"Kau terlalu sering mengekspos keberadaan tempat ini dengan kekuatanmu, aku sarankan kau melatih kekuatanmu di luar tempat ini dan jika kau ingin.. kembalilah ke sini apabila kau telah benar-benar menguasai kekuatanmu,"
Itulah yang Tyeru sampaikan padaku saat memerintahkanku untuk keluar dari kediaman, aku mengerti maksud Tyeru yang menyuruhku keluar dari kediaman Duri Malam, ia ingin tempat ini tetap tersembunyi, entah apa alasannya.
Dia menyuruhku untuk melatih kekuatanku, akan tetapi ini akan sulit jika tanpa bantuan. Aku tidak bisa meminta Raskra untuk melatihku di luar tempat ini karena aku tahu dia yang bertugas menjaga kediaman ini, yang terus membuatku penasaran adalah kenapa Tyeru ingin tempat ini dirahasiakan keberadaannya.
Setelah bingung dan tak tahu harus melakukan apa, aku memutuskan untuk menemui Tyeru sekali lagi untuk meminta sesuatu.
Aku berjalan ke arah bangunan dimana Tyeru selalu berada, kemudian aku memasuki bangunan, menaiki tangga dan menemui Tyeru.
Kulihat Tyeru sedang duduk di atas karpet halus dengan kaki melipat ke dalam sambil meminum teh dengan mata tertutup, meski begitu ia tetap menyadari kedatanganku.
"Apa yang kau inginkan," ucap Tyeru sambil memegang cangkir teh.
Aku berjalan menghampirinya lalu duduk dengan cara yang sama tepat di seberang meja. "Aku memiliki permintaan," kataku sambil menatapnya.
Tyeru membuka matanya, menatap mataku dengan tenang.
"Aku ingin kau memberiku perintah.. apa pun itu, aku tidak peduli entah itu sebuah misi atau pekerjaan ataupun sebuah saran," kataku serius sambil meletakkan tanganku di atas kedua pahaku.Tyeru sedikit menunduk sambil menutup kedua matanya, ia mengerti apa yang kuinginkan.
"Pergilah ke suatu tempat, ketahuilah Worldverse, itu akan berguna bagimu.""Maksudmu aku harus berkelana?" tanyaku.
Tyeru diam tak menjawab.
"Baiklah." Aku membungkuk padanya lalu berdiri melangkah meninggalkan ruangan.
Aku pun berjalan meninggalkan bangunan, kemudian aku menuju ke arah bangunan Siera untuk menemui Julia. Ketika aku tiba aku langsung membuka pintu lalu memasuki bangunan, kulihat Siera sedang menyembuhkan Raskra dan Reia, Julia menyadari kedatanganku.
"Evan," ucap Julia.
Kemudian semua orang melirikku. "Bagaimana keadaanmu, Raskra?" tanyaku sambil menatapnya.
"Ini bukan masalah," kata Raskra sambil melambaikan tangannya.
"Syukurlah, bagaimana denganmu?" Aku menatap Reia.
"Tentu saja ini bukan apa-apa, setidaknya kuasailah dirimu. Lihat apa yang sudah kau perbuat!" jawabnya menyolot.Julia dan Siera terlihat canggung setelah Reia berbicara seperti itu.
"Maaf," kataku pada Reia.
Kemudian aku menatap Julia. "Julia, aku ingin kau tinggal di sini selama aku pergi."
Semua orang menatapku penasaran. "Apa maksudmu pergi?" tanya Julia, dahinya mengerut.
"Ini perintah langsung dari Tyeru, dia ingin aku mengenal Worldverse lebih jauh," jawabku. "Jadi aku akan pergi berkelana," lanjutku.
"Itu bagus, setidaknya kita tidak perlu repot karena keberadaannya di sini," Reia masuk di tengah-tengah pembicaraan.
"Diamlah, Reia," ucap Raskra.
"Aku akan ikut denganmu," kata Julia sambil melangkah ke arahku.
Raskra dan Reia menatap Julia. "Tidak perlu, kau lebih baik tinggal di sini bersama Siera dan yang lainnya," kataku sambil memegang pundak Julia.
"Tidak, Evan. Aku takkan membiarkanmu sendirian, aku tahu persis seperti apa rasanya hidup dengan tanpa ada satu pun orang berada di sampingku," Julia bersikeras.
Reia tiba-tiba berbicara di tengah pembicaraan lagi. "Ya, sebaiknya kau ikut dengan si pembuat masalah itu."
"Bisakah kau diam, Reia?" ucap Raskra pada Reia.
Reia memalingkan muka menghindari kontak mata dengan semua orang, Raskra menggeleng-gelengkan kepalanya.
Aku menghargai keinginan Julia, aku pun menerima keinginannya untuk ikut bersamaku. Tak lama kemudian aku berjalan keluar bangunan bersama Julia, lalu berjalan menuju ke arah pintu gerbang keluar masuk.
"Ini mungkin akan melelahkan, Julia," ucapku sambil menatapnya, ia berjalan di belakangku."Kau tidak perlu mencemaskanku, kau berfokuslah pada apa yang ingin kau lakukan setelah keluar dari sini, aku akan menemanimu."
Julia tampaknya sudah merasa dekat denganku, sekarang dia tak menunjukkan sifat gugupnya sedikit pun. Apa yang dikatakan Julia benar, aku harus menentukan tujuanku.
Kemudian aku berpikir untuk pergi mencari hutan Yeras, dimana portal dunia yang terbuka secara permanen berada. Aku ingin mencari tahu tentang dunia lainnya, dan kuharap dalam perjalanan ke sana aku mendapatkan informasi lebih jauh tentang Hyangara.
Aku pun berkata pada Julia bahwa aku akan pergi mencari hutan Yeras, aku pun bertanya padanya apakah dia mengetahui sesuatu tentang hutan itu. Ia hanya berkata tidak mengetahuinya tapi meski begitu ia bersedia membantu dan menemaniku.
Kami berjalan tanpa arah, berharap mendapatkan suatu petunjuk. Langit sudah berwarna oranye, mulai terdengar suara serangga-serangga malam. Sepanjang perjalanan yang kulihat hanyalah pepohonan dan bebatuan, sampai pada akhirnya langit pun sudah semakin gelap.
Kami terus melanjutkan perjalanan dengan keadaan gelap, sampai pada akhirnya kami melihat sebuah desa tepat dari arah depan tak jauh dari lokasi kami. Kemudian kami pun berjalan menghampirinya.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jangan lupa tekan tombol vote dan juga share untuk support cerita ini ✨. Saya menghargai setiap masukan dari pembaca, jadi jangan sungkan untuk berkomentar. Beritahu saya part favorit kalian di kolom komentar ya. 🌹 Terima kasih 🌹

KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Worldverse : Worlds Gate Opening
FantasySeorang remaja bernama Evan mendapatkan kekuatan yang berasal dari dunia lain. Dengan kekuatan itu, Evan harus melindungi Bumi dari ancaman dunia lain yang tak terhitung jumlahnya. Demi tujuannya, Evan berpetualang memasuki dunia lain untuk menghen...