#19 : HYANGARA - Latihan

23 5 0
                                        

Kegelapan di malam hari diterangi oleh cahaya bulan di atas langit yang cerah, tak ada awan yang menghalangi langit sehingga cahaya-cahaya bintang dan bulan dapat di lihat dengan jelas. Sekali lagi, pemandangan indah ini tak asing dengan pemandangan yang kulihat di Bumi.

Aku keluar dari kamar mandi setelah berendam dengan air hangat dan membersihkan tubuhku, setelah makan malam tadi aku langsung kembali ke kamarku. Biasanya ketika di dalam kamar aku membuka handphone dan memainkan sosial media tetapi handphoneku tidak kubawa saat aku kemari, siapa yang menyangka aku tidak dapat kembali dari dunia baru ini.

Saat ini aku hanya berbaring di kasur dengan kedua telapak tanganku berada di belakang kepalaku sambil menatap atap kamar.

Aku tak tahu apa yang ingin kulakukan di dunia ini, aku tak memiliki pekerjaan atau kegiatan apa pun selain berlatih mengendalikan kekuatanku bersama dengan Raskra.

Tujuan hidup yang sudah kumiliki ketika di dunia asalku kini sudah tidak dapat kucapai, sekarang keadaannya sudah berbeda dan aku harus menemukan tujuan yang baru.

Hampir seluruh keinginanku di dunia asalku sudah hilang, sudah tidak mungkin dapat kupenuhi. Sekarang aku hanyalah orang dengan tanpa cita-cita.

Mendapatkan tempat untuk tinggal saja sudah sangat beruntung, aku tak dapat membayangkan akan seperti apa jadinya jika aku tidak memiliki tempat tinggal dan berkelana di dunia asing.

Dan tiba-tiba aku terpikirkan tentang ancaman dunia lain terhadap dunia lainnya seperti yang diucapkan oleh Aries, jika memang ada orang-orang yang melakukan pengambil alihan dunia maka kejadian itu masih terjadi sampai sekarang. Mengingat Aries juga berkata sampai saat ini sudah banyak dunia yang telah diambil-alih.

Lalu aku bertanya-tanya kenapa Hyangara tampak damai-damai saja, kecuali kejadian yang terjadi di desa kecil saat aku menuju kemari. Atau mungkin aku belum lama hidup di dunia ini.

Benar, aku tidak dapat mengasumsikan bahwa dunia ini aman dari ancaman dunia lain, apalagi aku belum sempat kemana-mana selain di kediaman ini. Aku belum mengetahui apa pun, itu akan menjadi alasanku untuk melatih menguasai kekuatanku, sebagai bentuk untuk berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu. Aku perlahan menutup mataku lalu tertidur.

Di siang hari aku berlatih lagi bersama Raskra, kami saling beradu serangan jarak jauh seperti kemarin. Kebanyakan serangan milikku selalu saja kalah dengan serangannya dan aku selalu berakhir dengan menghindari serangan miliknya.

Ketika kami beradu serangan, ada seseorang yang datang dari arah langit dan ternyata itu adalah Reia yang turun dengan Pegasus yang ditungganginya.

"Ada apa ini, Raskra?" Reia turun dari Pegasusnya yang kemudian menghilang.

"Kami sedang berlatih," jawab Raskra sambil membenarkan posisi badannya.

"Berlatih?"

"Aku sedang membantu dia untuk mengendalikan kekuatannya,"

"Dimana Aries?" matanya menuju ke arahku.

"Ah, dia sudah meninggalkan tempat ini untuk melanjutkan penyelidikannya," jawabku.

"Oh, begitu."

"Bagaimana keadaan di sana?" tanya Raskra pada Reia.

"Sekarang sudah baik-baik saja," jawabnya. "Ngomong-ngomong apa yang terjadi kemarin lusa? Kenapa kau bergerak cepat sekali?" Dia bertanya padaku sambil menaikkan satu alisnya.

"Itu karenaku, aku tidak sengaja mengaktifkan kekuatanku secara tidak sadar," ujarku.

"Apa kau sudah bertemu dengan tuan Tyeru?" tanya-nya.

Into the Worldverse : Worlds Gate OpeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang