Hari sudah gelap, kami sudah terbang lama sekali, udara terasa dingin di malam hari. Hingga akhirnya aku melihat beberapa kastil yang dikelilingi oleh tembok setinggi 3 meter di antara hutan.
"Kita hampir sampai," kata Aries.
Perjalanan hampir berakhir, kastil itu semakin dekat. Kemudian kami pun mendarat di depan jembatan, kastil itu dikelilingi oleh sungai yang mengalir dengan tenang, dan di pinggiran sungai terdapat pepohonan. Suasananya sangat tenang dan sepi.
Aku dan Aries menuruni Pegasus, kemudian hewan itu menghilang dengan silauan cahaya. Aries mulai berjalan pada jembatan yang terbuat dari kayu yang masih bagus dan terdapat sungai dengan air jernih mengalir di bawahnya, aku mengikuti Aries dari belakang.
Kulihat dari jembatan kastil itu tampak seperti kastil tipe kastil Jepang jika dilihat dari desain bangunannya, dengan ciri khas atap yang melengkung sehingga ujungnya nampak tajam. Di depan kami terdapat pintu gerbang masuk kastil setinggi 4 meter, kastil ini cukup besar untuk sebuah kediaman.
Sekarang kami sudah tepat berada di depan pintu gerbang dan gerbang itu terbuka dengan sendirinya, lalu terlihat ada beberapa bangunan yang lampunya menyala meskipun cahaya lampunya tidak begitu terang. Aku berpikir ini artinya ada orang di kastil ini, mengingat kastil ini cukup besar, aku melihat-lihat sekitar, beberapa bangunan menyatu dan ada satu yang terpisah.
Kemudian ketika aku sedang melihat-lihat aku menyadari ada seseorang sedang berdiri di atas sebuah tiang, tetapi hanya terlihat siluetnya karena cahaya bulan berada tepat di atasnya, lalu orang itu melompat ke arah kami dan mendarat di depan kami. Dia adalah seorang laki-laki berambut merah dengan sepasang armor di bagian dada dan kedua pundaknya.
"Aries, tampaknya kau membawa seorang tamu," tanya orang itu sambil melipatkan tangannya. Orang ini mengenal Aries.
"Tidak usah khawatir, dia hanya ingin bertemu dengan Tyeru."
"Tyeru? Untuk apa?" katanya sambil menyipitkan matanya.
"Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan." Aries berjalan melalui orang itu dan aku pun mengikutinya.
Kemudian orang itu tiba-tiba menyerangku dari belakang dengan sebuah pedang, tetapi Aries secepat kilat berada di belakangku dan menahan serangan orang itu dengan tamengnya, aku hampir tidak melihat Aries bergerak, saat aku berkedip tiba-tiba saja Aries ada di belakangku. Aku terkejut orang itu ingin menusukkan pedangnya padaku dari belakang, mataku tertuju pada orang berambut merah itu dengan mata terbuka lebar dari belakang Aries.
Mereka saling bertatap satu sama lain, Aries menatapnya dengan tatapan tajam.
"Hmph, kau cepat seperti biasa." Pedangnya kini menghilang dan mereka membetulkan posisi tubuhnya. "Tenanglah aku hanya mengujinya, biasanya jika dia orang jahat yang memiliki maksud tersembunyi maka dia akan berhati-hati ketika bertemu orang di wilayah musuh. Dengan kata lain, dia akan menangkis seranganku," katanya sambil setengah senyum.
Penjelasan orang itu cukup masuk akal, akan tetapi sebenarnya aku bahkan tidak akan siap menangkis serangan seperti itu, terlebih lagi aku tak memiliki senjata.
Kemudian perisai Aries menghilang lagi lalu dia membalikkan badannya dan berjalan kembali. Aku saling menatap satu sama lain dengan pria itu, ekspresinya masih setengah senyum, lalu aku berjalan mengikuti Aries lagi tanpa berkata apa pun.
Kami memasuki sebuah kastil yang terpisah itu dan letaknya berada di paling belakang bagian tengah. Di luar kastil terdapat beberapa lentera sebagai penerang, kulihat kastil yang ini ada lampu menyala di setiap ruangannya. Kastil ini sebagian besar berelemen kayu tapi juga cukup megah dan memiliki 5 tingkat serta koridor di luar kastil, ada pun kolam ikan di pinggirannya.
Di dalamnya, setiap ruangan mempunyai pintu geser yang terbuat dari kayu. Banyak ruangan yang tidak memiliki kursi atau interior lainnya, hanya ada pintu geser dan lantai yang sama seperti rumah tradisional Jepang. Ada juga ruangan yang di dalamnya ada meja berkaki pendek dan di setiap sisinya terdapat beberapa alas duduk busa yang dilapisi kain berada di atas lantai. Kurasa itu adalah ruang tamu, semua tersusun rapih di dalamnya.
Sejauh ini aku tidak melihat satu pun orang di dalamnya. Kami menaiki tangga menuju ke lantai paling atas, di sana aku melihat seorang laki-laki berambut hitam panjang yang di kuncir membelakangi kami sedang berdiri tegak di balkoni sambil menghadap ke luar. Angin berhembus laun membuat rambutnya mengikuti arah angin.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jangan lupa tekan tombol vote dan juga share untuk support cerita ini ✨. Saya menghargai setiap masukan dari pembaca, jadi jangan sungkan untuk berkomentar. Beritahu saya part favorit kalian di kolom komentar ya. 🌹 Terima kasih 🌹

KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Worldverse : Worlds Gate Opening
FantasySeorang remaja bernama Evan mendapatkan kekuatan yang berasal dari dunia lain. Dengan kekuatan itu, Evan harus melindungi Bumi dari ancaman dunia lain yang tak terhitung jumlahnya. Demi tujuannya, Evan berpetualang memasuki dunia lain untuk menghen...