I Ketut Arjuna Wiwaha, yang akrab disapa Arjun ini mengalami cinta terlarang yang sangat rumit untuknya.
Namun seorang gadis datang membawa warna ke dalam hidupnya, dan memperbaiki dirinya yg terpuruk karena cinta terlarang.
Apakah saniscara gadis y...
Aku menatap gadis cantik ini, yang sedang menikmati es krimnya sambil mengoceh tentang dirinya dan teman-temannya.
Aku tidak yakin dengan hatiku ini dan juga sesuatu yang kami rahasiakan selama ini, membuat banyak masalah datang di hubunganku.
Ia tidak meminta lebih dariku, tapi aku yang memintanya untuk membangun hubungan ini. Tahun keduaku masuk SMA ini, dan sekarang kami mungkin pisah kelas.
"Kamu kelas apa?" tanyaku padanya yang menghentikan kegiatan suapan terakhirnya itu.
"Aku kelas 11 2 kayak dulu." jawabnya, aku hanya menganggukkan kepala. Ternyata kami pisah kelas. Aku merasa gadis itu menekuk wajahnya sedih.
"Kita pisah kelas Din, gak apa-apa kan?" tanyaku ia meletakkan sendok es krimnya.
Aku terkekeh kecil, melihat perubahan dari raut wajahnya itu dan menariknya dalam pelukanku ini. Aku tak ingin jauh dengannya, aku merasa hubungan yang kita jalin ini akan membuatku dan dia semakin jauh.
"Aku gak akan kemana-mana kok." bisikku, gadis itu tertawa kecil dan membalas pelukanku. Dia adalah cinta pertamaku dan membuatku percaya dengan adanya cinta.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Arjuna yang menarik semua gadis di sekolah dengan ketampanan dan juga bakatku. Jiwa seni yang ada dalam diriku ini diturunkan dari kakakku. Tapi aku sebenarnya kurang nyaman dengan itu, membuatku sedikit risih yang menindas temanku juga banyak, hanya untuk popularitas bersamaku saja.
"Jun, besok kita jalan yuk." ajak Dinda padaku yang melihat rona bahagia.
"Besok ya?" tanyaku dan membuka kalender di handphoneku ternyata hari jadi kita. Aku tersenyum pada gadisku yang selama ini sudah menemaniku.
"Aku jamin deh, kita pasti jalan bareng." jawabku dan gadis itu menganggukkan kepalanya setuju.
"Kalau enggak kita undur ajah ya, jangan maksain juga." Aku sengaja mengatakan itu, karena pasti ada yang melarangnya untuk pergi denganku.
Aku tidak tega, jika tidak mengikuti kemauan darinya namun ini keputusanku. Untuk menjaga hubunganku dengannya.
"Udahlah Dinda, nanti aku pikirin lagi ya." jelasku padanya yang setuju, kami berpisah di tangga karena beda kelas.
Di kelasku gadis cantik namun sayang hatinya berlumut itu, selalu mendekatiku dan aku sangat risih dengannya. Aku mengenal salah satu gadis lainnya di kelas itu yang menolongku darinya, namun kenyataannya ia masuk dalam masalahku.
Aku tidak diam aku berusaha untuk membela gadis ini dan sepertinya gadis hati lumut itu tak peduli. Tapi ia tak mengganggu temanku lagi, syukurlah.
Dia pandai sekali melukis seperti kakakku yang aku lihat di taman belakang sekolah ini yang lumayan luas sebenarnya.
Sebelum hubunganku kandas dengan Dinda aku akan menceritakan sedikit tentangnya, dia adalah anak dari orang berkasta dan keturunan orang suci tinggi. Nama panggilannya adalah Dayunda atau Dayu Dinda, aku memanggilnya dengan namanya karena ia yang memintanya dan biasa saja.