KRINGG..
Suara alarm jam berbunyi. Aku terbangun dari tidur lalu mematikan jam itu, kepalaku masih sedikit bingung. Aku bangkit dari tempat tidur lalu mencabut charger dari handphoneku di atas rak, semalaman baterai handphoneku kubiarkan mengisi. Hari ini adalah hari dimana aku pergi ke sekolah seperti biasa, aku merapihkan tempat tidurku lalu mengambil handuk dari gantungan yang menempel pada gantungan pintu kamarku dan menaruhnya di atas pundakku.
Aku tinggal di dalam satu rumah kecil yang hanya mempunyai satu tingkat, satu kamar, ruang tengah kecil yang hanya terdapat satu meja lesehan, dapur dan kamar mandi yang letaknya bersebelahan dengan dapur. Aku berjalan keluar kamar dan menuju kamar mandi, setelah aku selesai membersihkan diri dan berpakaian aku pun memasak satu telur dadar, setelah matang aku menempatkan makanannya di atas piring yang sudah ku beri nasi di atasnya lalu membawanya ke meja makan. Aku duduk di kursi dan menaruh piring di atas meja lalu aku pun memakan sarapanku, sarapan sederhana seperti ini sudah cukup bagiku demi menghemat.
Selesai makan aku terus bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, aku membekal 2 pasang roti dan sebotol air minum sebagai bekal makan untuk di sekolah. Tak lupa aku mengecek isi tasku untuk memastikan apakah semua yang harus kubawa ke sekolah sudah berada di dalam atau tidak.
Kemudian aku memakai sepasang sepatu yang biasa ku pakai untuk di sekolah, aku berjalan menuju keluar rumah. Aku mengunci rumahku dari luar, setelah itu barulah aku berangkat ke sekolah, ini adalah tahun terakhir sebelum mencapai kelulusan.
Aku pun tiba di sekolah, gerbang sekolah sudah terbuka lebar lalu aku memasuki halaman sekolah. Sekolah merupakan tempat dimana kau belajar banyak hal, mendapatkan wawasan, pengalaman serta mempelajari pelajaran-pelajaran yang umum semua orang ketahui. Di sini semua orang tampak menikmati masa-masa ini bersama teman-temannya, dahulu saat aku duduk di bangku SMP aku sering diberitahu bahwa saat masa-masa SMA merupakan masa-masa yang paling menyenangkan. Meskipun aku yakin tidak semua orang mendapatkan kesenangan yang disebut-sebut itu.
Aku berjalan menuju kelasku, kelasnya berada di lantai 2. Lantai 2 merupakan tingkat lantai yang paling atas di sekolahku.
Aku membuka pintu kelas, di dalam kelas sudah terdapat beberapa orang. Seperti biasa ketika aku tiba di dalam kelas ada yang sedang panik karena lupa mengerjakan pekerjaan rumah, ada yang membicarakan film yang kemarin tayang di televisi, ada yang sedang tidur, serta ada juga yang sedang bercanda gurau. Benar-benar suasana kehidupan sosial.
Kurasa ini memang masa masa yang menyenangkan, berteman dengan orang-orang ini, berbagi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan menghabiskan waktu bersama. Kami telah bersama selama lebih dari 2 tahun lamanya. Aku yakin suatu saat siapa pun akan merindukan suasana seperti ini jauh setelah selesai dengan masa-masa ini.
"Evan." Ketika aku baru saja duduk di bangku milikku, temanku Maki memanggilku sambil menghampiriku.
"Apa kau sudah mengerjakan tugas yang diberikan kemarin?" lanjutnya. Ini adalah pertanyaan yang paling sering siapa pun dapatkan ketika baru saja tiba di dalam kelas.
"Sudah, apa kau kesulitan dengan tugas itu?" dengan sengaja aku bertanya seperti itu padahal aku sudah mengetahui niatnya.
"Hehe, sebenarnya aku lupa mengerjakan tugas itu," ia mengatakannya sambil tertawa kecil "dan aku ingin melihat pekerjaan milikmu," lanjutnya.
Aku menghelakan napas, sudah kuduga. "Akan ku perlihatkan tapi ingat, ini untuk yang terakhir kali," kataku. Aku tidak ingin dia terbiasa menyalin pekerjaan orang.
"Ya baiklah baiklah akan aku ingat," ujarnya. Ekspresinya tampak tidak menjanjikan, dia orangnya memang seperti itu.
Bel masuk pun telah berbunyi, bel ini merupakan sebuah tanda bahwa seluruh siswa siswi diharapkan telah memasuki kelas dan menunggu Guru pengajar tiba. Setelah itu kami belajar seperti biasa, ada yang mendengarkan Guru yang sedang menjelaskan ada juga yang tidak. Hal seperti itu sudah biasa namun tidak bagus, tentu saja aku berada di pihak yang mendengarkan karena tidak ingin membuat masalah.
Ketika bel istirahat berbunyi, hampir seluruh teman sekelasku tampak seperti gembira. Begitu Guru kami keluar dari kelas, temanku ada yang langsung menuju kantin, sebagian langsung memakan bekal dari rumah, ada juga orang rajin yang melanjutkan mengerjakan soal. Pada saat itu aku tengah melihat keluar jendela memperhatikan orang-orang keluar dari kelas.
"Evan." kata temanku Lusi yang duduk di samping bangkuku.
"Ada apa?" kataku sambil menengok.
"Apa kamu bekal makanan dari rumah?"
"Aku membawa pasang buah roti dan sebotol air," sambil menunjukan bekalku.
"Kalau begitu kita makan bareng saja, aku juga membawa bekal nih," sambil mengeluarkan makanannya.
"Baiklah."
"Evan lihat, dia orangnya rajin sekali ya. Kenapa saat jam istirahat dia malah terus mengerjakan soal nya, itu bukan istirahat namanya." Di tengah-tengah saat kami makan dia bertanya sambil memakan makanannya
"Tidak apa, dia kan memang seperti itu.. semua orang bebas melakukan sesuatu dengan caranya masing masing, kau tidak perlu berkomentar," kataku sambil mengunyah roti.
"Kalau begitu kenapa kamu tidak sepertinya?" dia lanjut bertanya.
"Karena aku bukan dirinya," kataku santai dengan wajah setengah senyum.
Kita berdua terus mengobrol hingga bel masuk berbunyi dan ketika itu sudah terjadi semuanya pun kembali dari istirahatnya lalu duduk di bangkunya masing masing. Yah.. Walaupun ada yang seenaknya masuk terlambat untuk mendapatkan waktu istirahat lebih, sudah biasa.
Setelah sekolah selesai aku pergi ke tempat pencucian mobil untuk bekerja, aku berjalan sekitar 2 kilometer dari sekolahku menuju ke tempat pencucian. Di sanalah aku bekerja untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari hariku, mengingat orang tuaku sudah tiada maka dari itu aku harus hidup mandiri, hidup ini memang penuh perjuangan.
Begitu sudah sampai aku mendapat 15 menit tersisa sebelum bekerja, aku menggunakan waktu itu untuk beristirahat dan makan.
15 menit merupakan waktu yang cukup berharga selama kita menggunakannya dengan bijak. Walaupun aku masih muda, lelah tetaplah lelah karena aku juga manusia.
Lalu aku pun menyimpan tas dan mengganti pakaian dengan memakai pakaian yang selalu ku bawa di dalam tas untuk dipakai bekerja disini.
Hari ini cukup banyak pelanggan, itu membuatku membawa pulang uang hasil kerja lebih banyak ketimbang biasanya.
Setelah jam kerja selesai aku membersihkan tubuhku dari kotoran-kotoran, rasa lelah ini membuatku ingin cepat-cepat pulang ke rumah untuk bersantai.
Begitu aku selesai membersihkan kotoran yang menempel pada tubuhku, aku pun langsung bergegas untuk pulang. Akhirnya..
Di tengah perjalanan, kulihat langit sudah gelap. Aku membuka handphoneku waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Aku sudah terbiasa pulang sore menuju malam karena pekerjaan.
Ketika aku melihat ke arah handphoneku tiba-tiba cahaya dari arah langit muncul menerangi seluruh kota, sontak aku terkejut dan begitu kulihat ke arah langit semuanya sudah kembali gelap, kejadian itu cepat sekali.
Apa itu?
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jangan lupa tekan tombol vote dan juga share untuk support cerita ini ✨. Saya menghargai setiap masukan dari pembaca, jadi jangan sungkan untuk berkomentar. Beritahu saya part favorit kalian di kolom komentar ya. 🌹 Terima kasih 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Worldverse : Worlds Gate Opening
FantasySeorang remaja bernama Evan mendapatkan kekuatan yang berasal dari dunia lain. Dengan kekuatan itu, Evan harus melindungi Bumi dari ancaman dunia lain yang tak terhitung jumlahnya. Demi tujuannya, Evan berpetualang memasuki dunia lain untuk menghen...