2. Cinta terlarang Juna dan Dinda

94 18 8
                                    

Warning mengandung bahasa kasar yang tak boleh di tiru!?




🕉️🕉️🕉️

Juna memperhatikan punggung pria ini dan ketika berbalik dan ternyata ia adalah kakaknya sendiri.

Juna memperhatikan punggung pria ini dan ketika berbalik dan ternyata ia adalah kakaknya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa? Datang-datang muka lu jelek Jun. sana cuci muka, biar glowing mukanya ya." ucap kakak tertuanya pada cowok itu yang hanya diam seribu bahasa tak percaya dengan apa yang ia temukan sekarang.

"Bli Yan ?" Juna bertanya-tanya dalam hatinya apa pria yang melukis tadi adalah kakaknya yaitu Bli Yan?

Kakaknya berlalu dari dapur begitu saja di ikuti oleh dua anjing kesayangannya sebut saja pengikut kakaknya.

Junapun pergi ke kamarnya dan besok harus bertanya kepada Wisnu perihal guru tersebut, apalagi Juna terkenal pastilah banyak orang yang tau tentang sanggar lukis, kecuali dirinya yang baru tau kalau kakaknya yang menjadi salah satu seniman di sana.

............

Ponsel Arjuna berdering dan membuatnya bangun dari tidur siangnya. Cowok itu yang meraba-raba tempat tidurnya dan menekan salah satu tombol, entah itu merah atau hijau karena Juna ngawur kalau bangun tidur.

"Halo, Jun ci dije ?"(kamu dimana?) tanya seorang cowok di sebrang sana yang entah siapa, Juna diam matanya masih terpejam menikmati mimpi indahnya itu.

"Ci? Dije?" (Kamu? Dimana?) tanya balik Juna yang entah apa yang ia pikirkan sekarang malah balik bertanya.

"Ii? CI DIJE ?" (Kamu dimana?) sang penelepon malah nge-gas, karena Juna baru nyadar kalau ia benar sedang memegang handphonenya itu dan bangun dari tempat tidur.

"Cang?" (Aku?) tanya lagi Juna yang masih mengumpulkan nyawanya untuk menghadapi kenyataan hari ini belum berakhir.

"Ci dije ?"( Kamu dimana?) tanya sekali lagi orang tersebut, Juna hanya tertawa mendengar pertanyaan dari temannya ternyata.

"Cang di Jumah."(aku di Rumah) jawabnya singkat sambil merebahkan dirinya ke kasur seakan ingin melanjutkan mimpi indahnya entah siapa yang ada di mimpinya.

..............

"Sabar Gung, kan Juna emang gitu." ucap Indra yang menepuk bahunya Gung san.

"Iya, kebiasaan emang dia mending kita kerumahnya ajah deh." ajak Gungsan pada Indra yang setuju. Tapi hujan menghalangi mereka untuk ke rumah Juna.

"Hujan Gung, mager."

Hujannya deras, dan mereka juga tak membawa jas hujan. Dan Gungsan mempunyai ide untuk menghentikan hujannya.

"Berhentiin hujannya!" ucap Gungsan pada Indra yang bingung pada temannya.

"Gue?" Gungsan menganggukan kepalanya setuju, dan Indra berpikir sejenak dan setuju untuk memberhentikan hujannya ini.

SaniscaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang