9. Pertemuan pertama

29 10 0
                                        


🕉️🕉️🕉️

"Eh iya Jun, jam segini kok gak ada yang datang ya." ujar Sanis yang meletakkan pensilnya itu, melirik jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya, bosan sekali menunggu mereka yang ngaret.

"Itu mereka ngaretnya minta ampun Nis, jadi ya maklum ajah." ucap Juna yang masih siaran langsung di Instagramnya. Sanis heran saja, kalau Arjuna seterkenal ini, bukan hanya di sekolahnya tapi juga sekolah lain juga, karena cowok ini sangat rajin mengikuti lomba-lomba yang di adakan di sekolah maupun sekolah lain, bahkan nasional.

"Pak Iyan mana ya?" tanya Sanis pada Juna yang menaikkan bahunya, pertanda ia tak tau.

"Dia kakak Lo, dan Lo gak tau?" tanya lagi Sanis dengan kesalnya juga ia memukul bahu temannya ini.

"Dia rapat di rumah sakit, nanti ajah kesini dan nanti katanya pacarnya yang kesini dulu ngabsen kita." jelas Juna pada Sanis yang menganggukan kepalanya mengerti. Lagi-lagi Juna tertawa melihat ekspresi Sanis jika sedang kesal menurut Juna itu lucu.

"Eh Jun. Inget gak waktu kita pertama kali ketemu?" tanya Sanis pada Juna yang menatapnya juga, terlintas jelas di ingatannya kembali begitu manis pertemuan mereka sejak itu, menurut Juna.

"Kenapa nih tiba-tiba tanya gitu, hm." Juna tertawa dengan pernyataan dari Sanis yang merenggut kesal, raut wajah Sanis sangatlah lucu bagi Juna.

" Juna tertawa dengan pernyataan dari Sanis yang merenggut kesal, raut wajah Sanis sangatlah lucu bagi Juna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waktu itu Lo nyebelin, dan gue gak nyangka bisa sekelas sama lo." ucapnya pada Juna yang menganggukkan kepalanya setuju.

"Iya, Lo sangatlah galak waktu itu. Dan lo lucu pas kesel gitu. " jelas Juna pada Sanis mulai malas dengan cowok ini. Sanis keluar dari kelas itu terlihat seorang gadis menatapnya tajam, gadis itu menelan salivanya kasar dan berbalik masuk ke dalam kelasnya. Sepertinya ia mengenal gadis itu.

"Udah yook, bosen mereka juga gak bisa di ajak bercanda. Bawaannya serius mulu." kesal Juna dan menarik tangan Sanis ke belakang ruangan itu ada sebuah taman yang khusus para pelukis untuk melukis di ruang terbuka.

"Eh pohon ini, gue kira udah di tebang."

"Enggak akan di tebang selama Bli Yan masih disini." jawab Juna pada Sanis.

"Ngomong-ngomong gue inget dulu sering duduk disini." terawang Sanis menatap langit biru cerah itu, tidak panas dan tidak dingin rasanya sejuk.

"Dan kita satu kelompok, dan duduk di bawah pohon mangga ini." jelas Juna lagi yang saling melemparkan tatapan.

..................

"Weh, Gek ternyata kita sekelas ya." ucap seorang cowok yang menghampiri Sanis, di bangku depan dan lebih parahnya lagi cowok nyebelin itu sebangku dengannya.

"Ngapain Lo duduk disini?" tanya Sanis dengan nada sinisnya. Juna hanya tertawa mendengar pertanyaan dari gadis itu, dan menunjuk nomer absen di ujung mejanya itu.

SaniscaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang