🕉️🕉️🕉️
"Ouh dinner, yaudah mauin aja." Jawab Sanis, namun hatinya tergetar hebat dengan mengatakan kalimat tadi. Juna merasa jika Sanis hanya bercanda mengatakan itu.
"Lo bercanda kan nyuruh gue dinner sama anak pejabat itu? Apa kata temen bapaknya?"
"Lah emang Lo kenal sama bapaknya?" tanya Sanis pada Juna yang menggelengkan kepalanya.
"Enggak , ya tapii ...."
"Emang lo punya masalah sama bapaknya? Yang ngajakin siapa kan anaknya bukan Lo."
Benar juga kata Sanis, Juna tak kenal bapaknya Pancali dan dia juga gak ngajakin anaknya dinner kan ya.
"Iya juga ya ...-"
"Gak usah ngeyel deh loo, kalau Lo suka sana ajah pergi." Usir Sanis yang kesal padanya. Juna dengan wajah bingungnya heran dengan sifat Sanis yang tiba-tiba berubah menjadi kesal padanya.
Juna terkekeh geli melihat tingkah Sanis padanya, sangat menarik untuk di sulut sekarang.
"Lo nyuruh gue pergi aja sama dia kan?" tanya Juna yang mendekat ke arah Sanis yang mencoret kanvasnya membelakangi cowok itu.
"Iya, pergi aja sana!" Juna yang tertawa mendengar jawaban dari Sanis.
"Pedes juga mulut Lo ya,"
"Sok tau Lo, ngatain mulut gue pedes nyicip aja enggak." Gumam Sanis yang tetap tak peduli dengan keberadaan Juna di belakang punggungnya itu.
"Ouh boleh juga ya, gue harus tau bibir Lo pedes apa enggak." jawab Juna yang menahannya dengan memeluk tubuh gadis itu dari belakang.
"Juna! Lo ngapain?" Sanis berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Juna. Tapi nihil gadis itu tak bisa melawan kekuatan cowok ini.
Cowok itu tersenyum smirk dan menempatkan dagunya di leher jenjang gadis itu, Sanis risih? Tentu saja, dengan insting lelakinya Juna melakukan sesuatu yang tak ia duga ternyata.
"Kenapa Lo ngusir gue, padahal yang lain belum datang?" tanya Juna lembut pada Sanis, gadis itu tak menjawab pertanyaan dari Juna.
"Gue gak apa-apa kok sendiri, Lo pergi aja sana dinner." Sekali lagi ia mengatakan itu padanya, hatinya lagi-lagi bergetar hebat dan terasa berat.
"Ngapain gue dinner sama Pancali ? kan kita sudah dinner," Juna berbisik di telinga gadis itu seakan membeku. Juna melepaskan pelukannya dari Sanis dan kembali ke tempat duduknya.
Tempat mereka saat ini adalah balkon Sanis yang dimana ada pemandangan indah, namun bedanya mereka ada di balik jendela kaca transparan itu. Sanis pergi keluar balkon dan duduk di salah satu bangkunya.
Dengan apa yang dilakukan Juna tadi, ia penasaran dengan aksi gilanya itu. Sanis masih biasa saja sebenarnya, tapi ia tau di baliknya gadis itu bimbang dengan hatinya . Mungkin bisa saja rasa percaya gadis itu padanya tiba-tiba menipis.
"Nis," panggil Juna yang merasa bersalah karena telah membuat gadis itu takut.
"Sorry, gue gak sengaja." ucap Juna pada Sanis yang membalikkan badannya, gadis itu menangis ?
"Gue takut sendirian." Gadis itu memeluk tubuh kekar cowok itu, yang membuat Juna terkejut. Juna tersenyum dalam diam, kenapa hatinya berbunga?
"Udahlah jangan nangis nanti kak Ras marah sama gue lagi," Sanis tertawa mendengar pernyataan dari Juna.
"Yaudah Jun, kita lanjut."
"Nis," Juna menarik tangan Sanis dan kembali duduk di dekatnya. Menggenggam tangan gadis itu dengan rasa yang disalurkan dari hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saniscara
Подростковая литератураI Ketut Arjuna Wiwaha, yang akrab disapa Arjun ini mengalami cinta terlarang yang sangat rumit untuknya. Namun seorang gadis datang membawa warna ke dalam hidupnya, dan memperbaiki dirinya yg terpuruk karena cinta terlarang. Apakah saniscara gadis y...