#27 : HYANGARA - Melawan Reia

19 5 0
                                        

Malam ini adalah malam yang tenang dan sunyi, aku hanya mendengar suara jangkrik dan beberapa suara burung malam dari arah kejauhan. Setelah semuanya selesai makan malam dan sudah kembali ke tempatnya masing-masing aku dan Raskra masih berbincang-bincang di teras bangunan Siera.

Aku juga penasaran kenapa Raskra dan Reia kesulitan melawan orang berjubah tadi, hanya Tyeru yang bisa mengalahkannya. Aku tidak penasaran pada Tyeru kenapa hanya dia yang bisa mengalahkannya karena tak diragukan lagi dia memang orang yang sangat kuat berdasarkan dari cerita Reia dan setelah apa yang aku lihat Tyeru dapat lakukan.

"Raskra, kenapa kau dan Reia dapat dikalahkan seperti itu? Bahkan saat kau menyerangnya bersama dengan Reia kalian tidak dapat menyentuhnya, aku yakin kalian tidak selemah itu," kataku sambil menatap Raskra.

"Kau cukup observatif juga ya, alasannya adalah karena kami tidak benar-benar dapat menggunakan kekuatan kami di sini," jawab Raskra sambil menatap lurus ke arah depan.

"Kau dan Reia tidak dapat menggunakan kekuatan di sini? Kenapa?" tanyaku penasaran.

"Ini adalah perintah langsung dari Tyeru," ujarnya.

"Kenapa dia memerintahkan untuk tidak menggunakan kekuatan kalian? Bagaimana jika terjadi hal seperti tadi lagi, kalau musuhnya kuat seperti orang tadi apakah kalian hanya akan menunggu untuk dikalahkan?"

"Kau masih belum mengetahui apa pun di sini, kami melakukannya demi menjaga kerahasiaan tempat ini, karena jika kami menggunakan kekuatan yang besar kemungkinan musuh dapat mendeteksinya sehingga tempat ini dapat diketahui keberadaannya," jelas Raskra. "Maka dari itu saat pertama kali kau membawa seseorang ke sini aku terkejut dan pada akhirnya aku harus menerimanya di sini karena dia telah mengetahui tempat ini, kemudian aku berniat menguncinya di sini agar menjaga keberadaan kediaman ini," lanjutnya sambil menatapku.

"Begitu ya.. kau tak perlu khawatir soal Julia, dia itu hidup sendirian di sebuah hutan jadi dia tak memiliki siapa pun untuk memberitahukan tempat ini," ujarku.

"Ya.. beritahu padanya untuk merahasiakan tempat ini," kata Raskra sambil menengok ke depan lagi.

"Baiklah,"

Setelah berbincang-bincang dengan Raskra, aku pun kembali ke bangunanku untuk beristirahat dan tidur.

* * * * *

Keesokan harinya di siang hari aku berlatih bertarung jarak dekat lagi bersama Raskra, sejauh ini aku sudah dapat dengan baik menggunakan pedang petirku.

"Kurasa kau sudah dapat melakukan pertarungan jarak dekat dengan cukup baik," kata Raskra.

"Begitukah?"

"Benar," jawabnya.

Kemudian Reia datang dari arah kastilku lalu menghampiri kami.

"Sepertinya latihannya terlihat menyenangkan, bagaimana kalau aku menggatikanmu untuk kali ini?" ucapnya pada Raskra.

"Kau ingin bertarung dengan Evan? Baiklah. Evan, bagaimana menurutmu?" tanya Raskra.

"Aku tidak keberatan," jawabku.

"Baiklah, mari kita mulai." Reia memunculkan pedangnya.

"Mungkin kau akan kalah," ujar Raskra.

"Ya, dia memang akan kukalahkan," ucap Reia.

"Tidak, kau," kata Raskra pada Reia.

"Apa? Aku? Tidak mungkin aku kalah darinya," kata Reia dengan percaya diri.

"Baiklah, mulai!" seru Raskra.

Aku dan Reia bergerak menghampiri satu sama lain kemudian saling mengayunkan pedang, caranya bertarung cukup hebat, bisa kukatakan level bertarungnya sehebat Raskra.

Into the Worldverse : Worlds Gate OpeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang