu dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dan memberikannya pada Sanis.

SaniscaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang