#34 : HYANGARA - Serang!

6 3 0
                                    

Aku dan 5 orang lainnya berada dalam jangkauan panah mereka, beberapa penjaga lainnya mulai bergabung, kini kami semakin kalah jumlah.

Pasukan penjaga yang memegang tombak dan tameng melangkah maju perlahan ke arah kami. Tampaknya, Rex menunggu momen untuk bergerak, dia tetap memimpin pergerakan kami, aku dan 4 orang lainnya menunggu sinyal dari Rex.

Ketika para penjaga dengan tombak dan tameng sudah berada dalam jarak yang tepat, Rex memberikan sinyal pada salah satu orang untuk menyerang secara tiba-tiba.

"Kai, sekarang," ucap Rex pelan.

"Ya," jawab orang bernama Kai.

Kai kemudian melontarkan serangannya ke arah penjaga dengan tombak dan tameng yang sedang mendekat, 4 dari 10 penjaga terkena serangan milik Kai.

"Tembak!" suruh penjaga dengan panah.

Seluruh pemanah menembakkan anak panahnya dari busur mereka secara serentak. Kemudian Rex memberi sinyal selanjutnya pada si tubuh besar.

"Dojo!" panggil Rex.

"Aku mengerti!" si tubuh besar melangkah maju dan mengeluarkan tameng bundar besarnya.

Dojo mengeluarkan tembok pertahanannya di arah depan kami sehingga memblokir anak panah para penjaga yang terus di tembakkan kepada kami, aku dapat melihat melalui tembok transparan milik Dojo, para penjaga tak henti menembakkan anak panahnya.

"Semuanya, ikuti aku!" seru Dojo.

Dojo berlari ke depan sambil terus menggunakan tembok penghalang sebagai perlindungan, kami berlari mengikutinya dari belakang.

Tombak diluncurkan, anak panah ditembakkan, mereka tidak bisa menembus pertahanan milik si tubuh besar, Dojo.

Kemudian Dojo mendobrak barisan para penjaga, Kai melontarkan serangannya kepada para penjaga yang menggunakan panah. Satu persatu, para penjaga tumbang, bidikan Kai serta penggunaan kekuatannya sangat akurat.

Para penjaga terus berdatangan mencoba menghancurkan tembok pelindung Dojo secara langsung, namun tidak ada yang berhasil, mereka yang berusaha menghancurkan tembok pelindung Dojo berakhir terlemparkan.

Sampai akhirnya terlihat dua orang berpakaian armor persis seperti orang yang kuhadapi di desa kemarin malam muncul melompat menghadang Dojo yang terus berlari mendobrak para penjaga.

Dua orang itu dapat menahan dorongan Dojo kemudian menghancurkan tembok pertahanannya, Dojo terpental ke arah belakangku.

Penjaga lain bergabung mengepung kami, jumlah mereka tak ada habisnya.

"Evan, kini giliran kita untuk beraksi, keluarkan kemampuanmu," ujar Rex.

Aku mengeluarkan Lightning Blade, bersiap untuk menyerang. Dojo sudah bangkit kembali kemudian bergabung untuk posisi melingkar saling membelakangi.

Rex dan yang lainnya pun mempersiapkan senjatanya, kemudian kami bertarung menghadapi para penjaga.

Kemampuan orang-orang Rex terbilang sangat terampil dan berpengalaman, mereka bergerak ke sana ke mari menumbangkan para penjaga. Aku pun tak kalah dengan mereka, aku dapat menjatuhkan para penjaga sendirian.

Kedua orang yang mengenakan pakaian serta armor yang familiar bagiku mulai bergerak, mereka langsung dapat melukai dua orang dari kami. Merekalah yang menjadi masalah untuk misi ini.

Kai menyerang orang itu tetapi serangannya dapat dengan mudah dipatahkan, seperti bukan apa-apa. Kai terlihat tertekan saat melihatnya, kemudian orang itu menyerang Kai secara langsung dan membuat Kai kewalahan.

Dojo datang membantu Kai, Dojo membuat orang itu terpental. Namun, itu tidak cukup, orang itu datang kembali menyerang keduanya.

Rex menghadapi orang yang satunya sedangkan aku dan yang lain melawan para penjaga, Rex tampak seimbang dengan orang itu. Tidak lama kemudian Rex mengungguli orang itu, dia lebih kuat seperti yang diharapkan dari seorang ketua.

Senjata milik Rex adalah sebuah sarung tangan dengan material besi, dia menyalurkan kekuatannya pada sarung tangan itu. Gaya bertarungnya adalah hand-to-hand, sedangkan lawan yang ia hadapi menggunakan pedang. Tentu saja dengan sarung tangan besinya, itu bukan masalah.

Kai dan Dojo semakin kewalahan menghadapi orang yang satunya, ketika aku telah selesai dengan para penjaga aku pun datang membantunya.

Aku dan orang itu saling menahan pedang satu sama lain. "Kau adalah buronan yang melarikan diri dari desa Jegara kemarin malam.. apa aku benar?" ucap orang itu kepadaku sambil mendorongkan pedangnya pada pedangku.

Aku terkejut orang ini mengetahuinya. "Dari ekspresimu, tampaknya aku tidak salah," lanjut orang itu.

Itu adalah pertama kalinya aku mendengar nama desa yang aku kunjungi kemarin malam.

Kemudian orang itu mengalahkan tenagaku dan membuatku melangkah mundur, aku membetulkan posisi badanku dan kembali memasang posisi bersiap.

Aku merasa orang itu lebih kuat dari dua orang yang kuhadapi di desa Jegara, aku harus berhati-hati dan tidak boleh lengah sedikit pun atau aku akan terluka.

"Evan! kau baik-baik saja?" ucap Dojo yang sedikit terluka karena orang ini.

"Aku tidak apa-apa, kau dan Kai bantulah yang lainnya." Aku berniat menghadapi orang ini seorang diri.

Kemudian Dojo dan Kai pergi membantu yang lainnya meninggalkan aku berdua dengan orang ini, mata dia tajam menatapku. Aku tidak takut, aku akan mengalahkannya.

"Menyerahlah, kau pasti tidak tahu sedang berurusan dengan siapa," ujar orang itu.

Suara pertempuran masih berlanjut, Rex dan yang lainnya sedang bertarung. Benturan pedang, ledakan, dan teriakan terus terdengar.


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Jangan lupa tekan tombol vote dan juga share untuk support cerita ini ✨. Saya menghargai setiap masukan dari pembaca, jadi jangan sungkan untuk berkomentar. Beritahu saya part favorit kalian di kolom komentar ya. 🌹 Terima kasih 🌹

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Into the Worldverse : Worlds Gate OpeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang