🕉️🕉️🕉️
Juna sampai di rumah dan membersihkan diri lalu ingin pergi tidur. Sebelumnya Bli Yan sudah menunggunya di kamarnya sambil rebahan.
"Gimana Jun?" tanya kakaknya pada Juna yang menatapnya dengan tajam.
"Gak gimana gimana sih ya. Juna sih pengen jauhin Dinda tapi Bli Yan, Juna kayak gak rela." ujar Juna pada kakaknya yang tersenyum padanya.
"Iya, Juna. Bli Yan tau tapi mau gimana kalian kan beda ya. Bli Yan oke aja kalau kamu sama Dinda tapi kalau udah ada peringatan dari orangtuanya apalagi dari ajiknya Dinda. Sarannya mesti mundur." ucap Bli Yan pada cowok itu, adik kecilnya kini sudah dewasa sudah punya cerita cinta sekarang.
Entah, Juna yang akan memutuskan sendiri dan tugas sang kakak hanya mendukung dan mengawasinya saja.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali ia olahraga terlebih dahulu walaupun di rumah lebih aman dari pada jauh jauh juga.
"Om Swastiastu," terdengar suara pria paruh baya yang datang, Juna menghentikan aktivitasnya dan menghampiri keluar gerbang.
Om Swastiastu adalah salam umat Hindu yang artinya bermakna mendoakan yang ditemui atau lawan bicara agar selalu diberikan kerahayuan, kebahagiaan selama hidupnya."Om Swastiastu," jawab Juna namun ia juga kaget ternyata ada ayah dari Dinda yang tiba-tiba datang kerumahnya.
"Ada apa jik?" tanya Juna pada ayah dari Dinda yang terlihat dari raut wajahnya marah.
"Arjun, Dayunda dimana ?" tanya pria itu dengan wajah tegangnya.
"Ampura nggih, tapi tiang tidak tau dayunda ada dimana." jawab Juna halus.
Ampura artinya maaf dalam bahasa Bali.
Tiang artinya saya dalam bahasa Bali.Karena Wayan yang mendengar suara ribut-ribut, ia datang dan menghampiri mereka berdua.
"Ampura, ini ada apa ya?" tanya Wayan pada pria paruh baya itu.
"Dayunda dari kemarin gak pulang pulang dan saya lihat bunga mawar dari Juna. Mungkin Juna bawa anak saya." jawab pria itu lagi dengan emosi yang melonjak.
"Juna?"
"Ampura jik, kemaren tiang memang ngajak dayunda keluar tapi Dayundanya gak mau ijin ke ajiknya dan dia minta langsung pergi, setelah itu tiang sudah mengantarkan Dayunda pulang." jelas Juna dengan tegas menyatakan bahwa ia kemarin memang bersama Dinda dan mengantarkannya langsung pulang ke rumahnya.
"Dayunda tidak pulang sampai hari ini, nak Arjuna, tiang harus gimana? Kemana dayunda? Apa salah ajik sampai dia ninggalin rumah." raut wajah sedih dari seorang ayah sangat di rasakan Juna.
"Mungkin bisa tiang bantu jik, mau tanya temen-temen dulu." Juna segera menelepon teman-temannya yang dekat dengan Dinda namun satupun mereka tidak mengetahui dimana Dinda.
Teman-teman Juna segera datang ke rumahnya juga untuk membantunya mencari Dinda.
"Gimana Jun, ada kabar gak ?" tanya Gungsan pada Juna, cowok itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Hm, lo inget gak Jun waktu kita lewat depan kantin sekolah?" tanya Sanis pada Juna yang menganggukkan kepalanya dan menoleh ke arah Sanis.
"Iya Nis, gue inget ada cowok yang ngajak dia pulang bareng kan ya?" tanya Juna padanya.
"Iya, gue juga lihat tapi, gak tau juga sih ya itu memang dia cowok itu." jawab Sanis pada Juna yang mengerti dengan ucapan Sanis. Raut wajah Arjuna berubah dan ia tau siapa cowok itu lalu ia harus segera bergegas menuju ke tempat yang ia ketahui.
"Gue tau dia dimana." Juna pergi dan mengambil kunci motornya.
"Gung, Indra, Wis, ayok ikut gue." ucap Juna pada temannya itu, mereka bersedia ikut dengan Juna.
![](https://img.wattpad.com/cover/219876313-288-k527030.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saniscara
Novela JuvenilI Ketut Arjuna Wiwaha, yang akrab disapa Arjun ini mengalami cinta terlarang yang sangat rumit untuknya. Namun seorang gadis datang membawa warna ke dalam hidupnya, dan memperbaiki dirinya yg terpuruk karena cinta terlarang. Apakah saniscara gadis y...